Chereads / 1121681 / Chapter 11 - 18-45 D

Chapter 11 - 18-45 D

"Kepala siapa yang kayak batu, mau diadu kepala kamu sama batu di halaman depan, hah?!" tanya Putri dengan wajah cemberut.

"Aa-anu itu Mbak, kepala setan yang di film tadi, bebel banget soalnya itu setan, mesti di rukiyah, hehehe," jawab Alpha tertawa canggung.

Alpha membalikkan badannya dan berjalan keluar dari kamar dan Putri langsung bertanya padanya.

"Mau kemana kamu?" tanya Putri.

"Mau tidur Mbak."

"Tidur dimana, teras?" tanya Putri kembali dengan wajah kebingungan.

Dengan polosnya Alpha menjawab, "Di sofa ruang tengah, Mbak."

"Tidur disini aja, gak apa-apa kok," ucap Putri sambil menepuk ranjang.

"Gak ah, makasih," tolak Alpha dengan mantapnya.

Mendengar jawaban dari Alpha, Putri langsung berlari menuju pintu kamar dan menguncinya sambil mencabut kuncinya.

Putri kembali keatas kasur dan berkata kepadanya, "Tidur disini aja!"

Alpha yang mendengar perkataan itu tak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakannya, ia naik keatas ranjang dan membaringkan dirinya sambil meletakkan bantal ditengah ranjang sebagai pembatas antara mereka berdua.

Putri tersenyum gemas melihat tingkah Alpha yang seperti itu.

Alpha mencoba memejamkan matanya sambil membelakangi Putri sampai akhirnya mereka berdua tertidur.

Esoknya Putri terbangun di pagi hari dan mendapati Alpha tertidur pulas di sampingnya sambil memeluknya dari belakang.

Putri menatap wajah Alpha dan mengelus wajahnya lalu menyingkap selimut yang menutupinya dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok giginya.

Ini gak apa-apa kan? Semua bakal baik-baik aja kan? Gak mungkinkan hal buruk bakal terjadi? Ucap Putri dalam hatinya sambil menatap dirinya sendiri di cermin.

Putri membalikkan badannya dan berjalan menuju dapur.

Saat di dapur Putri kebingungan dengan apa yang akan dimasaknya, dan tanpa sadar berjalan menuju lemari es sambil bergumam.

"Masak apa yah, pagi-pagi kayak gini bikin batagor masuk akal gak sih?" gumam Putri seraya membuka lemari es.

Ia mengambil tiga buah telur, tiga buah bawang, seikat seledri, dan beberapa tomat serta wortel.

Kemudian menyalakan kompor dengan api kecil lalu menaruh wajan diatasnya sembari menumpahkan minyak goreng diatas wajan.

Putri mengiris bawang putih dan wortel dengan sangat hati-hati, lalu memasukkan telur kedalam wajan dan menambahkan sedikit garam lalu mengaduknya.

Bawang dan wortel yang sudah diiris pun dimasukkan kedalam wajan bersamaan dengan telur dan nasi.

Tak lupa pula menambahkan beberapa bumbu siap saji yang bisa didapatkan dari warung.

Setelah beberapa menit mengaduk masakannya, dia mengangkat dan menaruhnya diatas piring.

Lalu mengiris tomat menjadi tujuh bagian dan menaruhnya di piring.

Kemudian kembali berjalan menuju kamar dimana Alpha masih tertidur.

Sementara itu Alpha terbangun di pagi hari dan menatap sekitarnya lalu menyadari bahwa ia tertidur di kamar Putri.

Alpha menatap langit-langit kamar sambil berkata dalam hatinya. Ah bangsat, bisa-bisanya gua ketiduran.

Saat Alpha melamun, tiba-tiba saja Putri datang.

"Udah bangun? Ayo makan dulu," ajak Putri sambil tersenyum ceria.

"Ah, iya Mbak …."

Alpha beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berjalan menuju meja makan.

Mereka hanya duduk dan diam.

