Putri hanya diam. Entahlah dia mau berbicara apa. Tapi tumben sekali dia mau jalan berdampingan dengannya ketika itu... Biasanya kan, sama Melissa?
Bahkan Putri bisa melihat Melissa di depan sana terus melihat ke arah belakang, ke arah mereka berdua. Seperti mencari keberadaan yang selalu menempel disampingnya.
"Tapi jujur deh gue lumayan salut sama yang lu lakuin tadi." ucap Panji tersenyum. Putri merasa aneh dengan hadirnya senyuman itu.
"Dia ngomong apa sih? Juga, senyam-senyum gitu kayak mau ngutang." batin Putri.
"Gue ngerasa yang lo lakuin tadi tuh keren aja." ucap Panji. Putri langsung tersedak dan batuk-batuk saat mendengarnya.
"Sumpah deh, nih orang mau ngutang berapa juta sih sama gue?" batin Putri.
"Gue jujur pengen jadi orang yang jujur sama berani kayak lo, tapi kayaknya susah banget. Lo juga punya pendirian yang teguh, apa yang lo pikir itu salah lo katakan salah. Beda banget sama gue." ucap Panji.
Putri membatin. "Si Panci kenapa jadi alay begini sih? Dan kenapa dia jadi curhat begini sama gue? Emang maksud dia, gue berani dari mananya?! Gue masih penakut kok. Coba aja ada setan lewat didepan mata gue sekarang, langsung ngibrit gue." batin Putri.
"Lo kenapa diem aja, Put? Masih sakit giginya?" tanya Panji nyengir.
Sayangnya Putri masih tetap diam saja saat itu. Mereka saling terdiam beberapa lama.
"Putri..."
Putri tersentak. "Lo manggil gue barusan?" tanyanya penasaran.
"Manggil? Enggak." ucap Panji heran. Putri mulai merasa ketakutan, sudah dua kali ia dipanggil seperti itu tapi tidak ada siapapun disekitarnya.
Bulu kuduknya pun ikut merinding saat itu. Apakah mungkin yang memanggil barusan... Hantu?!
Putri menggidik, tapi coba menenangkan dirinya. Ia coba hiraukan hal itu dan tetap fokus dengan jalanan didepannya. Tiba-tiba saja kabut mulai menghalangi pandangan mereka.
Rombongan orang-orang didepan sana mendadak seperti hilang. Putri mulai panik. Akan tetapi lebih panik lagi saat dirinya melihat Panji langsung berubah menjadi seorang wanita cantik dengan konde melati dikepalanya, berbaju hijau serta bawahan selendang batik.
Putri langsung terjatuh ke tanah, kaget bukan main.
Padahal itu adalah Panji. Akan tetapi di mata Putri itu bukan Panji melainkan wanita cantik itu. Matanya seperti... Berhalusinasi!
Panji merasa heran dengan respon Putri barusan, yang bahkan seperti terlihat melihat hantu.
"PERGI! PERGI KAMU!" pekik Putri. Panji coba mendekatinya akan tetapi Putri terus meronta dan menghindarinya, bahkan sampai melemparinya dengan batu.
"Put sadar, ini gue!" ucap Panji.
Putri berkali-kali coba menjauhinya, menyeret kakinya yang hampir tidak bisa digerakkan. Namun kali ini ia coba untuk melawan rasa takutnya, bangkit dan pergi meninggalkan Panji sesegera mungkin.
Panji memekik. "PUTRI!"
Putri terus berlari menggendong tasnya, membelah semak belukar dan hutan itu. Secepat mungkin. Menjauh dari Panji maupun rombongan tadi. Putri merasa sangat ketakutan.
"Tadi itu apa? Itu setan penunggu hutan ini bukan sih? Ya Allah selamatkanlah hamba. Hamba enggak mau ketemu hantu itu lagi. Hamba takut." ucap Putri dalam hati, sembari itu ia terus berdoa didalam hatinya.
Ia merasa ingin pulang. Tapi kenapa sepanjang dirinya terus berlari, ia tidak menemukan jalan keluar dari sana?!
Padahal Putri merasa dirinya sudah lari sangat jauh, kenapa tidak sampai-sampai ke Surya Kencana?!
Putri mulai panik, ia coba teriak berkali-kali ditengah hutan yang gelap dan menyeramkan itu.
"Tolong! Plis tolong! Tolong! Tolongin gue!"
Berkali-kali Putri terus meneriaki perkataan yang sama, seraya terus lari lalu menangis. "Tolong!"
Hingga akhirnya... Ia mendengar suara tawa perempuan.
