Bobot masuk ke dalam kamar itu. Pria paruh baya itu mencoba mengumpulkan sobekan foto yang berserat di lantai. Dia mengerti bahwa Niko sedang marah bahkan sangat marah tetapi Bobot percaya bahwa tidak ada ibu yang membenci anaknya apalagi tega membuang anaknya sendiri. Dia tidak tahu kebenaran yang tersembunyi tetapi satu hal yang dia ketahui bahwa setiap ibu pasti mencintai anak mereka.
***
Karena alasan balas dendam itu, Niko mulai berubah. Sejak dia mengetahui kebenaran kematian ayahnya dia pun mulai belajar dengan sungguh-sungguh. Dia juga berlatih dengan begitu keras. Dia mengikuti semua perintah Davin. Kemampuannya berkembang cepat dan drastis dalam waktu singkat. Tidak peduli seberapa keras latihan yang harus dia lakukan, tidak peduli seberapa keras di harus belajar. Niko melakukan semuanya dengan sungguh-sungguh karena dia benar-benar ingin tahu mengapa orang orang itu membunuh ayahnya. Namun ada satu alasan lain yang tersembunyi di dalam hatinya, dia ingin mengetahui mengapa ibu kandungnya membuangnya begitu saja. Untuk mengetahui semua jawaban dari pertanyaan itu dia harus melakukan sesuatu.
Dia terus belajar dan berlatih siang dan malam melupakan waktu istirahatnya membuat dirinya terus bertumbuh hari demi hari. Dia terus berlatih dan belajar setiap malam tanpa peduli bahwa tubuhnya merasa lelah dia terus memaksa dirinya sendiri untuk bertumbuh dengan cepat.
"Kenapa kamu tidak ikut denganku paman?" pemuda tampan itu bertanya kepada Bobot. Kehadiran pria paruh baya itu telah memberikan perasaan nyaman tersendiri bagi pemuda tampan tersebut karena itu dia sedikit keberatan berpisah dengan Bobot.
"Tidak, aku harus mengurus tuan di sini. Kamu pergilah, suatu saat nanti aku pasti datang menyusul!" jawab Bobot sambil terus mengemas i barang-barang pemuda tampan itu.
Ketika pria paruh baya itu sedang menge masih barang-barang tiba-tiba sebuah foto terjatuh dari atas lemari. Niko mengambil gambar tersebut, terlihat seorang wanita cantik yang mengenakan hijab dengan warna gelap. Wanita itu terlihat sangat cantik, dia juga terlihat berbeda. Pemuda tampan tersebut terus memperhatikan wajahnya.
"Siapa ini paman?" tanyanya kemudian. Bobot yang sedang bekerja tidak menyadari jika sebuah foto kini ada di tangan Niko. Dia pun segera merebut nya.
"Tidak, bukan siapa-siapa. Sini, aku tak mau jika kamu jatuh cinta kepadanya," ucap pria paruh baya tersebut sambil menarik foto dari tangan Niko. Dia lalu pergi begitu saja. Sikap yang ditunjukkan oleh Bobot membuat Niko semakin merasa penasaran. Dia menatap kepergian pria paruh baya itu tetapi hatinya sudah dipenuhi oleh wajah wanita cantik yang ada di dalam foto tersebut. Dia pun mengikuti langkah pria paruh baya itu.
"Paman, aku berjanji aku tidak akan jatuh cinta kepadanya. Tetapi setidaknya katakan dulu kepadaku siapakah dia? Apakah hubungannya dengan paman? Apakah dia adalah anak paman? Tetapi sepertinya tidak mungkin karena dia begitu cantik, sementara paman-" suara pria itu menggantung. Memancing emosi dari Bobot. Sebelum mendapatkan pukulan pemuda tampan itu berlari dan pria tidak berambut itu mulai mengejarnya.
Kejar-kejaran terjadi di perkebunan yang ada di belakang rumah mereka. Mereka berlari sambil tertawa. Persahabatan antara Niko dan juga Bobot sudah terjalin dengan demikian erat. Persahabatan itu memunculkan kasih sayang diantara keduanya. Setelah lelah berlari mereka pun duduk di atas tanah.
"Sudah, aku sudah tidak sanggup lagi," ucap Bobot yang sudah terengah-engah karena merasa lelah.
