Chereads / Segel Cinta Zayyan / Chapter 50 - Setoran Organisasi?

Chapter 50 - Setoran Organisasi?

Dhita sangat tidak senang saat mendengar Gilang mengucapkan kata kata itu barusan, dan dengan spontan ia memotong kalimat Gilang yang belum selesai.

"Gue heran ya Ta sama lo! kenapa gue gak punya kesempatan kayak Zayyan sih? apa menurut lo cowok itu lebih baik dari gue?" Gilang yang biasanya bersikap tenang entah kenapa hari ini begitu frontal dalam mengutarakan isi hatinya.

"Cukup Gilang! gue gak mau bahas ini lagi! dan satu hal yang harus lo tau ya, memang Zayyan orang paling rese dan jahil yang pernah gue kenal tapi gue gak pernah dengar sepatah katapun dari Zayyan yang menjelekkan orang lain!" setelah mengucapkan itu Dhita langsung meninggalkan Gilang sendirian di kantin.

Ia benar benar sangat terganggu dengan kalimat yang keluar dari mulut Gilang barusan, entah kenapa ia tidak terima dengan pendapat Gilang.

Sejak awal ia memang gak pernah mandang Zayyan lebih baik dari Gilang, tapi saat ia mengingat obrolan Zayyan dan Farrel saat membahas pertemuan dan Gilang ia dapat menyimpulkan satu hal.

Kalau Zayyan bukan tipe orang yang suka menjelekkan orang lain!

Tidak seperti Gilang yang berani menjelekkan Zayyan dihadapannya, dan jujur ia masih tidak percaya Gilang melakukan hal seperti ini karena biasanya Gilang bukan tipe orang yang terlalu frontal seperti itu.

***

Saat Dhita pergi meninggalkannya, Gilang terlihat begitu kesal dan sedih. Dan tidak lama setelah itu ia terlihat menelpon seseorang dan bicara sangat serius dengan orang dibalik telepon itu.

Sementara itu, Zayyan dan teman temannya telah kembali dari supermarket dengan membawa beberapa bingkisan jajanan dari sana.

"Koyak banyak deh gue gara gara jajan di sana," Farrem mengomel kesal.

"Lo sih! nafsuan banget semua mau di masukan dalam keranjang!" Yuda menyenggol bahu Farrel sambil tertawa kecil.

"Ya gue kira kan Zayyan yang traktir, tau taunya bayar sendiri sendiri! kan gue kejebak batman jadinya," jawab Farrel dengan wajah sedihnya.

"Lo aja yang merasa gitu, gue kan gak ada nawarin buat traktir jadi jangan semangat kali ngambil jajanannya!" Zayyan terkekeh pelan. Temannya yang satu ini cerobohnya gak ketolong emang.

"Tetep aja ini salah lo, kalau aja kita nongkrong di kantin tadi gak mungkin sampe koyak 50 gue!" sahut Farrel tidak terima.

"Yah malah ngeles ni anak, padahal kalau lo emang gak niat beli semua itu bisa di balikin kali sebelum di bayar," Yuda menambahkan.

"Ngomong ngomong kok tumben banget lo banyak bawa uang hari ini?" tanya Zayyan.

Sebagai seseorang yang udah berteman lama dengan Farrel, Zayyan sangat mengenal kondisi kantong temannya itu.

Memang dia berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan dan itu bisa dilihat dari tunggangan yang ia bawa saat pergi dan pulang sekolah.

Tapi kalau bicara soal uang jajan, tidak ada yang spesial dari Farrel. Dia tetaplah anak SMA yang masih menggantungkan uang jajannya pada orang tua.

Jadi kalau masalah uang jajan Farrel sama saja seperti anak anak lainnya.

"Sepele banget jadi orang, lo pikir penghasilan gue Cuma dari uang jajan doang apa?" ketus Farrel dengan tangan yang menenteng kantongan penuh jajanan itu.

"Kalau Zayyan kita udah tau, dia ngurusin bisnis bokapnya jadi udah pasti melimpah uangnya, kalau lo ini gue gak tau bre," kata Yuda.

"Jangan bilang lo tipu nyokap lo biar bisa dapetin itu," tambah Zayyan bercanda.