Putri merasa sangat merinding. Ia berlari sekencang mungkin hingga dirinya tergelincir dan jatuh terguling ke jurang. Banyak luka ia terima dan menggores beberapa anggota tubuh maupun wajahnya.
Ia tidak sadarkan diri di bawah sana.
Putri membuka kedua matanya dan tersentak ketika melihat dirinya berada di sebuah padang rumput dalam keadaan siang hari berkabut, disana menjulang sebuah bangunan kuno mirip istana kerajaan yang sangat indah dan megah.
Putri seakan tersihir untuk maju ke depan dan masuk ke dalam kerajaan itu. Akan tetapi seorang pemuda memanggilnya dibelakang. "Putri."
Putri menoleh, memutar tubuhnya ke belakang. Menampak seorang pria tampan berbaju serba putih tersenyum menghadapnya. Dia!
Dia hantu pria yang tadi tertangkap di kameranya!
"N-ngapain kamu disini?!" tandas Putri.
"Kalau kamu ingin selamat, jangan pergi kesana." ucap pemuda itu.
"M-memang itu apa?" tanya Putri cemas.
"Itu kerajaan jin, sekali kamu pergi kesana, kamu tidak akan bisa kembali lagi ke duniamu." ucap pemuda itu lagi, yang tak pelak langsung membuat Putri merasa ngeri ketika mendengarnya.
"K--kerajaan jin?" batin Putri takut.
"Kalau kamu mau selamat, tolong ikuti saya." ucap pemuda itu langsung berjalan memandunya didepan.
Putri mau tak mau pun terpaksa mempercayai perkataannya, ia mengikutinya berjalan ke depan.
"Hei, kita mau kemana?" tanya Putri tampak melihat sekelilingnya yang terus diselubungi kabut.
"Kita dalam perjalanan menuju duniamu kembali." ucap pemuda itu.
"Tapi lo siapa? Kenapa lo nolongin gue?" tanya Putri penasaran.
"Kamu tidak akan percaya kalau saya mengatakan jati diri saya. Intinya saya penunggu gunung ini."
"Tuh kan bener, lo hantu ya?" tanya Putri.
"Entahlah. Sebagian orang menyangka saya seperti itu." ucapnya.
Mereka coba melewati padang rumput itu, tapi kok rasanya tidak habis-habis ya padang rumputnya? Perasaan surya kencana tidak seluas ini deh sebelumnya?!
Tiba-tiba muncul sebuah portal cahaya di hadapan mereka, pria itu segera memegang tangan Putri, menggandengnya seraya membawanya pergi memasuki portal cahaya itu.
Akan tetapi tiba-tiba saja ada energi merah yang menarik baju Putri dari dunia itu dan membuat Putri kembali lagi keluar dari portal dan masuk ke dunia itu semula.
Pemuda tadi tersentak, saat Putri ditarik kembali ke dunia jin barusan. Ia merasa kesal saat portal itu sudah menutup kembali, ini pasti ulah dia!
Di dunia jin, tepat di tengah alun-alun surya kencana kembali.
Putri merasa pasrah. Siapa sebenarnya yang dengan sengaja membuatnya terjebak di dunia itu?! Dan kemana perginya pemuda tadi?!
Putri merasa kesal.
"Ini sebenarnya ulah siapa sih sumpah?! GUE PENGEN PULANG!" pekik Putri seraya mendongak ke atas. Ia merasa sangat kesal dan pasrah ketika itu.
Tiba-tiba ada suara perempuan tertawa menggema sepenjuru pandangannya. Suara tawa itu... Apakah suara kuntilanak?!
Putri langsung bertambah kejer menangisnya.
"HUWAAA! EMAK! BAPAK! PUTRI MAU PULANG! PUTRI ADA DIMANA SIH YA ALLOH! PUTRI GAK MAU JADI JIN TOMANG!" rengek Putri.
Tiba-tiba ada suara ramai tapak kuda. Putri menoleh ke sekitar, ternyata ia melihat di ujung depan sana muncul barisan prajurit berpakaian kuno rombongan membawa kuda.
Putri mulai merasa cemas, bahkan rombongan itu kini kian mendekat ke arahnya. Putri merasa sangat ketakutan.
"I-itu, apa mungkin... Tentara jin?! HUWA GIMANA INI! GUE BAKAL DITANGKEP COBA, TERUS DIJADIIN RENDANG!" batin Putri.
Tiba-tiba muncul seorang wanita berkonde melati dengan baju hijau dan bawahan batik. Dia... Wanita cantik tadi!
Putri lebih panik lagi saat melihat wanita itu lantas menatap tajam ke arahnya dan menunjuk seraya memekik. "TANGKAP DIA!" pekik wanita itu kepada tentaranya.