Chereads / We Married? / Chapter 19 - Gara-gara Udang

Chapter 19 - Gara-gara Udang

"Kamu kenapa garuk-garuk begitu? Kamu belum mandi, ya?" tebak Milea.

"Enak saja tadi aku sudah mandi," ujar Karel dengan jari jemarinya yang masih terus menggaruk sana-sini.

"Terus kenapa garuk-garuk? Kamu jangan bikin selera makanku hilang," protes Milea.

"Aku juga enggak tahu, kenapa? Tapi rasanya gatel banget terus juga panas," keluhnya.

Milea mendadak khawatir dengan kondisi laki-laki yang saat ini sedang makan bersamanya, perasaan tadi baik-baik saja tapi kenapa sekarang jadi garuk-garuk terus mana muncul bentol-bentol bintik kemerahan di banyak titik. Ia benar-benar sudah kehilangan nafsunya melihat orang garuk-garuk di hadapannya, saat dirinya mengamati kembali makanan yang ada di atas meja seketika dahinya mengkerut.

"Jangan bilang kalau kamu alergi seafood?" tebaknya namun Karel malah menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu alergi atau enggaknya sama seafood, kan tadi aku udah bilang aku belum pernah makan udang sebelumnya," ujar Karel membuat Milea geleng-geleng kepala.

"Berarti bener kamu itu alergi sama seafood, astaga ya sudah kamu duduk sana di sofa. Sebentar biar aku belikan obat khusus untuk alergi," suruh Milea kemudian membuka ponselnya dan membeli obat lewat layanan ojek online.

Milea berinisiatif untuk mengambilkan es batu sembari menunggu obatnya datang, ia belum pernah sebelumnya melihat secara langsung ada orang yang alergi dengan udang. Pasalnya selama dirinya berada di Korea hampir setiap hari terasaji makanan seafood di atas meja, kebanyakan orang Korea juga menyukai makanan laut dan jarang sekali ia temukan ada yang alergi di sana.

"Ah ngrepotin aja," gerutu Milea sembari menaruh es batu ke dalam wadah dan juga mengambil kain.

Terlihat Karel masih menggaruk-garuk sekujur tubuhnya, yang kini sudah dipenuhi dengan bentol-bentol merah. Milea yang melihatnya mendadak merasa kasihan, pasti rasanya sakit begitulah yang ada di pikirannya.

"Jangan digaruk-garuk terus nanti merah-merahnya tambah banyak," tegur Milea sembari menarik salah satu tangannya Karel untuk dikompres.

"Tapi gatel banget," keluh Karel.

"Makanya lain kali jangan coba-coba untuk makan seafood kalau kamunya alergi, mulai sekarang aku tidak akan menyetok makanan laut apapun di rumah," ujar Milea dengan telaten mengompres dari satu bagian ke bagian yang lain.

"Aku emang dari dulu jarang makan makanan laut, mungkin gara-gara itu juga aku tidak tahu lebih awal aku itu alergi, apa? Btw makasih ya udah ngompresin aku pakai es batu," ucap Karel yang diangguki oleh Milea.

Tak lama kemudian ada seseorang yang menekan bel pintu rumahnya dan Milea sudah bisa menebak siapa bertamu. Meninggalkan kompresan terlebih dahulu kemudian berjalan menuju ke pintu utama untuk membukakannya. Benar saja sesuai dengan dugaannya yang memencet bel adalah tukang ojek online, setelah mengambil obat yang dipesannya ia langsung memberikannya kepada Karel agar bisa segera diminum.

Karel segera meminumnya dan berharap bentol-bentol yang ada di sekujur tubuhnya segera menghilang.

"Udah mendingan sana kamu istirahat aja di kamar," saran Milea.

"Terus nanti siapa yang beresin makanannya kalau aku istirahat di kamar?" tanya Karel.

"Biar aku nanti yang beresin makanannya, lagian masakan yang kamu makan tadi kan seafood kamu juga tidak bisa memakannya. Jadi biar nanti aku yang menghabiskannya," ujar Milea membuat Karel mengangguk paham.

Karel berjalan menuju ke kamarnya sendiri, sedangkan Milea kembali ke meja makan dan menikmati makanannya seorang diri.

