Chereads / Rahasia Pernikahan Zahra / Chapter 29 - Zahra Wanita Berbeda

Chapter 29 - Zahra Wanita Berbeda

"Apa yang kamu lakukan?" Zahra pertanyaan kepada suaminya saat menyadari bahwa dirinya sedang ada dalam gendongan pria itu dan perlakuan suaminya memancing pandangan dari sebuah orang yang ada di sana.

"Arya?" sebuah suara kembali mengejutkan Arya dan juga Zahra. Apakah sebuah kebetulan hingga mereka bertemu kembali dengan Jenny.

"Hai," ucap pemuda tampan itu kemudian perlahan dia menurunkan Zahra dari gendongan nya. Zahra berdiri di samping Arya. Tidak tahu perasaan apa yang sedang merasakannya pada saat ini. Tidak tahu bagaimana caranya menanggapi keadaan itu. Sebelumnya mereka pernah bertemu dengan Jenny saat mereka berada di rumah sakit. Namun pada saat itu Zahra tidak bisa fokus karena tubuhnya yang lemah. Namun sekarang keadaan berbeda.

"Hai, perkenalkan aku adalah Jenny." wanita itu memperkenalkan dirinya kepada Zahra. Zahra melirik wajah suaminya, Arya mengangguk pelan memberikan isyarat kepada istrinya. Zahra menyambut tangan Jenny.

"Aku Zahra, senang berkenalan dengan Anda!" jawab Zahra.

"Kamu sendirian?" Arya bertanya kepada wanita itu.

"Ya, begitulah. Apakah kalian punya waktu? Bagaimana jika kita makan bersama?" ajak Jenny. Sesungguhnya Zahra tidak merasa nyaman dengan kehadiran wanita itu apalagi jika makan malam bersama dengannya. Tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk menunjukkan perasaan hati yang sebenarnya.

"Baiklah," ucap Arya.

Zahra tak memiliki pilihan lain selain mengikuti kata-kata suaminya yang setuju dengan undangan makan malam yang disampaikan oleh Jenny. Meski Zahra merasa tidak nyaman tetapi dia juga tak bisa menolak keinginan suaminya.

***

"Aku sedikit terkejut saat mendapatkan pengakuan dari kamu bahwa kalian sudah menikah?" wanita itu membuka pembicaraan. Arya terlihat sangat dingin, dari pandangan zafira wanita itu menilai bahwa suaminya juga tak menginginkan pertemuan tersebut tetapi dia tidak tahu alasan mengapa Arya menyetujui makan malam mereka.

"Kapan kalian menikah? Lalu kapan resepsi nya?" Jenny mengajukan pertanyaan. Sesungguhnya wanita itu masih ragu apakah Arya benar-benar sudah menikah. Atau pernikahan itu hanya rekayasa saja. Untuk itulah Jenny sengaja mengundang mereka untuk makan malam bersama agar dia bisa menyelidiki tentang pernikahan itu lebih lanjut.

"Kami sudah menikah beberapa bulan yang lalu, pekerjaanku masih begitu menumpuk karena itulah resepsi masih tertunda. Tetapi kamu jangan khawatir, karena kami pasti akan mengundang mu," jawab Arya.

"Mas, sudah maghrib. Bolehkah aku salat terlebih dahulu!" disaat menikah sedang berbincang tiba-tiba Zahra berbisik di telinga suaminya.

"Tentu saja! Ayo, mas akan mengantarkanmu!" jawab Arya. Zahra kembali terkejut, untuk pertama kalinya dia memanggil mas kepada suaminya sendiri. Tadinya dia bingung panggilan apa yang pantas untuk pria itu di hadapan Jenny. Dari sikap yang ditunjukkan oleh Arya terlihat sangat jelas bahwa pemuda tampan itu ingin menunjukkan kemesraan mereka dan pernikahan mereka kepada wanita tersebut karena itulah Zahra hanya ingin mendukung suaminya.

"Jenny, kami berpisah sebentar ya." Arya berpamitan kepada Jenny. Tanpa mendengarkan jawaban pemuda tampan itu membantu istrinya. Menggandeng tangan wanita tersebut kemudian melangkah untuk menunaikan salat. Di hadapan wanita itu pasangan suami istri itu menunjukkan kemesraan nya. Meski Zahra masih tidak mengetahui apa alasan suaminya hingga bersikap seperti itu.

