Arya tidak tahu bagaimana cara membongkar rahasia yang ada di dalam hati wanita itu. Satu-satunya cara yang harus dilakukannya adalah bertanya kepada sang ayah. Bukankah seharusnya ayahnya lah yang mengantar zahra ke kampus. Arya harus tahu mengapa ayahnya membatalkan mengantarkan zahra untuk mengikuti studinya. Pria tampan itu berjalan masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya. Dia mengetuk pintu kamar tersebut tetapi tidak ada jawaban yang didengar nya.
Dia tidak tahu kemana kedua orang tuanya pergi, pria itu kembali mengetuk pintu. Seorang pelayan melintas kemudian bertanya kepada Arya.
"Tuan muda, apakah anda mencari nyonya dan tuan besar?" tanya pelayan itu kepada Arya.
"Ya, kemana mereka?" tanya sang pemuda tampan.
"Nyonya dan tuan besar sedang keluar. Mereka pergi ke pesta ulang tahun sahabatnya," jawab wanita itu.
"Baiklah, terimakasih Bu!" jawab Arya.
Pelayan itu meninggalkan sang pemuda tampan berdiri sendirian di depan kamar orang tuanya. Setelah sang pelayan itu pergi, Arya juga berniat meninggalkan kamar tersebut. Namun sebuah pemandangan yang berasal dari dalam kamar menghentikan langkahnya. Kamar itu tidak dikunci dengan rapat. Pria itu merasa ragu tetapi akhirnya dia mendorong pintu kamar tersebut dan melangkah masuk ke dalam kamar itu.
Sudah lama dia tidak melangkahkan kaki ke dalam kamar tersebut. Sejak pertengkaran hebatnya dengan sang ayah yang membuat jarak diantara dirinya dan juga ayahnya semakin menjauh. Dia tidak tahu sejak kapan tetapi dia juga mulai menjauh dari ibunya. Sementara selama ini orang yang paling dekat dengan dirinya adalah sang ibu. Namun perubahan sikap ibunya juga membuat dirinya menjaga jarak dengan wanita paruh baya itu.
Arya berjalan di dalam kamar ibunya, dia melangkahkan kaki kesana kemari mencoba menelusuri isi kamar tersebut. Bayangan dirinya sering bermain bersama dengan sang ibu di dalam kamar itu kembali terbayang. Kenangan masa lalu yang indah menghiasi pikiran pria tampan tersebut.
Pandangan Arya berhenti pada sebuah lemari yang terlihat sedikit terbuka. Tidak tahu apa yang mendorongnya tetapi pria itu mendekati lemari tersebut dan membuka pintunya perlahan. Di dalam lemari itu terdapat album foto. Arya mengambilnya dan mulai memperhatikannya satu demi satu. Kedua matanya tidak berkedip melihat bagaimana foto-foto masa kecilnya berada di sana. Bagaimana dia mendekap sang ibu dengan sangat kuat karena kerinduan yang ada di dalam hatinya. Pria itu bertanya-tanya di dalam hati kemanakah semua rasa rindu itu pergi. Apakah rasa rindu yang selama ini menguasai hatinya telah menghilang begitu saja. Pertanyaan itulah yang terus berada di sisinya.
Setelah selesai membiarkan dirinya hanyut dalam kenangan indah bersama dengan ibunya pria tampan itu pun memutuskan untuk meninggalkan kamar tersebut. Dia memasukkan album foto kembali ke tempatnya. Namun saat dia hendak meletakkan abang foto tersebut tiba-tiba sebuah foto terjatuh. Pria tampan itu membungkuk dan mengambil foto tersebut. Kemudian dia membalik foto itu dan sebuah pemandangan yang mengejutkan terlihat di kedua matanya.
Selembar foto itu menunjukkan tentang dua orang wanita muda yang sangat mirip satu sama lainnya. Wanita itu terlihat begitu cantik. Semakin diperhatikan wanita itu semakin mirip dengan ibunya tetapi Arya tidak mengetahui siapakah wanita yang berada di sebelah ibunya. Tetapi semakin diperhatikan kemiripan diantara keduanya semakin kuat bahkan Arya sendiri tidak tahu mana ibunya dan mana wanita lain.
