"Aku memang mencintai Nata, tapi aku tidak ada niat untuk merebut seseorang yang masih menjadi milik orang lain." Ucap Dimas
Dimas menepuk pundak Haikal pelan dan berjalan keluar dari café.
"Ck! Aku pikir mereka akan bertengkar dan berpisah. Mengesalkan."
Setelah mengucapkan itu, orang itu langsung pergi meninggalkan tempatnya.
Sementara Renata dan Haikal masih berada di café itu. Mereka bicara berdua untuk meluruskan kesalahpahaman diantara mereka.
"Jadi?" Tanya Haikal
"Apanya?" Tanya balik Renata
"Ada apa dengan Nana?" Tanya Haikal
Renata menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, "Aku tidak tahu apa yang terjadi sama Nana, tapi malam tadi dia tiba-tiba saja bilang ingin pindah ke Indonesia. Dia bilang kalau dia merindukan Justin. Katanya Justin selalu menolak panggilannya, makanya dia ingin pergi ke Indonesia. Tapi Mama sama Papa jelas tidak setuju dengan rencana Nana yang ingin pindah. Kami hanya takut terjadi sesuatu dengannya. Kamu tahu sendiri bagaimana kaluarga dari Papa." Sahut Renata menjelaskan
"Begitu. Tadi malam juga Justin ada menghubungiku. Dia menanyakan kabar dari Nana, dia bilang kalau dia sangat merindukan Nana. Nana juga sering menghubunginya, tapi tidak dia angkat karena takut kekasihnya cemburu." Sahut Haikal
"Justin sudah punya kekasih?" Tanya Renata terkejut
"Iya. Dia bilangnya begitu." Sahut Haikal
Raut wajah Renata langsung sedih. Adiknya pasti sakit hati saat mendengarnya. Apalagi dia sudah memiliki rencana untuk menyusul Justin ke Indonesia. Bagaimana caranya dia memberitahu Nana mengenai hal ini? Dia tidak mau Nana sakit hati.
Haikal yang mengerti bagaimana perasaan Renata, dia langsung menggenggam tangannya dan tersenyum pada gadis cantik itu.
"Aku tahu apa yang kamu pikirkan, tapi kita harus memberitahunya sebelum dia berangkat ke Indonesia." Ucap Haikal
"Tapi aku takut dia sedih dan jadi pendiam, bahkan parahnya dia mengurung dirinya dikamar. Cukup sekali dia seperti itu, itu membuatku khawatir." Sahut Renata
"Tapi dia juga harus tahu kalau laki-laki yang ingin dia kejar itu sudah memiliki kekasih. Menurutku lebih baik kita kasih tahu sekarang daripada dia sudah terlanjur pergi ke Indonesia. Aku rencananya juga nanti malam kerumahmu dan memberitahukan hal itu pada Nana." Sahut Haikal
Renata terdiam. Mungkin apa yang dikatakan Haikal ada benarnya. Apapun yang terjadi Nana harus tahu.
"Baiklah. Ayo kita sama-sama bicara sama Nana nanti." Ucap Renata
"Iya, ayo." Sahut Haikal menganggukkan kepalanya
*****
"Aku tidak perduli apapun yang dikatakan kakak, Mama dan Papa! Aku tetap akan pergi!" Ucap Nana setengah berteriak
"Kamu tidak boleh pergi!" Larang Renata
"Aku ingin menyusul Justin! Aku ingin bertemu dengannya." Sahut Nana
"Apa yang akan kamu lakukan jika sudah bertemu dengannya?" Tanya Renata
"Aku ingin meminta maaf dan meminta hubungan kami kembali seperti semua, atau bahkan lebih." Sahut Nana
"Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui sebelum kamu memutuskan untuk pergi." Sahut Renata
Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Nana. Renata langsung berjalan kearah pintu dan membukakan pintu. Ternyata yang mengetuk pintu adalah Haikal. Renata langsung mempersilahkan Haikal untuk masuk.
"Kak Haikal." Ucap Nana
"Iya, ini kakak. Ingat, apa yang kakak sebelumnya katakan?" Tanya Haikal
Nana mengangguk, "iya." Sahutnya
"Kakak pikir kamu tidak perlu melakukan saran kakak. Lebih baik kamu tetap di sini. Kakak yakin kamu akan menemukan seseorang yang terbaik nantinya." Sahut Haikal
"Apa maksud kak Haikal? Bukankah kakak sendiri yang bilang untuk susul Justin? Kenapa sekarang kakak mengatakan hal ini?" Tanya Nana tidak mengerti
"Justin sudah memiliki kekasih." Sahut Renata
Mata Nana langsung melotot saat mendengar.
