"Menyingkir dari jalanku!!", Geram Hyerin. Setelah kembali ke sekolah, tidak ada lagi yang takut terhadapnya bahkan mereka dengan berani menatap nya seakan mereka memiliki derajat yang sama.
"Ini sekolah nona, bukan jalan nenek moyang mu", Balas salah satu murid. Hyerin yang sudah geram kemudian menghampiri murid laki-laki itu, ia ingin menamparnya. Tapi semuanya sudah berubah, para anak bullyan itu sudah tidak takut lagi pada gadis sok di depan mereka ini. Mereka sudah belajar bahwa tidak melawan hanya akan melukai harga diri mereka sebagai lelaki, karena Zivanna yang seorang gadis saja bisa berani bahkan berhasil membuat Ny.Park yang di kenal dengan temperamen nya yang berbahaya bisa dibuatnya gemetar.
"Lepas bangsat!!", Teriak Hyerin yang tangan nya di genggam erat oelh si murid. Murid laki-laki bername tag Kyong-Hui itu menyeringai. Dia memiliki dendam pada gadis ini, karena sudah berani menghina orang tuanya dan selalu menginjak-injak harga dirinya. Dengan berani Kyong-Hui menampar Hyerin sampai membuat gadis itu jatuh tersungkur kebelakang.
Hyerin menatap Kyong-Hui dengan tatapan marah. Berani sekali laki-laki ini pikirnya, "brengsek, berani lo!!", Hyerin merosok mundur saat Kyong-Hui mendekatkan wajahnya.
"Itu balasan atas penghinaan yang selama ini lo lakuin ke gue, beruntung gue masih tau belas kasihan sama lo", Kyong-Hui dan kawan-kawan pergi meninggalkan Hyerin. Gadis itu terlihat kesal dan marah, bagaimana bisa semua orang tidak lagi takut padanya, bahkan orang yang ia sebut teman menjauhinya begitu saja. Sama halnya dengan pacarnya, atau kita sebut mantan pacarnya malah meminta putus setelah kejadian hari itu dimana sang ibu yang gemetaran menghadapi gadis bernama Zivanna.
Semua dalam kehidupan nya berubah sekejap, dia tidak suka. Bahkan ayahnya tidak lagi menyayangi dan terus saja membentaknya. Dia tidak lagi berharga, dimata dunia dia hanyalah sampah yang sudah dilupakan karena semua kesalahannya.
"Zivanna!!!!"
"Ya?", Hyerin berbalik saat mendengar suara Zivanna yang begitu dekat dengannya. Matanya membulat sempurna saat melihat Zivanna menyodorkan salap padanya.
"Pasti sakit, pakailah", Zivanna meletakkan salap itu di lantai, lalu berdiri dan berjalan menjauh dari Hyerin. Kehadiran kedua laki-laki itu benar-benar mengubah hati Zivanna, sekarang dia kembali tau kapan harus bersikap baik dan menolong dan kapan tidak.
"Sialan lo!! Ini semua gara-gara lo bangsat!! Lo ngancurin hidup gue, semuanya udah hancur!!! Brengsek lo!! Dan kenapa lo masih ada di sekolah ini, harus nya lo udah keluar kan!", Teriak Hyerin. Matanya berkaca-kaca menatap punggung Zivanna yang berhenti karena teriakan nya.
"Lalu bagaimana denganku?", Kalimat Zivanna mampu membuat Hyerin terdiam. Dia mengingat bagaimana selama ini Zivanna selalu pulang dengan keadaan luka parah, dia juga tidak pernah tahu bagaimana keadaan murid-murid lain saat ia dengan sewenang-wenang nya memperlakukan mereka seperti seekor binatang rendahan. Bahkan begitu banyak sorot kesedihan dan luka yang terlihat dari anak-anak yang sering ia bully.
Hyerin itu adalah anak yang baik, hanya saja ia tumbuh di lingkungan yang salah dan membuat nya jadi seperti itu. Ayah nya selalu bilang, bahwa orang miskin tidak setara dengan mereka. Ibunya yang selalu overprotektif terhadap pertemanan anaknya dan dia yang selalu di awasi di setiap tempat. Membuatnya tumbuh menjadi anak yang keras kepala dan suka berkuasa.
"Aku tidak peduli, bangsat!!"
Zivanna kembali berbalik dan menatap Hyerin. Matanya menunjukkan pancaran kebahagiaan yang begiu besar. Hyerin yang tidak pernah melihat sebuha ketulusan pada seseorang begitu takjub saat melihat ke dalam mata Zivanna.