Selama ini dia tidak pernah mengetahui bisa ternyata ibunya memiliki saudara kembar. Mungkinkah semua itu terjadi. Apakah sebenarnya yang sedang terjadi di rumahnya. Berbagai pertanyaan mulai menguasai hati dan pikiran pria itu.
Sebuah suara mobil yang memasuki area pekarangan rumah mereka mengejutkan Arya. Pria itu segera menyembunyikan album photo ke dalam lemari namun tidak lupa dia mengambil salah satu foto sebagai barang bukti. Dia harus tahu apakah ibunya memang memiliki saudara kembar. Pikiran busuk mulai memasuki hati pria itu. Tetapi dia berusaha untuk menepis semua pikiran busuk tersebut. Setidaknya dia tidak boleh berpikiran buruk sebelum mendapatkan bukti yang jelas namun di dalam pikiran pemuda tampan itu dia harus menemukan bukti yang kuat untuk bisa meyakinkan dirinya sendiri bahwa wanita yang sekarang berada di rumahnya adalah ibu kandungnya.
"Arya?" wanita paruh baya itu sedikit terkejut saat melihat Arya berjalan menuju kamarnya. Wanita paruh baya itu tidak mengetahui dari manakah pria itu berasal apakah berasal dari kamarnya.
"Pa, kenapa papa tidak mengantar zahra pergi ke kampusnya? Bukankah papa sudah berjanji untuk mengantarkan dirinya?" pemuda tampan tersebut justru mengabaikan wanita paruh baya yang sedang bertanya kepada dirinya. Arya malah mengajukan pertanyaan kepada sang ayah.
"Apa? Apakah zahra tidak berangkat ke kampus?" sang ayah juga merasa bingung. Sebelum berangkat kerja istrinya menawarkan diri untuk mengantarkan sang menantu berangkat ke sekolahnya.
"Ma, kenapa mama tidak mengantarkan Zahra? Bukankah mama sendiri yang meminta untuk mengantarkan zahra ke kampusnya?" pria paruh baya itu justru melemparkan pertanyaan kepada istrinya. Serangan dari dua pria yang ada di hadapannya membuat wanita paruh baya itu menjadi gugup.
"Tidak pa, mama ingin mengantarkan nya tetapi tiba-tiba dia terjatuh di taman belakang. Dia berdarah akhirnya mama membatalkan untuk mengantarkan nya. Istrimu sangat ceroboh Arya," ucap wanita itu membuat alasan. Arya mengerutkan keningnya, zahra mengatakan bahwa dia terjatuh di kamar mandi tetapi ibunya mengatakan bahwa dia terjatuh di taman belakang. Alasan siapakah yang harus di percayanya. Mengapa semua orang mencoba berbohong kepada dirinya.
"Apa? Kenapa dia bisa terjatuh? " pria paruh baya itu tak bisa membayangkan apa yang terjadi. Sering sekali dia melihat luka di wajah menantunya. Dia pun menatap Arya dengan tatapan yang sangat tajam.
"Arya, kamu seharusnya lebih memperhatikan istrimu. Kamu seharusnya lebih menyayangi dia. Kamu tidak boleh membiarkannya terluka lagi. Meski kamu tidak mencintainya tetapi kamu harus menjaga amanah karena kamu telah menikahi nya." pria itu berkata kepada putranya. Selanjutnya dia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar. Begitu juga dengan wanita paruh baya yang berdiri di sana. Wanita itu mengikuti langkah suaminya sementara Arya masih berdiri dengan banyak pertanyaan yang ada dalam pikirannya.
Gerak-gerik dan tindakan yang dilakukan oleh sang ibu bener-bener mencurigakan. Arya bahkan tak menyadari sejak kapan sikap ibunya berubah. Perubahan hari demi hari semakin terasa. Perubahan sikap itu semakin mencolok saja. Arya kembali ke dalam kamar dengan membawa berbagai pertanyaan di dalam pikirannya. Saat dirinya tiba di dalam kamar dia melihat istrinya sudah tertidur pulas. Terlihat sangat jelas bahwa istrinya tidak hanya terjatuh namun juga mendapatkan siksaan. Semua itu terlihat jelas di wajah yang ditunjukkan oleh istrinya saat wanita itu sedang tertidur pulas.