Pagi ini Haikal menjemput Renata. Tapi ada yang aneh dengan Renata sedari tadi. Perempuan itu sejak tadi diam saja.
"Renata." Panggil Haikal
"Hm." Sahut Renata singkat
"Kamu kenapa?" Tanya Haikal
"...."
Tapi Renata hanya diam tidak menjawab.
"Renata?" Panggil Haikal lagi
"Malam tadi kamu langsung pulang atau mampir dulu?" Tanya Renata
"Mampir dulu." Sahut Haikal
"Kemana?" Tanya Renata
"Membeli ayam goreng." Sahut Haikal
"Kamu bawa pulang atau makan di tempat?" Tanya Renata
"Makan ditempat." Sahut Haikal
"Sendirian atau bersama orang lain?" Tanya Renata lagi
"Kamu kenapa sih? Aneh banget." UCap Haikal kebingungan dengan sikap Renata yang tiba-tiba bertanya seperti detektif padanya
"Tinggal jawab aja apa susahnya sih?" Tanya Renata kesal
"Sendiri. Kenapa?" Tanya Haikal lagi
Jantung Renata seketika berdetak kencang. Haikal berbohong. Ini adalah pertama kalinya Haikal berbohong padanya. Biasanya Haikal akan mengatakan hal yang sejujurnya, tapi sekarang? Dia bahkan rela berbohong.
Setelahnya sampai di kampus, Renata berniat langsung menuju kelasnya. Ketika dia mau keluar, Haikal menerima sebuah panggilan.
"Siapa?" Tanya Renata setelah Haikal selesai melakukan panggilan
"Temanku. Katanya dia minta jemput soalnya mobilnya ada dibengkel." Ucap Haikal
"Oh. Yaudah." Sahut Renata
Renata langsung keluar dari mobil Haikal. Dia melihat Haikal memutar balik mobilnya dan pergi meninggalkan Renata untuk menjemput seseorang yang katanya teman itu. Entah itu beneran teman atau perempuan yang ditemuinya tadi malam.
*****
Haikal sudah kini sudah berada di depan rumah seseorang. Dia sebenarnya malas buat menjemputnya, tapi apa boleh buat? Dia masih terikat dengannya.
"Hallo, baby." Ucap seseorang itu
(Hallo sayang.)
"Ich bringe Sie zu Ihrem neuen Campus." Sahut Haikal malas
(Ayo aku anterin kamu ke kampus barumu.)
"Ja, gehen wir jetzt." Sahutnya
(Iya. Ayo kita berangkat sekarang.)
Dia segera masuk ke dalam mobil Haikal. Selama perjalanan suasana sangat hening. Tidak ada yang membuka pembicaraan terlebih dulu dan Haikal juga malas untuk membuka pembicaraan.
"Haikal."
(Haikal.)
"Hm."
(Hm.)
"Mommy sagt, wann machst du mir einen Antrag? "
(Mommy bilang, kapan kamu mau lamar aku?)
"Was meinen Sie?"
(Maksudmu?)
"Wir sind seit mehr als fünf Jahren zusammen, möchtest du diese Beziehung nicht in einer ernsthafteren Richtung fortsetzen?"
(Kita sudah pacaran lebih dari lima tahun, apa kamu tidak mau melanjutkan hubungan ini kearah yang lebih serius?)
Haikal terdiam seketika. Haruskah dia jujur sekarang? Tapi Haikal takut menyakiti perasaan perempuan disampingnya ini. Di sisi lain juga Haikal tidak mau kehilangan Renata. Dia sudah sangat mencintai perempuan itu.
"Sieht so aus, als müssten wir wirklich reden." Ucap Haikal tiba-tiba
(Sepertinya kita memang harus bicara.)
"Wie meinst du das? Über was reden?" Tanya Vannia bingung
(Maksudmu apa? Bicara tentang apa?)
Ya, orang yang dijemput Haikal adalah Vannia. Dia terpaksa berbohong sama Renata, karena takut menyakiti perasaannya.
Sementara ditempat lain...
"Tumbenan banget kamu ngajak aku bolos." Ucap Anita
"Aku lagi sedih." Sahut Renata
"Sedih kenapa?" Tanya Anita
Sekarang Renata sedang bersama dengan Anita di café dekat kampus. Setelah kepergian Haikal tadi, Renata memutuskan untuk tidak masuk kelas hari ini. Dia meminta Anita untuk menemaninya. Sebagai sahabat yang baik, tentu saja Anita menuruti permintaan Renata. Jadilah di sini mereka sekarang.
