Chereads / MIRACLE (Our Magic Shop) / Chapter 10 - bab 10

Chapter 10 - bab 10

"Pulang sekolah ayo pergi ke karaoke", ajakan Hyerin di hadiahi raut wajah terkejut dari mereka. Karaoke?

"Anak orang kaya memang berbeda", Ujar Arka sambil menepuk dahinya.

∞∞∞∞∞∞∞∞∞

Dapur Arka menjadi berantakan semenjak Hyerin mengucapkan kata ingin membantu. Tepung berhamburan di sana sini, bau kue gosong menguar di seluruh rumah, dan wajah hyerin yang bertabur tepung karena kecerobohan nya. Alhasil gelak tawa kembali berhasil memenuhi rumah kecil itu, kehadira satu orang lagi membuat rumah itu semakin menghangat. Kiki yang tadinya takut pada hyerin kini malah semakin dekat dengannya sama seperti Zivanna. Bahkan Kiki terlihat lebih dekat dengan mereka berdua di banding kakak kandung nya.

"Maaf ya, jadi nggak bisa jualan deh kalian"

"Gapapa, nanti malam masih bisa dibuat lagian belum ada pesanan juga", Ujar Kenzie. Laki-laki itu memang benar-benar lembut pada siapapun.

"Oh, Pesanan nya bibi Jia sama bibi Seom udah jadi?"

"Udah nih", Zivanna memberikan dua toples kaca sedang pada Arka. Bibi jia dan bibi Seom adalah pelanggan pertama mereka saat mereka bilang ingin membuka bisnis kue kering.

"Wahh, aku mau coba!!", Hyerin mengambil satu cookies yang berada di toples khusus untuk mereka makan. Dia berseru senang saat cookies yang di makannya terasa begitu enak dan lembut, sungguh jauh berbeda dengan cookies mahal yang sering ia beli. Jajanan pinggiran memang selalu enak.

"Btw, kita semua belum makan loh", Ujar Kiki. Anak itu sudah kelaparan sedari tadi.

"Ahh, Aku akan pergi ke supermarket setelah mengantar pesanan Bibi Jia"

"Aku juga akan belikan makanan dari warung Bibi seom sekalian mengantarkan ini."

"Ohh? Tidak di antar besok?", Tanya hyerin keheranan. Ini sudah hampir malam padahal.

"Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti", Ucap Arka sebelum pamit. Mereka berdua segera pergi dan mengantarkan pesanan itu.

Saling berbagi tugas memang yang terbaik. Kalau Zivanna yang membeli bahan dan membuat cookiesnya maka mereka yang membersihkan alat-alat kotor dan mengantarkan nya. Begitu pula sebaliknya, sebisa mungkin mereka akan saling membantu satu sama lain agar lebih ringan. Dan dengan bertambahnya Hyerin, teras semakin menyenangkan.

"Zi, lo nggak takut gitu kalau gue cuman pura-pura mau temenan sama kalian terus malah nusuk kalian dari belakang"

"Aku sudah terbiasa, jadi kau tidak perlu khawatir. Berbicara tentang hal itu, hanya membuat mu ragu dan bukan kami"

"Gue nggak ragu tuh"

"Lalu kenapa bertanya?"

"Ingin tahu saja"

"Pertanyaan nya bukan tentang dirimu tapi kamu menanyakan tentang kami", Hyerin terdiam. Entah ini tentang dirinya atau tentang mereka. Dia tidak faham dengan jalan hatinya sendiri. Semuanya terasa seperti mimpi bahwa sekarang dia memiliki teman yang benar-benar bisa di sebut teman.

"Kau tidak pulang?"

"Tidak ada yang menunggu ku juga di rumah", Malam kni hyerin akan bermalam di rumah Arka. Sekaligus mengenal lebih dalam sosok mereka yang sebenarnya. Ada yang ingin cari, tentang mereka yang benar-benar tulus atau sekedar berpura-pura. Hidupnya sudah terlalu banyak kepura-puraan dan dia tidak bisa mempercayai siapapun saat ini. Bahkan musuh bisa saja mengaku sebagai teman.

