Zayyan menyingkap selimut tebal yang membenam dirinya dan menjaganya agar dirinya tetap hangat karena ia merasa dingin.
Saat ia mengeluarkan wajahnya ia melihat Dhita berdiri di belakang Bunda, ia sempat berpikir kalau itu sepertinya hanya halusinasi tapi saat gadis itu bicara padanya ia meragukan pikirannya.
"Pelan pelan Za!" kata Dhita saat Zayyan mencoba menyingkirkan selimut tebal itu dari tubuhnya.
"Dhita mana obatnya tadi?" tanya Bunda sebelum melanjutkan sambil memalingkan pandangannya ke arah Zayyan, "gimana perasaanmu sekarang? mendingan atau masih bertambah lemas?" tanya Bunda.
Nafas Zayyan mengerang lemah saat ia mencoba duduk, kepalanya terasa pusing sekarang tapi karena Dhita ada di sini dia tidak ingin terlalu menunjukkan rasa sakitnya.