Alpha masih memikirkan hal tadi dan dengan penuh kecemasan dia berbicara pada Putri.

"Mbak, maaf yah," ucap Alpha sambil menundukkan kepala.

"Maaf kenapa?" tanya Putri yang kebingungan.

"I-iitu Mbak, gimana yah bilangnya … Pokoknya itu," jawab Alpha yang tidak tahu bagaimana cara memberitahukannya.

"Oh, gak usah dipikirn Al."

Pasti masalah uang yang kemarin itu, baik banget yah dia. Ucap Putri dalam hati.

"I-iiya Mbak," sahut Alpha dengan gugup.

Mereka menyantap nasi goreng itu tanpa berbicara sepatah kata pun.

Selesai sarapan, Alpha langsung pamit pulang kepada Putri yang sedang mencuci piring di dapur.

Alpha berteriak dari teras, "Mbak, saya pamit pulang dulu." karena Putri sedang berada di belakang.

"Mau langsung pulang? Gak ngopi dulu? Yaudah kalau gitu hati-hati dijalan dan jangan lupa berdoa."

"Iya Mbak, terimakasih."

Alpha bergegas menuju sepeda motornya dan langsung memacunya sekencang mungkin menjauh dari rumah Putri.

Namun ditengah jalan dia merasa ada sesuatu yang terlupakan, tapi ia tidak tahu apa itu.

"Kayak ada yang kelupaan, tapi apa yah? Bentar, apa yah? Gua lupa minta nomor handphonenya, sialan!" umpat Alpha.

Ia tidak mementingkan tentang pakaiannya, tapi lebih mementingkan nomor telepon milik Putri.

Alpha tetap melanjutkan perjalan sampai tiba di tempat tinggalnya.

Sementara itu, Putri yang sudah selesai mencuci piring berjalan menuju halaman depan untuk menyapu.

Ketika sedang menyapu dia merasa ada sesuatu yang terlupakan, namun ia tidak mengetahui apa yang dilupakannya.

"Yur, Sayur!" teriak penjual sayur dari kejauhan.

Putri yang mendengar suara penjual sayur langsung membuka gerbang dan memanggilnya.

"Bang, sayur!" teriak Putri dari depan gerbang.

Penjual sayur itu mengayuh sepedanya mendekati Putri yang sedang berdiri di depan rumahnya sambil melambaikan tangan kearah kamera.

"Eh Neng Puput, mau beli apa neng?" tanya Penjual sayur.

Putri menjawabnya dengan ramah, "Abang, ada zea mays sama phaseolus vulgaris gak?"

"Itu teh naon? Baru dengar neng," tanya Penjual sayur yang kebingungan.

"Itu tuh jagung sama kacang merah Abang, hahaha," tukas Putri sambil tertawa.

"Oh ada, ngomong dong Neng, kan gatau saya."

Setelah memilih beberapa sayuran dan ikan, Putri membayarnya dan kembali masuk kedalam rumah untuk membersihkan halaman.

Selesai membersihkan halaman, ia berjalan menuju kamar mandi dan menemukan pakaian Alpha yang tertinggal.

"Cuci dulu aja kali yah? Baru nanti dianterin," Putri bergumam sendiri. "Eh tapi kan aku gak tahu alamat rumahnya, nomor handphonenya aja gak punya."

"Cuci dulu aja deh, gampang nanti cariin aja di kampusnya, pasti banyak yang kenal sama dia," ucap Putri kembali yang sedang berbicara dengan bayangannya.

Putri mencuci pakaian milik Alpha dan menjemurnya di halaman belakang, ia kembali masuk kedalam rumah dan melihat ke arah jam dinding.

"Ih telat berangkat kerja!" teriak Putri histeris.

Putri berlari menuju kamar mandi, setelah beres mandi ia memakai makeup dan pakaian dengan tergesa-gesa.

Ia berjalan menuju perempatan depan komplek rumahnya dan memanggil ojek untuk mengantarnya menuju tempat kerja.