Huft, rasanya sangat lelah setelah mengantar Salsa dan sempat berdebat dengan Salsa tadi. Ku rebahkan tubuhku di atas kasur empuk dalam kamarku, sudah sembilan tahun lamanya aku berada di kota ini.
Aku tidak pernah menyangka sebelumnya jika aku akan pindah ke kota ini, kota dimana Ibuku berada. Dan anakku yang baru lahir harus ku korbankan demi ambisiku dan Ayah. Kadang terbesit rasa sesal saat mengingat semua itu, rasa takut juga kadang menghantui. Aku takut anakku membenciku kelak karena ulahku ini, tapi jika tidak seperti ini, maka aku dan Ayah akan hidup dalam bayang-bayang kesedihan secara terus-menerus, karena sosok Ibu yang tidak bisa ku miliki seumur hidup. Ayah pernah berkata padaku, bahwa apa yang ia lakukan ini hanya demi aku semata, anak yang hidup tanpa kasih sayang Ibu selama ini.
"Brama, kamu sudah pulang?" Tegur Ayah padaku. Entah sejak kapan Ayah sudah berada di kamarku, aku tidak menyadarinya karena saking lelahnya tubuh ini.