"Yakk!!! Habisi dia sekarang!!!", Ucap hyerin dengan marah. Dia menyuruh anak buah sang ayah untuk memukuli si gadis. Lima dari mereka langsung menghampiri Zivanna, memukulinya dengan brutal sementara si gadis mencoba melindungi kepalanya dari kaki-kaki para penjilat kotor itu. Terlihat wajah bahagia Hyerin dan wajah datar Mike.
"ZIVANNA//KAKAK!!!!", Teriakan nyaring itu menghentikan aksi lima bodyguard itu. Arka, Kenzie dan Rifky yang mendengar ada keributan di lapangan utama, langsung menghentikan aksi makan siang mereka dan melihat apa yang terjadi. Perasaan mereka sangat kalut semenjak Zivanna tidak kunjung datang ke taman belakang.
Zivanna menatap ketiga orang tersayang nya yang menangis melihatnya seperti ini. Dalam hati Zivanna merutuki kebodohan dan kekonyolan ketiga lelaki yang menangis tersedu itu. Dia ingin jijik tapi dia sudah terlanjur sayang.,
"Ma, mereka adalah teman-teman nya!!", Teriak Mike dengan langtang.
"Ohh, jadi ini teman-teman si anak miskin itu?!!"
"Apa yang kau lakukan pada kakakku!!, Lepaskan dia!! Dasar wanita tua jelek!!!", Teriak Arka pada Ny.park. Mata Ny.Park kembali berkilat marah setelah mendengar ucapan Rifky. Tentu dia tidak terima di sebut oleh anak kecil miskin itu.
"Berani sekali kamu ya!"Zivanna langsung bangun saat melihat Ny.Park terlihat berjalan menuju Rifky. Dia menghentikan aksi Ny.Park yang ingin menampar adik kecilnya. Sedetik sebelum Ny.park berhasil melayangkan tamparannya pada Rifky Zivanna sudah lebih dulu menghentikan nya.
"Mundurlah, sebelum aku menghabisimu..."
Sorot mata Zivanna berubah menjadi tajam, amarah begitu terlihat dimatanya saat ia menaikkan pandangan nya pada Ny.Park. bahkan wanita tua itu terlihat gemetar saat melihat perubahan drastis dari Zivanna.
Genggaman tangan Zivanna pada Ny.park terlepas saat wanita tua itu berjalan mundur dengan kaki yang gemetaran. Bahkan orang-orang yang melihat Ny.Park sampai terkejut dan terheran-heran. Mengapa wanita tua yang tadinya berani malah mundur dengan kaki yang terlihat gemetar?
"Singkirkan tanganmu....", Para bodyguard itu langsung melepaskan Rifky, Kenzie, Dan Arka. Setelah lepas, Rifky langsung memeluk Zivanna masih dengan airmata yang mengalir deras.
Berkali-kali Rifky bertanya apakah Zivanna baik-baik saja, dan berkali-kali juga Zivanna menjawab iya meski dengan luka yang cukup parah. Zivanna kemudian menatap kedua lelaki dewasa yang masih sibuk mengelap jejak airmata mereka. "Bodoh", Gumamnya.
"Akh!! KALIAN TUNGGU APA HAH, CEPAT HABISI MEREKA?!!", teriak Hyerin yang kesal dan frustasi. Dia jadi tidak bisa membalas kan dendamnya karena ibunya yang tiba-tiba mundur dan terdiam mematung di sampingnya.
"Kita pergi", ucap Tn.Park, dan dihadiahi raut tak terima dari Hyerin. Tn.Park seperti nya bosan sudah terllau banyak drama yang terjadi, dan hanya ini yang bisa lihat. Membuang-buang waktunya yang berharga saja.
Jika bermain dengan mulut kalah, maka kita hatus bermain dengan otak-Tn.park.
Kepergian mereka juga membuat satu-persatu dan guru pergi. Drama picisan mereka sudah berakhir jadi tidak ada yang bisa dilihat lagi.
"Kau kenapa menangis, brengsek!!"
"Lo juga, Bangsat!"
Mereka berdua saling memaki kebodohan masing-masing. Katanya ingin melindungi tapi kenapa jadi begini? Menangis sesenggukan seperti anak kecil yang ditinggal ibunya kepasar. Dasar payah.