"Hm enak juga masakan dia, kenapa dia kang ojek ya? Harusnya dia bisa ngelamar jadi chef atau apapun itu yang berkaitan dengan dunia masak kalau dia punya keahlian di sana," ujar Milea yang tak jaim sama sekali menghabiskannya.

Makan sendiri cuci piring juga sendiri, sebelum menaiki tangga menuju kamarnya pribadi. Milea menyempatkan waktu untuk menengok keadaannya Karel, yang sudah lebih dulu masuk ke kamar.

CEKLEKK!!

"Ah bagus deh kalau dia udah tidur," gumam Milea.

Melihat laki-laki tersebut tidur dengan tak memakai selimut, membuat Milea merasa kasihan apalagi saat ini Karel sedang sakit. Ia berinisiatif menyelimutinya secara diam-diam agar tidak mengganggu tidurnya.

"Kalau dilihat dari deket gini, aku akui sih dia ganteng banget," batin Milea.

Tanpa sadar Milea masih berdiri di sana, sembari mengamati wajah tampan laki-laki yang masih asing untuknya.

TING TONG TING TONG!!!

Bunyi bel pintu membuyarkan lamunannya, Milea meninggalkan kamarnya Karel kemudian kembali membukakan pintu.

CEKLEKK?!!

"Ihh lama banget sih bukain pintunya?" protes Yasmine.

"Tadi aku ngurusin itu anak dulu," ujar Milea membuat Yasmine mengerutkan keningnya.

"Anak? Anak, siapa? Kalian udah bikin anak? Yang bener aja baru serumah udah main bikin aja," ledek Yasmine membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Bukan dodol ihh, maksudnya si Karel sekarang lagi sakit," jelasnya.

"Sakit? Sakit apa? Ihh pasti kamu paksa buat ngapa-ngapain kan makanya dia bisa sakit gitu deh?" tebaknya membuat Milea ingin sekali menjitak jidat sahabatnya.

"Bukan ihh, dia sakit alergi. Jadi tadi dia itu masak udang, nah dia enggak tau kalau ternyata badannya alergi seafood. Katanya juga selama ini jarang makan seafood terutama udang, jadinya gitu deh badannya bentol-bentol semua. Tapi udah aku beliin obat kok tadi," jelas Milea membuat Yasmine beroria.

"Terus sekarang keadaannya, gimana?" tanya Yasmine.

"Dia lagi tidur, udah jangan diganggu. Ngomong-ngomong kamu kok rapi, mau ke mana?" tanya Milea.

"Tadinya aku mau ngajakin kamu keluar, eh taunya suami kamu lagi sakit jadi yasudah enggak jadi ke mana-mana," ujar Yasmine membuat Milea memutar bola matanya dengan malas.

"Suami siapa coba? Heran deh, kamu udah makan belum? Kalau belum mending makan di sini aja, sekalian habisin stok seafood di kulkas. Aku rencananya enggak amu lagi nyetok seafood, biar kejadian kayak gini enggak keualng lagi." Milea bahkan juga mempersilajkan kalau sahabatnya mau membawa pulang stok seafood di kulkas.

"Wahh asikkkk, yaudah ayok temenin aku masak," ajak Yasmine sembari menarik tangan sahabatnya menuju ke dapur.

Sedangkan laki-laki yang baru saja terbangun dari tidurnya, seketika dibuat keheranan karena selimut yang membungkus tubuhnya. Kalau diingat-ingat kembali, tadi sebelum tidur ia enggak pakai selimut karena badannya ngerasa masih panas.

"Kenapa belum hilang ya bentol-bentolnya?" gumam Karel.

Karel membuka ponselnya kemudian mencaritahu lewat internet, tentang bentol-bentol di tubuhnya.

"Lah busyet, 2 sampai 4 Minggu baru hilang tergantung tingkat keparahannya? Lama banget astaga," keluhnya setelah membaca artikel di internet.

Karel memutuskan untuk mandi mengikuti saran dari internet, yang katanya bisa mengurangi rasa gatal dengan sesuatu yang dingin-dingin. Beruntung karena di kamarnya sudah ada fasilitas kamar mandi pribadi, jadi bisa bebas kalau mau keluar masuk tidak mengenakan pakaian sekalipun.

CEKLEKK!!

"Eh dia ke mana?" heran Milea karena tak mendapati Karel di atas ranjang.