"Haikal selingkuh." Ucap Renata lesu
"Apa?! Bagaimana bisa?! Kamu tahu darimana?!" Kaget Anita
"Pagi tadi aku mendapatkan kiriman foto dan video dari nomer yang tidak dikenal. Itu adalah foto Haikal bersama perempuan lain dan perempuan itu juga mengatakan cinta pada Haikal. Saat aku tanya tadi pagi, dia bilang kalau dia memang pergi ke membeli ayam. Tapi dia makannya sendirian di sana. Aku tidak tahu kenapa dia bisa berbohong." Cerita Renata
"Kamu sudah bertanya siapa perempuan yang ditemuinya tadi malam?" Tanya Anita
"Tidak." Sahut Renata
"Harusnya kamu tanya. Mungkin saja perempuan itu adalah kerabat dekatnya atau teman dekatnya." Sahut Anita
"Kerabat dekat? Teman dekat? Mana ada kerabat dekat atau teman dekat yang menyatakan cinta?" Sahut Renata
"Tapi setidaknya tanya dulu padanya. Jika kamu hanya diam seperti ini akan membuatnya bingung atau bahkan menganggap kau tidak mengetahui perbuatannya semalam." Sahut Anita
"Dia saja berani berbohong. Apalagi jika aku bertanya tentang perempuan itu. Pasti dia juga akan berbohong." sahut Renata
*****
Sekarang Haikal dan Vannia berada ditaman kota. Haikal memutuskan untuk mengatakan yang sejujurnya pada Vannia.
"Also, worüber willst du reden?" Tanya Vannia tampak senang
(Jadi, apa yang mau kamu bicarakan?)
"Sieht so aus, als könnten wir diese Beziehung nicht fortsetzen." Ucap Haikal tiba-tiba
(Sepertinya kita tidak bisa melanjutkan hubungan ini.)
Vannia yang awalnya senang berpikir Haikal akan melamarnya saat ini juga, tapi malah terbalik. Ucapan Haikal membuatnya terkejut dan menatap pemuda itu tidak percaya. Tidak bisa melanjutkan hubungan? Apakah Haikal mau memutuskan hubungan mereka?
"Worüber redest du? Warum sprichst du so?" Tanya Vannia dengan wajah terkejutnya
(Apa yang kamu bicarakan? Kenapa kamu bicara seperti itu?)
"Ich habe bereits einen Verlobten. Es tut uns leid." Ucap Haikal dengan kepala yang menunduk
(Aku sudah memiliki tunangan. Maaf.)
Lagi-lagi ucapan Haikal membuat Vannia terkejut. Tunangan? Sama siapa? Haikal tidak mungkin selingkuh darinya kan?
"Du scherzt nicht. Es ist nicht witzig. Du kannst mich nicht betrügen, oder?" Tanya Vannia lagi
(Kamu jangan bercanda. Ini tidak lucu. Kamu tidak mungkin selingkuh dariku kan?)
Dia benar-benar tidak mau percaya dengan apa yang diucapkan oleh Haikal. Menurutnya bercandaan Haikal benar-benar tidak lucu.
"Wir sind seit vier Jahren in einer Beziehung. Du hast dich entschieden umzuziehen, als unsere Beziehung zwei Jahre gedauert hatte. Zwei Jahre in einer Fernbeziehung mit dir haben dazu geführt, dass ich wirklich keine Liebe mehr für dich empfinden kann. Meine Gefühle für dich schwinden langsam. Vor allem, wenn wir den Kontakt für mehrere Jahre verloren haben, nicht nur für ein Jahr. Also denke ich, dass unsere Beziehung vorbei ist." Sahut Haikal
(Kita menjalin hubungan empat tahun. Kamu memutuskan untuk pindah saat hubungan kita sudah berjalan dua tahun. Dua tahun menjalin hubungan jarak jauh denganmu membuatku benar-benar tidak bisa merasakan perasaan cinta lagi padamu. Perasaanku padamu perlahan mulai memudar. Apalagi saat kita lost contact selama beberapa tahun, bukan cuman satu tahun. Jadi aku pikir hubungan kita sudah berakhir.)
"Mehrere Jahre? Wir haben nur ein Jahr lang den Kontakt verloren!" Marah Vannia
(Beberapa tahun? Kita cuman lost contact selama satu tahun!)
"Nicht. Wir haben den Kontakt für mehr als vier Jahre verloren. Vergisst du? Du hast mich verlassen, seit wir in der Schule waren?" Ucap Haikal
(Tidak. Kita lost contact selama empat tahun lebih. Apa kamu lupa? Kamu meninggalkanku sejak kita masih sekolah?)
"Aber du hättest auf mich warten sollen! Anstatt was anderes zu suchen!" Marah Vannia
(Tapi kamu seharusnya menungguku! Bukannya malah mencari yang lain!)
"Es tut uns leid. Das ist meine Schuld. Deshalb möchte ich unsere Beziehung beenden." Sahut Haikal
(Maaf. Ini salahku. Maka dari itu aku ingin mengakhiri hubungan kita.)
"Ich hasse dich!" Ucap Vannia
(Aku membencimu!)
Lalu dia pergi meninggalkan Haikal dengan perasaan sedih bercampur kecewa. Airmata terus keluar dari pelupuk matanya. Dia tidak menyangka, laki-laki yang dia cintai tega mengkhianatinya.