Chereads / 1121681 / Chapter 5 - 1-135 E

Chapter 5 - 1-135 E

Alpha berjalan keluar dari ruang UKS menuju tengah lapangan untuk menuntaskan tugasnya, para siswa yang masih berada di luar kelas menyemangatinya dengan bertepuk tangan dan bersorak ria.

"Semangat kawan! We love you."

"Tuntaskan tugas, demi cita-cita mulia."

"Pantang pulang, sebelum tumbang."

Ia menyelsaikan tugas tersebut seorang diri, setelah itu ia masuk kedalam kelas dan duduk di bangkunya.

Teman-temannya menghampiri dan mulai berbicara.

"Jiwa nasionalis lu tinggi banget Al, hormat sama bendera satu jam setengah gak turun-turun itu tangan, hahaha."

"Akting lu keren banget asli, lu gak malu apa tadi?" tanya David.

"Gua kira tadi yang teriak itu siapa, taunya elu," ucap Harley.

Sambil tertawa Alpha berkata, "Kalau gua lebih kasian ke Radin, bukan karena dia pingsan tapi karena dia bakalan malu kalau tahu hal ini, hahaha."

Saat sedang asik mengobrol, guru yang mengajar di jam pelajaran keduapun masuk kedalam kelas dan mulai mengajar.

Mereka kembali menuju bangku masing-masing dan mengikuti pelajaran tersebut dengan khidmat sampai bel tanda jam istirahat berbunyi.

Alpha membeli beberapa makanan di kantin dan membawanya menuju ruang UKS.

Ia mendapati Radin yang masih terbaring dikasur di temani dua Siswi anggota PMR yang sedang berjaga.

Salah satu dari mereka adalah musuh bebuyutannya, namanya Lia, kulitnya putih, wajahnya cantik, tingginya sebahu, senyumnya manis, rambutnya hitam, dan sifatnya bisa membuat jatuh hati.

Tapi kalau dia udah mengomel, seperti tertimpa petir di siang bolong, semua imej baik tentang Lia seolah runtuh.

Alpha yang baru menginjakkan kaki di depan pintu ruang UKS langsung terkejut.

Duh bangsat, ada si Lia dimari, gua males banget kalau harus dengar ocehannya. Ucap Alpha dalam hatinya.

"Hai." Sapa Alpha dengan senyum ramah diwajahnya.

"Gak usah hai-hai segala kamu, kamu mau ngapain kesini?" tanya Lia dengan ketusnya.

Alpha menjawab pertanyaannya dengan kesal, "Baru juga gua datang, udah digalakin, memang Mak Lampir lu."

"Jangan memulai pertikaian yah, lagi gak mood berantem."

Alpha menatap ke arah Radin dengan tatapan iri sambil berkata dalam hatinya. Enak banget si bangsat, gua hormat sampai selesai, dia malah molor dimari sambil ditemani cewek cakep pula.

"Gua datang kesini membawa pesan perdamaian dari Pablo Picaso, gak usah marah gitu atuh bebeb," ucap Alpha sambil memegang dadanya dan memberikan gestur tangan peace.

Lia menyindirnya dengan tatapan sinis seraya berkata, "Gak usah panggil bab-beb-bab-beb, chat aku aja gak di bales."

"Tapi kan gua bales, dua bulan kemudian," ungkap Alpha.

"Udah ah males, ayo Siti kita ke kantin," ajak Lia kepada temannya. "Kamu jagain dia dulu tuh, aku mau makan dulu sebentar," perintah Lia kepada Alpha.

"Understood Mam!" ucap Alpha mengiyakan perintah Lia.

Lia berjalan seraya menyenggol pundak Alpha dan melewatinya.

"Rese banget lu, gua gigit juga lama-lama kudanil." Gumam Alpha dengan pelan.

"Ngomong apa kamu barusan?!" tanya Lia membalikan badannya dengan marah.

"I-iitu, lu cakep, imut, menggemaskan, kayak hamster," jawab Alpha gugup.

Lia berjalan menjauh dari ruang UKS meninggalkan Alpha dan Radin yang pura-pura tidur.

Alpha duduk disebelah Radin dan memukul lengannya. "Gua tau lu cuman pura-pura tidur, gak usah akting lu brengsek!" ucap Alpha kesal.

"Hehehe, gua males dengar ocehan Lia, makanya gua pura-pura tidur aja," ungkap Radin. "Palingan juga dia bakal curhat soal lu, lu kenapa kagak demen sama dia?"

"Udah gak usah dibahas, agak mendingan lu?" tanya Alpha.

"Lumayan, kayaknya gua masuk angin deh ini, gua ijin balik ah abis ini."

