Chereads / reincarnation of a demon god (sub Indonesia) / Chapter 46 - kebahagiaan Adis

Chapter 46 - kebahagiaan Adis

"ngomong-ngomong kenapa kita lari?" Ujar ku yang menyalahkan orang lain.

"Kau yang menyuruh kami!" Jawab Siestina.

"Kapan aku berkata seperti itu? Aku datang pada kalian dan kalian langsung lari begitu saja" jawab ku dengan kesal.

"Sudahlah! Lagian, tidak ada yang salah" ujar Erina dengan tenang.

Kami mulai menyadari bahwa hal ini memang sepele dan tidak gunanya untuk di perdebatkan. Aku sempat heran kenapa Erina begitu tenang? Sangat berbeda sekali dengan akhir-akhir ini. Erina biasanya suka marah-marah.

"Haha! Kalau begitu, mending kita melanjutkan perjalanan kita menuju barat"

**************

"Mereka mulai bergerak lagi" ujar Raka pada Hiuga sambil terus membuntuti mereka.

"Sebenarnya apa rencana mu?" Ujar Hiuga dengan tidak yakin.

"Ikuti saja semua instruksi dari ku. Kau akan mengetahui" jawab Raka. Mereka berdua bersembunyi di balik batu sambil melihat Dewi Siestina yang melanjutkan perjalanannya.

************

"Sampai kapan kita terus berjalan? Kapan perjalanan ini akan berakhir? Persediaan air juga sudah mulai habis" ujar Siestina yang mengeluh.

"Tumben kamu mengeluh!" Jawab ku.

"Aku juga mempunyai perasaan bosan tau!" Jawab Siestina sambil kesal.

Kami terus berjalan di jalan yang tandus itu. Tiba-tiba, ada yang memanggil kami dari belakang.

"Hey!! Tunggu aku" ujar Hiuga sambil berlari bersama Raka.

"Dari mana saja kau?" Ujar ku yang penasaran apa yang telah dilakukannya.

"Aku menetap di rumah teman baru ku. Ngomong-ngomong perkenalan ini teman ku Raka!" Ujar Hiuga sambil memperkenalkannya pada semua nya.

"Halo semuanya!" Raka langsung menyapa kami.

"Sepertinya aku pernah melihat mu!" Ujar Siestina sambil mengingat sesuatu.

"Gawat!" Ujar Raka dalam hatinya dalam keadaan gentar. "Tidak mungkin! Kita baru bertemu, mana mungkin kita saling mengenal" jawab Raka dengan tegar.

"Benar juga! Siapa yang peduli akan hal itu" jawab Siestina yang tidak peduli.

"Kemana tujuan mu?" Ujar ku pada Raka.

"Kata Hiuga. Kalian ingin pergi menuju pulau kura-kura, jadi kebetulan aku juga ingin pergi ke pulau kura-kura tersebut. Mungkin sekarang aku akan mengikuti kalian menuju pulau kura-kura. Apakah aku boleh ikut dengan kalian?" Ujar Raka dengan kebohongannya.

"Tentu" jawab Adis. "Semakin banyak maka semakin mudah"

"Yap! Kalau begitu kamu boleh ikut dengan kami menuju pulau kura-kura" ujar Siestina yang juga setuju pada Adis.

"Terimakasih" ujar Raka. Raka langsung tersenyum mendengar itu dan bicara dalam hatinya "bagus sekali! Dengan sedekat ini, aku bisa membunuh Siestina secara tiba-tiba. Namun, aku akan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan itu.

"Apa yang akan dilakukan oleh Raka?" Ujar Hiuga di dalam hatinya.

*************

Kami melanjutkan perjalanan dalam keadaan kehabisan air dan kelelahan. Namun, kami terus berjalan memaksakan diri karena tekad kami sudah kuat dan tidak akan menyerah di setengah perjalanan.

"Teman-teman! Lihat ada kerajaan di depan kita" ujar Adis yang gembira ketika melihat kerajaan itu.

"Beruntung sekali kita! Sepertinya kita harus ke sana untuk bisa beristirahat dan mengumpulkannya kembali persediaan. Bagaimana menurut mu Arth?" Ujar Siestina.