Zivanna dan kawan-kawan kembali ke taman belakang untuk melanjutkan makan siang mereka. Sekolah dipulangkan lebih awal karena terlalu banyak yang terjadi, jadi sekolah akan di liburkan selama beberapa sambil menenangkan pikiran mereka yang sebentar lagi akan ujian kenaikan kelas. Disana Rifky dengan telaten membersihkan luka Zivanna, sembari mendengarkan ocehan-ocehan ringan dari kedua lelaki itu.
∞∞∞∞
"Ada apa?", Tanya Arka sembari memberikan sebotol Aqua padanya. Sedari tadi ia perhatikan seperti nya Zivanna sedang memiliki masalah. Terlihat dari sorot matanya yang begitu gelisah dan helaan nafas lelah juga terus terdengar.
"Aku di pecat", Singkat Zivanna. Ternyata dugaan Arka benar, Pasti ini ulah bajingan kaya itu. Mereka ingin membalas dendam dengan caraa seperti ini. Arka juga baru di pecat dari pekerjaan nya, dia yakin pasti Kenzie mengalamii hal yang sama.
Arka menatap Zivanna yang terlihat kosong. Dia pasti sedang banyak pikiran sekarang. Arka jadi teringat cookies buatan Zivanna yang begitu enak, dia jadi memiliki pikiran untuk membuka toko kue bersama.
"Bagaimana kalau kita buka toko saja?", Zivanna menolehkan kepalanya ke samping kiri dengan raut wajah kebingungan. Buka toko? Modal darimana? Dan uang tabungan mereka juga mungkin tidak akan cukup untuk membuka toko.
Menyadari raut bertanya-tanya Zivanna, Arka langsung menjelaskan nya. "Kita buka toko kue, kau kan pandai membuat cookies"
"Modal darimana?"
"Untuk masalah modal, aku masih bisa kerja di pom bensin. Kebetulan mereka tidak berniat untuk memecat ku hanya karena masalah itu, lagipula para bajingan kaya itu tidak bisa melakukan nya karena pom bensin itu milik pemerintah..."
"Dan aku juga masih bisa kerja, warung bibi Seom masih membutuhkan orang jadi beliau tidak memecat ku. Kita bisa mengumpulkan uangnya, jadi untuk sementara kita berjualan online saja, bagaimana?", Usul Kenzie yang baru saja datang dan langsung di hadiahi decakan setuju dari Arka dan anggukan pelan dari Zivanna.
"Setuju, ayo kita mulai besok. Aku sudah gajihan lohh", ujar Arka sambil memperlihatkan amplop putih yang berisi uang ratusan rupiah di dalamnya.
"Aku juga!!!", Sorak Kenzie dengan menunjukkan uangnya tanpa amplop. Zivanna terlihat tidak enak karena harusis bergantung pada mereka berdua. Dia tidak suka jika harus seperti itu.
"Tenang lah, ini tidak terlihat seperti kamu bergantung pada kami lagipula ini untuk kita bersama kan", Ucap Kenzie yang seperti tahu apa isi hati gadis itu. Zivanna tersenyum tipis, perasaan nya yang tadinya campur aduk malah tergantikan dengan perasaan hangat.
"Jadi apa sekarang?"
"Apanya?"
"Soal Zivanna, kamu bakal meminta maaf atau keluar?", Setelah pulang sekolah, Zivanna di panggil ke ruang kepala sekolah. Sang kepala sekolah memberikan surat padanya yang berisi pernyataan, Jika Zivanna masih ingin bersekolah dia harus meminta maaf dan menggati rugi atas apa yang dia lakukan pada kedua anak mereka, atau dia harus keluar dari sekolah.
Zivanna terlihat biasa saja, dia tidak memusingkan apa yang akan para bajingan kaya itu lakukan. Memiliki mereka berdua di samping nya itu sudah lebih dari cukup. "Ayo pulang, kasian kiki", Ucap Zivanna sambil menarik tangan mereka berdua.
Sekilas terlihat senyuman lebar terukis di wajah Zivanna sambil menarik sahabatnya untuk pulang. Dia bahagia, apakah seperti ini perasaan bahagia? Sudah berapa lama Zivanna tidak merasakan nya? Hatinya terus menghangat mengingat perlakuan-perlakuan istimewa yang di berikan kedua sahabat nya. Memang benar bahwa wanita akan menjadi ratu di tangan yang laki-laki yang tepat. Tapi yang manakah akan menjadi raja di samping Zivanna?
tbc.