"Tidak... tidak mungkin. Kak Nata pasti berbohong. Justin pernah bilang kalau dia tidak akan pernah mau menjalin hubungan dengan seseorang sampai aku menemukan seseorang yang mencintaiku." Sahut Nana
"Itu dulu. Sekarang keadaannya sudah lain. Ingat, kau sudah menolaknya secara terang-terangan dihadapannya. Pastinya perasaannya sudah lain sekarang." Sahut Renata
"Begitu ya. Ternyata lebih sakit ya." Ucap Nana pelan sambil menundukkan kepalanya
"Nana..." Ucap Renata
"Aku minta kak Nata dan Kak Haikal keluar. Aku ingin istirahat." Sahut Nana pelan
"Tapi..." Renata ingin menolak tapi ucapannya keburu dipotong oleh adiknya
"Nana mohon. Nana lelah." Sahut Nana cepat
"Baiklah. Kalau butuh apa-apa kami ada dibawah." Sahut Haikal
Haikal langsung menggenggam tangan Renata lalu membawanya keluar dari kamar Nana.
"Nana mana?" Tanya sang Ibu
"Nana bilang ingin istirahat, Ma." Sahut Renata
"Baiklah. Ayo kita makan malam duluan." Sahut Ibunya
Akhirnya mereka makan malam bersama tanpa Nana.
*****
Pagi Ini Anita memilih untuk lari pagi diarea sekitar rumahnya. Mumpung cuaca lagi bagus dan dia belum terlalu mengenal lingkungan sekitar, jadi ada baiknya dia lari pagi sekalian mengenal lingkungan sekitarnya. Akan lebih beruntung lagi jika bertemu dengan Haikal.
Ketika Anita lari-lari disekitar taman, dia tidak sengaja melihat seseorang yang dari belakang terlihat seperti Haikal. Anita mencoba mendekat untuk memastikan apakah itu benar Haikal atau bukan. Tapi belum juga mendekat, tiba-tiba ada seseorang yang berlari kearah Haikal. Anita langsung sembunyi dibalik pohon.
"Haikal."
"Hai, Ryn."
"Hast Sie lange gewartet?"
(Apakah kamu sudah menunggu lama?)
"Nicht wirklich. Ich bin gerade angekommen."
(Tidak juga. Aku baru saja sampai.)
"Oh das ist gut. Also muss ich mich nicht schuldig fühlen, dich warten zu lassen."
(Oh baguslah. Jadi aku tidak perlu merasa bersalah karena membuatmu menunggu.)
"Also, was ist los, Ryn?"
(Jadi, ada apa Ryn?)
Anita yang sejak tadi memperhatikan Haikal dan perempuan itu jadi kesal.
"Lumayan dekat juga mereka." Gumamnya
Lalu Anita memutuskan untuk pergi dari sana dan kembali kerumah. Moodnya benar-benar buruk sekarang. Belum Renata, sekarang malah bertambah? Anita benar-benar kesal. Apakah dia harus merelakan perasaannya pada Haikal?
*****
Renata hari ini bangun agak siangan, karena ada tugas yang harus dia selesaikan semalam. Makanya dia tidur lebih lama dari biasanya.
Renata yang awalnya mau mandi untuk membersihkan diri tiba-tiba mendengar suara notifikasi masuk dari ponselnya.
Dia langsung mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan. Namun, alisnya bertaut saat melihat ada sebuah pesan dari nomer yang tidak dikenal. Renata langsung membuka pesan itu dan melihat apa isinya.
Setelah dibuka, isi di dalamnya benar-benar membuat Renata terkejut. Matanya melotot dan jantungnya berdegup tidak karuan. Isi pesan itu ada sebuah foto yang dia yakini adalah Haikal sedang bersama seseorang disebuah taman yang tidak jauh dari rumahnya.
Renata tidak masalah jika gambarnya biasa saja misalnya mereka hanya duduk berdua. Tapi di dalam foto itu Haikal tengah memangku seorang perempuan yang Renata sendiri tidak tahu siapa dia.
Renata otomatis marah dan langsung terbakar api cemburu. Dia langsung saja menghubungi Haikal. Apa-apaan Haikal itu? Kenapa dia terlihat bermesraan dengan perempuan lain? Apakah dia sudah bosan dengannya? Mungkin itulah pikiran Renata sekarang.