"Tidak apa-apa, Sekar. Justru Papa semakin khawatir jika membiarkan kamu hanya di antar oleh Dadang, nanti setelah melihat keadaan Yasa, Papa bisa sambil tidur di mobil. Kamu tidak perlu risau dengan keadaan Papa. Kunjungan ke Resto juga bisa di lakukan kapan saja, tidak ada batasan waktu bagi Papa. Toh, Papa pemiliknya, kan!"
Apa yang dikatakan Papa ada benarnya juga, urusan Resto bisa di lakukan jam berapa pun besok. Tapi tetap saja aku merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Papa jika terlalu kelelahan. Namun, aku bisa apa jika Papa sudah berkata demikian. Asalkan Papa merasa baik-baik saja, aku juga tidak bisa terus membantahnya.
"Ya, sudah. Terserah Papa saja deh," ujarku pasrah.
"Mama ikut ya, Pa. Mama juga ingin lihat kondisi Yasa," sambung Mama dengan meminta untuk ikut serta melihat keadaan Mas Yasa.
"Jangan, Ma. Kalau Mama ikut, siapa yang akan menemani Gavriel disini," ujarku pada Mama.