Alpha mengancamnya sambil tersenyum jahat. "Nah iya, lu ijin balik aja udah, biar gua yang bilang sama Lia."

"Sehat nih gua, kayaknya lari keliling lapangan juga bisa," tutur Radin sambil terduduk dan merentangkan tangannya.

"Lu sore ikut? Kalau gak kuat jangan dipaksa," tanya Alpha.

"Ikut lah, masa kagak."

"Yaudah gua mau molor dulu, lu kunci gih pintunya, Lia juga kayaknya gak bakalan balik lagi soalnya ini hari kamis," perintah Alpha pada Radin sambil berbaring di ranjang yang berada di belakangnya.

Radin berdiri dan mengunci pintu ruang UKS dan mereka berdua tertidur hingga bel pulang sekolah.

Narto bersama yang lain menunggu kedatangan Alpha di warung Mpok Jaenab, mereka sudah sedari tadi menunggunya namun masih tetap tidak kunjung datang.

Satu jam kemudian Alpha datang ditemani Radin dengan wajah yang baru bangun tidur.

"Lu bertiga doang? Yang kemarin kena siapa aja?" tanya Alpha.

"Iya kita bertiga doang yang kena kemarin," jawab Narto.

"Yaudah ayo langsung berangkat aja." Ajak Alpha.

Mereka berlima mengendarai sepeda motor menuju tempat tongkrongan para siswa dari sekolah lain yang memalak teman Alpha, mereka berkendara dari satu tempat ke tempat lain karena siswa yang mereka cari tidak berada disana dan mereka berkendara sekitar setengah jam hingga akhirnya menemukan salah satu dari siswa yang memalak mereka.

Alpha segera menghentikan laju sepeda motornya dan menghampiri gerombolan siswa tersebut.

Salah satu dari siswa tersebut ada yang mengenalinya.

"Al, ada apa kesini?" tanya Kimonk penasaran.

"Lu sini dulu Monk," jawab Alpha sambil menariknya ke sudut.

"Kemarin teman gua ada yang kena palak sama siswa sekolah lu, bukan masalah duitnya tapi teman gua dipukul segala," tutur Alpha menceritakan maksud kedatangannya.

"Gila, berani juga mereka, siapa? yang mana?" tanya Kimonk.

"Yang mana To? Coba lu kasih tunjuk orangnya," suruh Alpha pada Narto.

Narto menunjuk salah satu siswa yang sedang berjongkok seraya berkata, "Itu yang jongkok di pojok urutan ke empat dari kiri, yang rambutnya diwarnain kayak anak ayam depan SD."

"Lu sini Gam!" Perintah Kimonk kepada siswa yang di tunjuk tadi.

Siswa yang ditunjuk tadi menghampiri mereka berenam yang sedang berdiri di sudut.

"Ada apa monk?" tanya Agam kebingungan.

Kimonk bertanya balik kepadanya, "Lu kemarin malakin anak sekolah sebelah?"

"Iya, memang kenapa?"

"Itu yang lu palak kemarin masih teman gua, balikin gih duitnya," ucap Kimonk.

"Udah habis Monk sama anak-anak kemarin dipakai ngopi," tutur Agam.

Alpha memberikan kode kepada Radin dengan menggangukkan kepala.

Radin yang mengerti kode dari Alpha, langsung berbisik kepada Narto, "Lu entar cabut aja, biar gua berdua aja."

Narto mengiyakan ucapan Radin dengan mengangguk.

"Kemarin lu pukul mereka?" tanya Alpha pada Agam.

"Iya, terus kenapa?!" Tantang Agam melotot kepadanya.

Kimonk menarik kerah baju Agam dan membawanya menuju teman-temannya.

"Lu jangan sok jagoan anjing, minta maaf aja udah!" tegas Kimonk.

"Lah ngapa, lu kok gitu Monk gak berpihak ke gua?" tanya Agam.

"Emang itu siapa, teman lu?" tanya siswa lain.

"Udah minta maaf aja, iya teman gua itu," jawab Kimonk.

"Lagian yang memukul bukan cuman gua doang kok," tukas Agam.

Siswa lain menghasut Agam dengan berkata, "Ributin aja udah."

"JANGAN!" bentak Kimonk. "Lu pukul dia, lu semua gua pukulin!" tegas Kimonk dengan geram.

"Iya Monk," ucap Agam.

Agam pun meninta maaf pada Alpha dan temannya, tapi instingnya mengakan bahwa hal ini tidak bakalan berakhir sampai disini saja.

Setelah kejadian tadi merekapun beranjak pergi dan pulang ke rumah masing-masing.