"Aku memang salah, Pa. Yasa juga bingung bagaimana caranya mengatasi masalah keuangan yang menimpa Yasa kali ini." Ucap Yasa sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Aku tau kesulitan yang saat ini Yasa alami memang membuatnya jadi serba salah. Tidak mudah mengatasi emosi dan ego di saat keadaannya sedang tertimpa masalah seperti ini, tapi dia juga harus bisa membagi sedikit waktunya untuk sekedar komunikasi secara baik dengan Sekar. Itu yang senantiasa ku lakukan sejak dulu jika memiliki masalah dalam hal bisnis atau apa pun itu, sebisa mungkin aku tidak menyakiti Daliya meski sedang dalam keadaan pikiran yang kacau.
"Bukankah Sekar menyarankan untuk menjual perusahaanmu yang di Bandung? Papa juga setuju jika kamu menjualnya, ini semua untuk kebaikanmu dan rumah tanggamu juga," ku katakan apa yang menjadi permintaan Sekar kemarin, mengajarkan Yasa bagaimana caranya untuk tidak selalu menggantungkan segala sesuatunya padaku.