"Apa yang kamu lakukan?" ketika mereka berada di tempat yang berbeda tiba-tiba Zahra mengajukan sebuah pertanyaan kepada suaminya. Hubungan dirinya dan Arya memang sudah halal. Karena pria itu sudah mengucapkan hijab kabul untuk dirinya. Tetapi Zahra masih belum sesungguhnya menjadi istri dari Arya, mendapatkan perlakuan yang berbeda membuat dirinya bertanya. Namun pria itu tidak menjawab pertanyaan istrinya, dia justru mendekati wanita tersebut dan mengecup kening. Zahra hanya bisa melongo. Di sebuah restoran yang mahal dan mewah, di sebuah lorong menuju mushola, Arya untuk pertama kalinya mengecup kening istrinya sendiri. Untuk pertama kalinya Zahra menerima sentuhan romantis dari suaminya. Jantung Zahra berdegup sangat kencang. Apalagi saat wajah mereka begitu dekat dan keduanya saling menatap. Zahra bisa melihat garis-garis ketampanan yang ada di wajah suaminya dengan begitu jelas. Dia hampir tak mampu menguasai dirinya sendiri karena perasaan yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya.

"Aku salat dulu ya!" pamit Zahra. Wanita itu menunduk kemudian meloloskan diri dari center aman tangan suaminya. Arya tersenyum melihat tingkah istrinya yang berlari menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sesungguhnya pemuda tampan itu melakukan semua itu kepada istrinya karena dia melihat bahwa Jenny sedang memperhatikan keduanya. Jenny masih belum bisa percaya dengan pernikahan yang terjadi antara Arya dan juga wanita itu karena itulah dia ingin memastikan nya. Melihat Arya yang mengecup kening istrinya dengan begitu mah cara membuat keraguan di dalam hati Jenny berubah. Dari semua yang dilihatnya ternyata jelas bahwa wanita itu adalah istri dari pria yang sangat dicintainya. Jenis tak bisa menerima semua itu.

Selama ini dia tak pernah gagal mendapatkan apapun yang dia inginkan. Sebagai anak dari konglomerat di kotanya semua permintaannya adalah kewajiban bagi kedua orang tuanya. Sejak kecil apapun yang diinginkan oleh Jenny pasti akan dikabulkan oleh kedua orang tuanya. Namun sekarang saat satu-satunya keinginan yang ada di dalam dirinya yaitu menjadi wanita Arya, dia justru tidak mendapatkannya.

Wanita itu meninggalkan restoran begitu saja bahkan ketika mereka belum menikmati makan malam sama sekali. Dia sudah tak mampu menahan emosi yang benar-benar menguasai dirinya. Tadinya dia mengadakan makan malam untuk menyerang Zahra, namun keadaan yang ada justru menyerang dirinya.

Jenny mengirim pesan singkat ke ponsel Arya. Dia membuat alasan hingga meninggalkan makan malam dengan tergesa-gesa. Arya tersenyum saat membaca pesan itu. Pemuda tampan tersebut sangat mengerti alasan mengapa wanita itu tiba-tiba pergi. Dia kembali menyimpan ponsel di dalam saku nya dan menatap istrinya yang sudah memasuki mushola.

Dari kejauhan, pemuda tampan itu terus memperhatikan istrinya yang sedang menunaikan salat. Dia memegang jantungnya. Arya merasa heran dengan perasaan yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya. Mengapa jantungnya berdegup begitu kencang saat dia berdekatan dengan wanita itu. Selama ini dia tidak pernah merasakan hal yang sama. Meski berulang kali begitu banyak wanita yang berusaha mendekati dirinya tetapi hati pemuda tampan itu tak pernah tersentuh. Mengapa zahra berbeda.

Arya sangat mengetahui bahwa Jenny benar-benar menginginkan dirinya. Berulang kali wanita itu mencoba mendekati Arya, bahkan pernah ingin menjebak nya dalam minuman hingga membuat Arya tidak sadarkan diri. Namun semua itu sudah berhasil di tuntaskan oleh pemuda tampan tersebut. Dia adalah pria tampan yang cerdas namun tak menyukai perempuan. Dia tak pernah mau berhubungan dengan wanita manapun. Dia tak peduli secantik apa wanita yang dipersembahkan untuk dirinya tetapi Arya tak pernah tertarik. Hingga akhirnya sang ayah memaksa dirinya untuk menikah dengan Zahra.