"Namanya gue yang minta sama kepala sekolah buat undurin acaranya," Zayyan dengan pd bicara seperti itu.
Dhita memiringkan bibir sambil mengerutkan kening, "dihh gaya banget, kemarin yang gelisah sendiri karena gak bisa main siapa coba?" Dhita mengingatkan.
Beberapa hari yang lalu ketika mereka tau kalau ternyata acara itu berbenturan dengan studi ini, Zayyan benar benar sangat gelisah karena dia gak bisa ikut main.
Klub basket mereka akan bertanding dalam pertandingan eksebisi di acara festival itu, jadi kalau acara itu berbenturan dia dan Bima otomatis gak bisa ikut bertanding.
Zayyan langsung tersenyum pahit ketika candaannya di patahin kayak gitu, tega banget kan Dhita, padahal dia juga butuh hiburan buat menyemangati dirinya.
Tidak terasa karena mengobrol panjang lebar di sepanjang perjalanan mereka udah sampe di kampung sebelah.
