"Ya sudah, ni!" Sinta menyerahkan beberapa lembar uang kepada pria itu. Wanita itu sedikit kesal karena pesanannya datang terlambat. Dia sudah sangat lapar tetapi makanan di rumah membuatnya tak memiliki selera makan. Karena itulah dia memesan makanan kesukaannya.
"Terimakasih nona, aduh! Aduh!" setelah mengucapkan terima kasih, pemuda tampan itu tampak kesakitan sambil memegang perutnya. Sinta yang hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah besar itu kembali menghentikan langkahnya dan menatap pengantar makanan tersebut.
"Ada apa?" tanya Sinta acuh tak acuh.
"Mba, boleh tidak saya menumpang kamar mandi. Perut saya sangat sakit," ucap Arya memberikan alasan. Untuk mengetahui dan mendapatkan apa yang dia cari pemuda tampan itu harus masuk ke dalam rumah besar tersebut. Dan satu-satunya cara untuk bisa masuk ke sana adalah dengan berbohong.
"Apa?" Sinta merasa tidak senang dengan permintaan dari pria itu.
"Aduh, saya sudah tidak tahan. Aduh, sekarang apa yang harus saya lakukan?" tetapi Arya juga tidak akan menyerah begitu saja. Dia turun dari motor kemudian berlari ke sana kemari sambil memegang perutnya. Seakan-akan dia menunjukkan kepada Sinta bahwa ada sesuatu yang harus dia lakukan agar kondisinya menjadi nyaman.
"Sudah, sudah. Pergi sana. Di belakang sana ada toilet khusus untuk pelayan. Kamu boleh menggunakannya." akhirnya wanita itu tidak sampai hati membiarkan pengantar makanan merasa kesakitan akibat menahan sesuatu. Dengan berat hati dia mempersilahkan pria itu masuk ke dalam rumahnya. Selanjutnya dia pun melangkahkan kaki ingin menikmati makanan yang masih hangat yang ada di tangannya.
"Dasar pria aneh, ternyata bukan wajahnya saja yang tampak aneh. Sikapnya juga sangat tidak wajar. Ada-ada saja, kenapa sih dia harus mengganggu saat aku ingin menikmati makanan ini!' wanita itu berkata kepada dirinya sendiri. Dia merasa kesal kepada dirinya sendiri karena dia tak bisa menolak permintaan dari pria tersebut.
Sinta sibuk menikmati makanannya sambil duduk di atas meja makan. Dia tidak menyadari jika Arya juga sedang menyelidiki rumah itu. Pada awalnya pemuda tampan tersebut berjalan menuju toilet seperti yang ditunjuk oleh Sinta. Tetapi saat wanita itu lengah, dia berbalik arah kemudian menaiki tangga naik lantai 2. Terdapat beberapa kamar di lantai tersebut. Arya sedang mencoba mencari bukti tentang rahasia masa lalu ibunya. Dia harus meyakinkan diri apakah wanita yang ada di rumahnya merupakan sang ibu, atau wanita itu adalah wanita yang berbeda.
Arya mencurigai sebuah kamar, perlahan sambil mencoba melirik ke kanan dan ke kiri dia membuka pintu kamar tersebut. Pemuda tampan itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar tersebut dan memeriksa keadaan di dalam kamar itu. Di sebuah dinding terpanjang sebuah foto. Foto itu terlihat persis seperti foto ibunya. Dan terdapat seorang wanita yang berdiri disebelah ibunya tersebut. Arya sangat mengenal wanita itu, dia adalah tante Bella, wanita yang coba dia temukan di desa.
Ternyata anak kecil itu benar bahwa tante Bella sudah tinggal di rumah yang lebih mewah daripada sebelumnya. Tetapi mengapa perubahan nasib dari wanita itu terlihat begitu mencurigakan. Arya melanjutkan penyelidikan nya. Dia harus menemukan bukti tentang rahasia masa lalu ibunya. Dia mencoba membongkar laci meja dan lemari. Pemuda tampan itu berharap bahwa dia akan menemukan sesuatu.
