"Ah, Brengsek." Seruku sambil membanting gelas berisi teh di atas meja ruang kerjaku.
Sudah banyak dana yang ku keluarkan demi membangun cabang perusahaan di Pekanbaru baru. Tapi takdir berkata lain padaku, belum sampai satu tahun perusahaan itu berdiri, kerugian yang ku tanggung saat ini sudah hampir mencapai lima puluh miliyar rupiah. Para Investor banyak yang menuntut kerugian akan merosotnya harga saham perusahaan. Jika begini terus, aku bisa bangkrut secara perlahan. Karena dana yang ku miliki telah banyak terpakai untuk menutupi keluhan para Investor.
Dulu aku sempat berfikir jika membuka cabang perusahaan di daerah itu akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar, tempat yang strategis serta harga lahan yang dijual murah, membuatku tergiur untuk mendirikan perusahaan baruku disana. Nyatanya aku salah, semua ekspektasiku berbanding balik dan bukan keuntungan yang ku dapatkan saat ini, melainkan kerugian finansial yang sangat turun drastis.
Tok ... Tok ...