Door...
Suara tembakan terdengar. Kali ini tembakan Niko tepat mengenai sasaran. Rere yang sedang diikat di sebuah kayu akhirnya bisa bernapas dengan lega karena pemuda tampan itu telah menyelamatkan nyawanya. Niko melepas kacamata tembaknya kemudian membuangnya begitu saja bersamaan dengan pistol yang ada di tangannya.
Niko melirik wajah wanita tersebut, wajah itu menunjukkan tanda terima kasih yang begitu besar kepada pemuda tampan yang telah menyelamatkan nyawanya.
"Hentikan semua ini ayah! Aku tidak mau menerima sikap ayah yang seperti ini!" lanjutnya.
Door... Dor... Dor...
Terdengar suara tembakan yang bertubi-tubi. Mereka diserang oleh kelompok preman yang tidak dikenal. Pemuda tampan itu berguling mengambil pistol yang ia buang dan kembali menggunakannya. Baku tembak terjadi di tempat tersebut. Para preman itu adalah orang-orang yang mencari keberadaan Bobot. Mereka tidak terima dengan perlakuan Niko yang menyelamatkan Bobot dan membawa emas milik mereka. Itulah alasan mengapa mereka berada di sana dan menyerang keluarga itu.
Dor... Dor... Dor...
Suara tembakan terdengar di mana-mana. Beberapa orang jatuh tergeletak di tanah karena tubuh mereka terkena tembakan.
"Mereka orangnya!" ucap Bobot.
"Apa?" tanya Niko sambil terus mengarahkan tembakan mencoba mengalahkan para preman itu.
"Mereka pemilik emas itu," teriak Bobot. Akhirnya pemuda tampan itu mengerti alasan mengapa preman itu berada di sana. Baku tembak masih tak berhenti semua orang sibuk mencoba membunuh dan melumpuhkan musuh-musuh mereka. Suara tembakan tiba-tiba berhenti. Niko sedang bersembunyi di balik sebuah dinding. Dia tidak menyadari seseorang dari kejauhan mengarahkan senapan ke arahnya. Tembakan pun dilepaskan.
Dor...
Seorang wanita paruh baya menghalangi tembakan yang hampir mengenai tubuh Niko dengan tubuhnya sendiri. Wanita itu pun jatuh dan berdarah. Niko yang marah mengarahkan tembakan kepada pria tersebut dan pria itu juga ikut terjatuh.
"Ibu?" pemuda tampan itu berteriak mencoba membangunkan wanita yang kini sedang berdarah di dalam pelukannya.
"Anakku, kamu adalah anak yang baik. Tetaplah menjadi anak yang baik. Jagalah kebaikan hatimu seperti kamu menjaga cermin!" kata-kata terakhir yang diucapkan wanita paruh baya tersebut sebelum dia menutup mata. Wanita itu menghembuskan nafas terakhirnya di dalam pelukan sang pemuda tampan. Niko benar-benar marah dan juga emosi. Dia berteriak sekuat tenaga kemudian mulai berlari mengejar orang-orang yang telah berusaha membunuh ibunya.
Niko berlari mengejar orang-orang tersebut. Mereka terjebak di dalam hutan yang berada tidak jauh dari desa tempat mereka tinggal. Niko sendirian dikuasai oleh amarah mencoba menghabisi semua orang yang berada di sana. Dia tidak melihat jika tatapan orang-orang itu tajam memandangnya mereka sedang mengarahkan senapan untuk menembak pemuda tampan tersebut.
Dor...
Disaat tembakan dilepaskan seorang pria paruh baya mendorong tubuh Niko hingga jatuh ke tanah. Tembakan tersebut mengenai punggungnya. Baku tembak kembali terjadi, Niko berusaha menghabisi orang-orang yang berada di tempat itu.
Niko dan Davin sudah berada di rumah. Pemuda tampan itu menggendong tubuh ayahnya yang telah menyelamatkan nyawanya dan membawanya ke rumah tersebut. Dia memanggil dokter untuk mengobati luka yang ada di punggung ayahnya.
"Anakku, aku ingin mengatakan sebuah rahasia kepadamu!" Davin yang sedang berdarah berkata kepada putranya.
"Jangan banyak bicara ayah. Tak boleh kehilangan banyak tenaga," ucapnya kemudian.