"Mau berteman?", Zivanna menyodorkan tangannya pada Hyerin dan menunggu gadis iti menyambut nya. Terlihat raut wajah ragu-ragu darinya.
"Aku tau kamu anak yang baik, kau juga tidak berniat melakukan hal-hal itu. Kau hanya ingin dilihat ayahmu dan diakui olehnya", Hyerin ternganga. Ini pertama kalinya ia mendengar Zivanna berbincara panjang lebar seperti itu. Biasanya gadis itu hanya akan berbicara seperlunya.
Hyerin menerima uluran tangan itu setelah bertarung dengan hati dan pikirannya. Dan ia yakin, ini adalah keputusan yang benar. Dan dengan telaten Zivanna mengoleskan salap di pipi Hyerin yang terkena tamparan, dia lalu mengantarkan Hyerin ke kelasnya karena ini sudah masuk jam pelajaran.
***
"Sstt....kenapa lo bawa dia kesini?!", Bisik Arka pada Zivanna. Kenzie yang mendengar nya ikut menganggukkan kepalanya. Bahkan kiki yang takut padanya pun memilih untuk makan siang bersama bibi Jia.
"Zivanna, apa kamu nggak takut??", Suara lembut milik Kenzie kembali terdengar di telinga nya.
"Kau tidak suka?", Tanya Zivanna pada Hyerin yang hanya menatap makan siang buatan nya. Hyerin yang terbiasa makan-makan kantin dengan menyuruh-nyuruh anak buah nya, kini merasa takjub saat melihat kotak bekal makan siang yang berisi nasi, lauk-pauk dan buah-buahan yang dibentuk lucu.
"Mending gue pergi aja", ucap Hyerin. Dia merasa tidak enak karena sedari tadi mendengar bisikan-bisikan tidak suka dari kedua sahabat Zivanna itu.
"Duduklah, tidak ada yang keberatan kau disini", Arka yang ingin protes tiba-tiba terdiam saat melihat Zivanna memelototkan matanya dan menatap nya dengan tajam.
Suasana makan siang mereka terasa sangat canggung. Arka yang biasa nya akan mengoceh dengan mulut penuh kini begitu fokus dengan bekalnya. Kenzie dan Kiki yang akan saling ribut kini tidak terdengar suara mereka lagi. Dan Hyerin juga merasa begitu tidak enak.
"Mau tanya?"
"Hmm?"
"Anu.....kenapa....lo mau ngajak gue berteman? Lo nggak ada dendam sama sekali sama apa yang gue lakuin selama ini?", Hati hyerin masih ragu. Kenapa orang yang selalu ia sakiti malah mau membantunya sedangkan ia tidak pernah peduli pada nya setelah melakukan hal yang begitu kejam.
"Karna ada yang mengajarkan ku, bahwa kejahatan tidak boleh di balas kejahatan", Zivanna menatap kedua sahabat nya. Dalam hati ia tersenyum senang.
"alasan yang klasik"
"Mau mencoba membuka pintunya?"
"Pintu?", Zivanna tersenyum penuh arti pada Hyerin. Dia kemudian meletakkan tangan nya di dada gadis itu.
"Disini, cobalah untuk membukanya dan tukarkan kenangan burukmu jadi kenangan yang indah"
"Maksud lo? Gue ga faham..."
"Ada sebuah kisah, dimana seorang gadis yang kesehatan mentalnya begitu terganggu karena tumbuh di lingkungan yang tidak seharusnya. Kemudian ada seseorang yang membantunya keluar dari kegelapan itu, semua orang menyebutnya sebagai magic shop. Sebuah toko sihir yang bisa membuat kenangan buruk berubah jadi kenangan indah "
"Dimana ada toko seperti itu?", Arka dan kenzie terkekeh. Wajah hyerin yang kebingungan yang terlihat lucu.
"Kan Zizi sudah bilang. Tempatnya ada di sana", Tunjuk Kenzie ke arah hati hyerin.
Terlihat ketulusan pada mereka bertiga, membuat hyerin yakin dia sudah memilih jalan yang tepat. Dia akan segera membuka pintu nya, dan mengubah kenangan buruknya menjadi kenangan indah. Kali ini dia tidak akan minta di akui tapi dia akan membuat ayahnya mengakuinya. Dia akan menjadi kuat dengan caranya sendiri.