Beberapa tempat sudah diperiksa oleh Arya. Tapi dia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan di rumah tersebut. Pemuda tampan itu hampir putus asa. Waktu yang dia miliki tidak banyak. Semua akan menjadi kacau jika Sinta mengetahui bahwa dirinya berada di dalam kamar.
Karena tidak mendapatkan apapun, pria itu keluar dari dalam kamar tersebut. Dia berjalan ingin menuruni tangga karena dia tak boleh ketahuan. Tetapi tiba-tiba pandangan matanya tertuju pada sebuah kamar yang terlihat tertutup rapat. Perasaan Arya berubah seketika saat melihat pintu kamar itu. Seakan-akan ada sesuatu di sana. Pemuda tampan tersebut kembali berjalan menuju pintu kamar yang terletak di ujung ruangan.
Beberapa saat dia berdiri di depan pintu untuk memeriksa bahwa tidak ada orang yang melihatnya. Arya mulai mencoba membuka handle pintu tersebut. Tetapi dia sedikit terkejut karena ternyata pintu itu dikunci dari luar. Sebuah gembok besar terdapat di sana.
Pemuda tampan itu bertanya-tanya di dalam hatinya, mengapa ruangan itu sedikit misterius. Lalu kenapa harus dikunci dari luar. Begitu banyak pertanyaan yang ada dalam pikirannya. Saat dia sedang fokus memikirkan kamar misterius yang baru saja ditemui nya tiba-tiba terdengar suara sebuah mobil yang memasuki pekarangan rumah itu. Mau tidak mau pemuda tampan tersebut harus segera meninggalkan tempat itu sebelum ada yang menemukannya.
Tetapi langkah area berhenti saat dia mendengar sebuah suara berasal dari dalam kamar.
"Tolong," ucap seseorang dari dalam kamar tersebut. Suaranya terdengar lemah dan tak berdaya tetapi Arya bisa mendengar suara itu dengan jelas. Pemuda tampan tersebut kembali mendekatkan telinganya. Mencoba memusatkan pendengaran pada suara yang berasal dari dalam kamar.
"Tolong! Tolong! Tolong!" hanya suara permintaan tolong yang didengar oleh Arya. Suara itu kini terdengar lebih jelas daripada sebelumnya. Sang pemuda tampan semakin penasaran dengan sosok yang berada di dalam ruangan itu. Mengapa ada seseorang yang dikurung di dalam kamar tersebut. Siapakah sebenarnya wanita itu. Arya menyadari bahwa suara itu milik seorang wanita. Dia juga merasa mengenali suara tersebut tetapi dia tak bisa mengingat nya.
"Sayang, apa yang kamu lakukan di rumah seharian?" sebuah suara kembali mengagetkan Arya. Dia tak tahu harus bersembunyi ke mana. Dia harus segera meninggalkan rumah tersebut. Tapi tak melihat jalan keluar. Ketika dia hendak menuruni tangga, langkah pemuda tampan itu terhenti saat melihat beberapa wanita sedang berusaha menaiki tangga. Pemuda tampan tersebut kembali mundur beberapa langkah mencoba mencari jalan yang berbeda.
Di sudut ruangan terdapat sebuah jendela besar yang terbuka. Arya mendekati jendela tersebut. Cukup tinggi untuk melompat tetapi dia tak memiliki pilihan lain. Untung saja Arya memiliki sedikit ilmu beladiri sehingga dia mampu melompat dari tempat yang tinggi tanpa menimbulkan suara sama sekali. Namun setelah tiba di bawah pemuda tampan itu justru menginjak sebuah ranting hingga menimbulkan suara.
"Apa itu?" seorang pelayan yang sudah membersihkan taman terkejut saat mendengar sebuah suara tiba-tiba ada di belakangnya.
"Kamu siapa?" pelayan itu langsung bertanya kepada pria dengan pakaian cerah yang kini berdiri tepat di belakangnya.
"Maaf, Bu. Saya hendak keluar tetapi saya lupa pintunya," ucap Arya memberi alasan.
"Apa maksud kamu? Bagaimana kamu bisa masuk ke dalam rumah ini? Jangan-jangan kamu adalah seorang pencuri?" lanjut pelayan tersebut yang mengira bahwa Arya adalah seorang pencuri.