Yang sebenarnya terjadi, lebih tepat sehabis Dewa mendapatkan tamparan dari Anna, cowok itu merenung. Bukankah seharusnya siapa saja senang bila mendapatkan ciuman darinya.
Dewa meminta pendapat pada Glen yang sudah berpengalaman. Mau tak mau memang ia harus melibatkan cowok itu.
"Gue kan kemarin nyium si Anna. Tapi gue malah dapat tamparan, itu kenapa ya? Harusnya dia seneng dong." Dewa terlalu percaya diri, karena ia sering mendapatkan surat cinta yang tidak orang tahu. Ia pikir siapa saja akan jatuh cinta dengan ketampanannya ini.
"Gila! Nyali lo gede juga, Dew." Glen memang pernah mempunyai kekasih, tetapi tidak menunjukan hal seperti itu di depan umum. Tidak, ia masih punya rasa malu.
"Gini-gini. Lo suka sama dia?"