"Paman sudah tua sih, wajar jika paman merasa lelah," jawab Niko kembali menggoda. Bobot memberikan pukulan di tubuhnya. Mereka pun akhirnya tertawa. Ketika mereka sedang duduk seorang wanita melintas. Wanita itu tersenyum memandang Bobot yang sedang duduk bersama dengan Niko.
"Paman, sepertinya dia jatuh cinta kepadamu!" ucap Niko. Kedua mata Bobot tampak bersinar mendengar kata-kata dari pemuda tampan itu. Dia sangat sulit mempercayainya tapi dia juga tak bisa mengabaikan nya begitu saja.
"Ceritakan siapa wanita yang ada di foto itu, aku akan menyatukan paman dengan wanita itu!" pemuda tampan itu membuat negosiasi dengan pria paruh baya tersebut sambil menunjuk wanita yang baru saja melintas dengan menggunakan matanya. Akhirnya pria baru baya itu menyerah, demi wanita dia siap mengatakan kebenaran kepada Niko. Tetapi belum sempat Bobot bercerita tiba-tiba seorang pria paruh baya memanggil mereka. Sudah saatnya bagi Niko untuk pergi meninggalkan desa tersebut.
"Aku tidak punya waktu untuk bercerita, pergi dan bawalah foto ini. Jika kamu bersedia tolong jaga dia. Dia adalah orang yang sangat berharga bagiku." Bobot menyerahkan foto yang ada di tangannya kepada pria tersebut. Lalu mereka pun berpisah di sana. Karena Niko pergi melanjutkan pendidikannya ke luar negeri.
***
Enam tahun kemudian...
Pemuda tampan itu sudah menyelesaikan studinya meski dengan identitas yang baru. Dia menjadi orang yang baru untuk melakukan misi balas dendam seperti yang diinginkan oleh Davin. Dia telah berubah menjadi pria tampan dan tinggi juga berkas. Ketampanan yang dibungkus dibalik pakaian yang mewah membuat penampilannya semakin mempesona.
Pria tampan itu baru saja turun dari pesawat yang membawanya kembali ke negara asal tempat dia dilahirkan. Kaos berwarna hitam yang dikenakannya nampak serasi dengan celana warna senada. Jaket kulit berwarna sedikit terang membuat penampilannya begitu memukau. Dia berjalan menarik over dengan gaya kasual membuat beberapa mata kaum hawa yang kebetulan melintas tak bisa mengalihkan pandangan karena terlalu terpesona dengan penampilan sang pemuda tampan.
Kacamata hitam yang dikenakannya juga sepatu mahal yang menghiasi kakinya membuat penampilannya tak terkalahkan dan juga tak tertandingi kan semua orang bisa menilai bahwa dia adalah anak dari seorang konglomerat. Langkah kakinya menunjukkan kecerdasan dan juga kepintarannya. Pemuda tampan itu masuk ke dalam sebuah taksi yang akan membawanya pergi dari bandara.
Dia duduk di dalam taksi itu sambil memandang keluar jendela. Di sini kah tempat orang-orang yang sudah membunuh ayahnya tinggal. Kenapa mereka membunuhnya. Apakah kesalahan yang sudah diperbuat oleh sang ayah. Di sini kah ibunya tinggal. Apa kesalahannya hingga membuat ibunya membuang dirinya begitu saja.
2 buah motivasi menyelimuti hati dan perasaannya. Alasan yang membuat dirinya kembali ke tempat itu setelah dia mendapatkan kesuksesan. Alasan yang membuat dirinya harus tetap berada di sana agar dia bisa menjawab pertanyaan yang ada dalam benaknya.
Ponsel nya berdering, segera dia menerimanya dan meletakkannya di telinga.
"Ya Ayah, aku baru saja tiba!" jawab pemuda tampan itu. Panggilan telepon tersebut berasal dari David yang ingin mengetahui kabar dimana putranya berada.
"Ingat! Kamu berada di sana bukan untuk nostalgia. Kamu harus menemukan orang-orang yang telah membunuh ayahmu. Apakah kamu mengerti!" pria paruh baya itu kembali mengingatkan tujuan mengapa Niko berada di sana.
"Baik Ayah, aku mengerti," jawabnya.