"Kalau menurut mu Erina?" Ujar ku sambil memandang pada Erina.

"Tidak ada salahnya juga. Lagi pula kita harus melanjutkan perjalanan dalam keadaan berbekal" jawab Erina.

"Kalau begitu, mari kita ke kerajaan itu dan menginap. Itu juga kalau ada yang menawarkan kita untuk menginap" ujar ku yang tahu bahwa kami tidak mempunyai uang satu koin pun.

Kami langsung menghampiri gerbang masuk untuk masuk ke kerajaan tersebut.

"Tunggu!" Ujar prajurit yang memberhentikan kami.

"Ada apa tuan?" Ujar Adis kepada perajut tersebut.

"Kami akan menggeledah kalian terlebih dahulu" jawab perajut tersebut sambil langsung menggeledah kami.

"Eh! Apa perempuan juga akan di geledah?" Ujar Erina.

"Tenang! Di sana ada perajut perempuan yang akan menggeledah kalian" jawab perajut tersebut.

Erina, Ginny dan Siestina pergi menuju tempat yang di maksudkan oleh perajut tersebut untuk di geledah agar bisa masuk ke dalam kerajaan itu.

"Kalian boleh masuk!" Ujar perajut itu sambil berjalan meninggalkan kami.

Tak lama kemudian Erina dan yang lainnya datang menghampiri kami dalam keadaan di perbolehkan untuk masuk.

"Ayo! Kita masuk ke kerajaan ini" ujar Erina yang baru datang.

Kami mulai memasuki tempat kerajaan tersebut dan kami terkejut karena kerajaan itu sangat mewah. Banyak sekali patung-patung yang berdiri di tengah-tengah kerajaan serta banyak sekali air mancur kerajaan sehingga kerajaan terlihat sangat megah.

"Selain indah, tempat ini cukup ketat juga" ujar Siestina.

"Ketat apanya?"

"Kami di geledah sampai harus membuka baju kami" ujar Siestina sambil tertawa kecil.

"Mungkin itu demi keamanan kerajaan" jawab ku.

Kami mulai berkeliling di kerajaan tersebut. Ada begitu banyak pedagang-pedagang di pinggir jalan. Mereka berjualan dengan tatacara yang ramah dan mudah tersenyum. Warga-warga kerajaan ini juga hampir sama dengan kampung Zulani jika dilihat dari segi berpakaian nya.

Kami terus berjalan-jalan di kerajaan itu dengan keadaan lapar. Tiba-tiba Raka mengajak kami untuk menghampiri salah satu rumah makan yang ada di kerajaan itu.

"Tapi kami tidak punya uang!" Ujar Adis yang mengeluh.

"Tenang! Aku mempunyai banyak uang kok" jawab Raka sambil tersenyum dengan kebohongannya.

"Benarkah? Asik!! Kalau begitu mari kita makan" jawab Adis yang langsung memasuki rumah makan.

"Kau yakin bisa mentraktir kami semua?" Ujar ku.

"Tenang! Aku akan bertanggung jawab dalam hal itu" jawab Raka sambil tersenyum.

Kami langsung memasuki rumah makan karena katanya Raka akan mentraktir kami semua. Dan masing-masing memesan makanan yang mereka pilih.

Aku melihat Adis yang begitu bahagia dan senang. Bahkan, ia menunggu makanannya dengan tak sabar.

"Tenanglah Adis!" Ujar ku sambil tertawa.

"Aku tidak bisa menahannya. Karena beberapa hari terakhir, aku bersyukur dan sangat bahagia bisa bertemu dengan kalian. Karena dulu aku tidak punya siapa-siapa. Aku dilahirkan dalam keadaan yatim-piatu. Aku tidak mempunyai siapapun dan aku sering diintimidasi oleh orang lain dan di benci. Seperti mempunyai penyakit menular bagi mereka. Dan sekarang, aku bersyukur sekali bisa bertemu dengan mu dan yang lainnya yang bisa mengganggap ku sebagai orang biasa" ujar Adis yang begitu senang karena pesanannya sampai.

"Aku paham maksudmu"