"Itu, em, kayaknya kita bisa selesaikan secara kekeluargaan aja ya pak! Saya kenal betul orang tua beliau jadi gak perlu lah sampai di hukum hukum gitu!" pak Nahruli mencoba mencari titik tengah agar dirinya tidak berhadapan degan tuan muda Dav.
Bu Tiwi ada manggil tadi kan? Ngomong apa dia?" tanya Zayyan. Saat mereka keluar dari gedung pertandingan tadi, Dhita di panggil oleh ibu Kepala sekolah. Zayyan penasaran dengan apa yang mereka bicarakan.
Di turnamen yang di sebutkan Reza tadi, sebenarnya tim SG mengalahkan juniornya Reza di final sehingga mereka keluar sebagai juara di sana. Jadi bisa saja Reza ingin timnya mengalahkan mereka di final juga.
Zayyan menghela nafas lega. Dia lega karena tidak harus membuang banyak energi dalam masalah ini karena kebetulan pak Nahruli itu adalah salah satu mitra perusahaan Ayahnya, jadi dia tidak berani untuk terlalu menunjukkan taringnya di depan Zayyan.