"Kamu bukankah anakku." kata-kata itu diucapkan oleh Davin ketika dia berada dalam keadaan kritis. Kata-kata yang membuat Niko akhirnya diam. Dia masih tak mengerti maksud dari bahasa yang baru saja diucapkan oleh ayahnya.
"Dua puluh tahun yang lalu, aku dan ayahmu pergi karena sebuah tugas perusahaan. Kami berdua sedang menyiapkan sebuah proyek besar yang akan segera terealisasi. Namun tiba-tiba mobil yang kami tumpangi mengalami kecelakaan. Mobil itu jatuh ke dalam jurang. Pada awalnya aku berpikir bahwa itu hanyalah kecelakaan biasa tetapi ternyata semua itu tidak benar. Ada orang-orang yang sengaja membunuh kami. Tetapi aku tidak terbunuh. Ayahmu menjadikan tubuhnya tameng agar aku tetap bisa selamat. Karena itulah aku membawamu ke mari karena kamu dan aku hanya hidup dengan satu alasan yaitu untuk balas dendam."
Cerita yang keluar dari lisan Davin benar-benar mengejutkan. Cerita itu sulit dipercaya tetapi demikianlah kenyataan. Niko hanya bisa membiarkan dirinya terduduk di lantai merenung masalah yang ada dalam pikirannya.
Setelah 20 tahun dia baru mengetahui bahwa pria yang selama ini mengasuh nya bukanlah ayah kandungnya, dia baru memahami bahwa selama ini ayah ya sudah tiada. Niko akhirnya mengerti mengapa Davin begitu keras kepada dirinya mencoba melatih nya menjadi seseorang yang memiliki kemampuan beladiri luar biasa ternyata pria paruh baya itu memiliki sebuah tujuan yaitu untuk balas dendam.
"Apakah kamu baik-baik saja?" paman Bobot bertanya kepada pemuda tampan itu. Niko tiba-tiba menatap wajah Bobot, lalu berdiri melangkahkan kakinya dan pergi.
"Dia kenapa? Aku hanya bertanya apakah dia baik-baik saja. Kenapa dia melotot lalu pergi, apakah ada yang salah?" pria itu bertanya kepada dirinya sendiri sambil menggelengkan kepala lalu dia mengelus kepalanya yang botak tidak berambut.
Niko berjalan menuju di mana ayahnya berada. Dia membuka pintu dan masuk ke dalam kamar pria paruh baya itu.
"Lalu ibu? Di mana ibu kandung ku?" pemuda tampan itu bertanya. David menatap wajah putra angkat nya. Kemudian dia mengalihkan pandangan.
"Dia membuang mu!" jawabnya berbohong. Jawaban yang diberikan oleh pria paruh baya itu membuat hati Niko sangat sakit.
"Kenapa? Apa alasannya?" seraya menahan rasa sakit dia kembali bertanya.
"Aku tidak tahu!" hanya itu jawaban yang diberikan oleh pria paruh baya itu.
Niko meninggalkan kamar tersebut sembari membawa luka di dalam hatinya. Dia pergi menuju kamarnya melewati Bobot yang menatapnya dengan perasaan kasihan. Pria paruh baya yang botak itu mendengar perbincangan antara Niko dan juga ayahnya. Dia pun bisa merasakan perasaan luka yang sekarang ada di dalam hati pemuda tampan itu.
Niko duduk di atas ranjang sembari menggenggam sebuah foto di tangan kanannya. Di dalam foto itu ada tiga orang yang pertama adalah Davin kemudian Dika yang merupakan ayah kandung dari Niko dan yang terakhir adalah Nur yaitu ibu kandungnya.
Niko yang marah kemudian merobek foto yang ada di tangannya lalu melemparkannya begitu saja. Hatinya bener-bener dikuasai amarah. Dia bertanya di dalam dirinya sendiri kenapa ibunya membuangnya begitu saja. Apakah ada seorang ibu yang membenci anaknya sendiri hingga membiarkan anaknya hidup jauh dari dirinya. Pemuda tampan itu tak bisa percaya jika dia memiliki seorang ibu yang sangat kejam. Dia meninggalkan kamar itu mencoba menenangkan dirinya sendiri dari amarah yang tiba-tiba tumbuh di dalam hatinya.