Mereka tengah membersihkan kekacauan yang dibuat Hyerin. Hari ini gadis bersurai pirang itu mendapat banyak kebahagiaan, dia tertawa sangat puas. Ini pertama kalinya dia merasakan menjadi dirinya sendiri dan tidak perlu berpura-pura di hadapan orang lain.

Hyerin menyadari bahwa selama ini dia menjalani kehidupan sebagai orang lain, berpura-pura dan tidak menikmati bagaimana indahnya hidup. Dia selalu di oaksa tersenyum bahkan di saat hatinya tidak baik-baik saja, dia paksa untuk sempurna padahal di dunia ini tidak ada yang sempurna, dia dipaksa untuk meraih gelar tertinggi agar bisa di akui dan terkadang itu semua nya lelah. Tapi sekarang ceritanya berbeda, Hyerin akan memegang erat apa yang sudah tuhan coba berikan padanya. Kali ini ia tidak akan melepaskannya lagi kecuali mereka yang meminta.

Dan untuk masalah sebelum nya, Hyerin akan coba membujuk sang ayah agar mau melepas Zivanna dan teman-teman nya. Tapi dia tidak yakin, karena hyerin kenal betul seperti apa sifat sang ayah. Hyerin hanya bisa berharap bahwa tidak akan ada kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada mereka.

****

"Tidak mau, kerjakan saja sendiri!!"

"Ayolah,sekali ini saja. Kenken"

"Jijik woy, jauh-jauh dari gue atau gue lempar tabung gas ke kepala lo"

"Kenken, Pr sejarah itu paling sulit. Tolong bantulah sahabat mu ini"

"Nih nih, ambil", Kenzie memberikan buku pr nya yang sedari tadi ia pegang. Ia bergeridik ngeri saat melihat wajah sok memelas Arka. Apalagi saat Arka memanggilnya dengan sebuta kenken, rasanya seperti ingin muntah saja.

Mereka sedang mempeributkan tugas sekolah yang diberi oleh guru sejarah. Kenzie memiliki nilai terbaik di kelas mereka dan Arka kebalikannya. Tapi bukan berarti itu akan mempengaruhi persahabatan mereka. Bahkan kenzie dengan sukarela mengajar Arka, dengan sabar dan telaten dia membuat Arka mengerti sedikit demi sedikit pelajaran meski kadang otak nya bisa berhenti bekerja secara tiba-tiba.

Sementara itu, Zivanna dan Hyerin sedang bersiap untuk tidur di kamar. Keributan di luar cukup mengganggu tapi Zivanna dan Rifky sudah terbiasa jadi tidak masalah.

"Maaf ya kak, kak ar dan Kak Ken emang sering berantem. Maaf klo kakak keganggu tidurnya", Ujar Rifky meminta maaf pada Hyerin yang merebahkan diri di samping kanan.

"Iya, tidak masalah kok"

Sementara Zivanna masih asyik membaca novel romantis nya. Dia memang sering melakukan hal itu setiap malam, itu adalah ritual wajib. Bahkan di handphone nya memiliki banyak begitu cerita dari novel sampai komik. Dia tidak terlalu sering membaca di ponsel karena radiasi ponsel sangat tinggi, dia lebih suka membaca di buku.

"Pinjam dong", pinta Hyerin yang terlihat antusias melihat betapa serius nya Zivanna membaca novelnya. Novel itu berjudul Garis takdir dan itu baru di beli Zivanna beberapa hari lalu. Zivanna kemudian menunjuk ke belakang pintu, tempat ia menaruh semua Novel miliknya. Hyerin cukup tercengang melihat novel-novel itu. Kalau dihitung itu bisa lebih dari tiga puluhan dan di sebelahnya ada komik yang bahkan sudah lebih dari 100 lebih.

'Wow, Anak ini ternyata suka sekali dengan buku'-Batin hyerin.

"Aku pulang!!", Teriak Arka saat masuk ke dalam rumah. Di dalam terlihat begitu sepi, dan hanya ada Zivanna yang sibuk mengolah adonan untuk cookiesnya.

"Uwahh, banyak pesanan ya?", Arka meletakkan barang belanjaan nya dan melihat kertas nota yang tertempel di kulkas. Ada sekitar sepuluh pesanan hari ini, pantas saja Zivanna terlihat sangat kelelahan.

"Dimana kenzie juga Hyerin?"