"Dih lancip bener ya mulut lo! bukan nyokap yang gue tipu tapi bokap." sahut Farrel dengan bangga.

"Tuh kan gue udah curiga dari lo ngeluarin uang 50 ribu tadi, gak takut dosa bre nipu orang tua gitu?" tanya Zayyan sambil menggeleng kepalanya.

Ini bukan kali pertama Farrel mendadak kaya dengan uang berlebih, sebelumnya ia juga pernah tiba tiba ngeluarin uang 100 ribu buat jajan.

Ehh tau taunya ternyata itu uang untuk bayar spp sekolah, kan bandel banget emang ni anak.

"Gue gak nipu, pas gue minta uang ini gue bilang untuk setoran organisasi! nah kan pas banget ni kita lagi ada kegiatan organisasi jadi gak nipu dong gue!" Farrel berdalih.

"Setoran? huh! sejak kapan ada setoran di organisasi sekolah." Yuda terkekeh setelah mendengar alasan Farrel.

Organisasi di sekolah mereka tidak pernah meminta uang apapun lagi dari para anggotanya karena semua sudah dalam tanggungan sekolah dan terhitung di uang bulanan sekolah yang cukup mahal pula.

"Kalau lo bagi bagi dengan anak anak mungkin baru bener bre!" tambah Zayyan.

"Gue kasih permen aja mereka nanti, iya kali gue kasi snak snak ini, rugi bandar dong!" sahut Farrel.

Mereka terus mengoceh di sepanjang jalan, dan saat kembali mereka melihat pak Ruhian sudah selesai memberikan gerakan dan mulai meminta mereka satu persatu ke dalam ruangan.

"Udah berapa orang yang masuk?" tanya Zayyan pada salah satu junior di lapangan.

"Dua puluhan kak!" jawab junior itu dengan tenang.

"Cepet juga ya?" gumam Farrel.

Setelah bertanya Zayyan melihat siswa siswa baru yang belum masuk kedalam ruangan, kemudian ia bertanya lagi.

"Daffa adiknya Dhita udah masuk apa belum?" tanya Zayyan karena ia tidak menemukan Daffa dalam barisan itu.

"Baru aja masuk kak, Kak Dhita barusan juga ada di sini."

"Dhita di sini? terus sekarang dia dimana?" tanya Zayyan sekali lagi.

Sebenarnya ada rasa kesal saat mengingat Dhita tapi tetap aja dia penasaran dengan gadis itu.

"Gak tau kak mungkin pulang kali ya,"

Setelah sedikit mengobrol dengan junior itu Zayyan langsung masuk kedalam ruangan dan melihat bagaimana Daffa mempraktekkan gerakan silat yang baru saja diberikan pak Ruhian saat di lapangan tadi.

Gerakan Daffa cukup baik jika mengingat dirinya yang tidak memiliki basic silat sama sekali, jadi sepertinya anak itu akan diterima dalam ekskul ini.

Karena Daffa menampilkan gerakan yang cukup baik, Zayyan tidak lagi khawatir dengannya dan ia kembali keluar setelah itu.

"Gimana si Daffa?" tanya Yuda yang tau kalau Zayyan barusan masuk karena mau liat Daffa.

"Gerakannya udah lumayan, menurut gue sih pak Ruhian bakal terima dia." jawab Zayyan.

"Yaelah Za! kalaupun Pak Ruhian gak lulusin dia, lo bisa kali masukin dia kan lo ketua!" sambil menikmati keripik kentang dengan bumbu balado yang ia beli di supermarket tadi, Farrel menyambar.

"Udah diem ah, gue tinggal bentar ya!" masih ada yang mengganggunya saat ini jadi dia harus bergegas.

"Mau kemana bre" tanya Farrel dan Yuda.

"Ada urusan bentar, kalian di sini aja jagain anak anak!" setelah itu Zayyan langsung bergegas pergi.

"Ada aja urusan tu orang!" gumam Farrel pelan.

Zayyan tidak mendengar gumaman Farrel karena sudah jauh, jadi ia terus melangkah kearah kantin dan saat sampai disana dia tidak menemukan seorangpun di sana.