Chereads / Rahasia Pernikahan Zahra / Chapter 23 - Bombom

Chapter 23 - Bombom

Pemuda tampan itu kembali melanjutkan perjalanannya. Dia sudah menghubungi asisten pribadinya bahwa dirinya tidak akan hadir ke kantor sebab dia sedang menyelidiki sesuatu. Dia ingin mengetahui kebenaran tentang ibu kandungnya dan juga kembaran dari wanita tersebut.

Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh akhirnya Arya menghentikan mobil yang dia kemudikan. Pemandangan yang ada di hadapannya tampak berbeda. Pemandangan pedesaan yang menyegarkan sangat berbeda jauh dengan pemandangan yang biasa diperlihatkan di hadapannya. Arya turun dari dalam mobil, kemudian melangkahkan kakinya. Menelusuri jalan setapak yang ada di desa itu.

Anak-anak kecil berlari mengelilingi pria tampan yang hadir ke desa mereka. Pakaian yang dikenakan Arya memancing rasa penasaran dari semua orang yang ada di sana. Namun Arya adalah pria yang sangat dingin. Dia tak peduli dengan sikap dan tingkah laku orang lain. Pemuda tampan itu hanya fokus pada tujuannya hadir di sana.

Setelah lebih dari 20 tahun, Arya tidak pernah menginjakkan kakinya di tempat itu karena tempat tersebut memberikan luka di dalam hati pria tampan yang merupakan pewaris tunggal dari perusahaan super kaya di kota mereka. Langkah kaki Arya tiba-tiba terhenti. Pria itu berjalan menuju sebuah rumah yang sudah sangat tua.

Tok tok tok

Arya mencoba mengetik pintu sebuah rumah. Anak-anak kecil yang tampak lusuh masih berada di belakangnya. Lama dia berdiri di sana tetapi masih tak ada tanda-tanda pintu itu dibuka. Arya kembali mengetuk pintu tersebut.

Tok tok tok

Setelah beberapa kali dia mengetuk pintu hasilnya masih sama. Pintu itu masih tertutup rapat dan tak ada tanda-tanda akan dibuka. Arya mulai tak nyaman. Dia melanggar kan dasi berwarna dongker yang iya kenakan. Mencoba menghirup nafas diantara trik matahari yang membakar wajah tampan nya.

"Orangnya sudah pergi!" sebuah suara mengejutkan pemuda tampan itu. Dia membalikkan tubuh kemudian melihat sosok wanita tua yang berdiri di belakangnya diantara kerumunan anak kecil yang sedang tertawa dan bercanda. Arya mendekati wanita tua itu.

"Nenek, apakah nenek tahu kemana mereka pergi?" tanyanya.

"Tidak! Aku tidak peduli. Lagipula untuk apa aku mengurusi orang sombong seperti mereka," jawab si nenek dan pergi begitu saja. Arya masih ingin mengajukan pertanyaan. Dia pun berjalan mengikuti langkah wanita tua itu.

"Nek, apa maksud nenek? Siapa yang sombong?" tanyanya.

"Mereka, setelah mendapatkan uang yang tidak sedikit mereka pergi begitu saja. Mereka bahkan tak mau membantu kami. Mereka lupa siapa selama ini yang sering membantu mereka. Dasar orang-orang yang tidak tahu diri. Kini mereka pergi begitu saja. Membiarkan keluarganya hidup dalam penderitaan sementara mereka hidup bersenang-senang." wanita itu seakan-akan melupakan amarah yang ada di dalam dirinya. Arya semakin tak mengerti dengan keadaan yang ada. Dia tidak tahu apa yang terjadi selama 20 tahun terakhir.

"Nek, bisakah nenek menceritakan semuanya kepadaku. Aku harus tau di mana mereka." pemuda tampan itu mencoba membujuk wanita tua tersebut.

"Tidak. Jangan ganggu aku. Aku tak mau membuat kepalaku sakit karena mengingat mereka. Sudah pergi sana. Tempat ini jorok dan kumuh. Orang kaya seperti kamu tak pantas berada di sini. Pergi!" wanita tua itu menjadi marah. Kemudian anak-anak yang mengelilingi nya mendukung keputusan sang nenek. Mereka semua berbondong-bondong ingin mengusir Arya.

"Pergi!"

"Pergi!"

"Pergi!"

Mereka semua mendekati Arya, mengusir pemuda tampan yang datang ke desa mereka. Arya tak memiliki pilihan lain selain pergi. Dia pergi begitu saja tanpa mendapatkan hasil dari kerja kerasnya yang datang jauh-jauh ke sana. Anak-anak yang mengusirnya membuat pemuda tampan itu akhirnya berada di depan jalan. Dia tak memiliki pilihan lain selain pergi. Arya masuk ke dalam mobil. Dia berencana untuk datang lain kali.

Ciiit...

Saat mobil yang dikemudikan hendak bergerak tiba-tiba dia menginjak rem dengan sangat kuat. Sosok yang tidak dia kenal berdiri di hadapannya mobilnya. Arya sangat panik. Hampir saja kecelakaan besar terjadi di sana. Jika dia tidak menginjak rem dengan cepat anak itu pasti berada dalam bahaya.

Dengan marah pemuda tampan tersebut ingin turun dari dalam mobil dan menemui anak kecil itu namun di luar dari pikirannya tiba-tiba anak kecil tersebut justru masuk ke dalam mobilnya. Karya bingung saat melihat seorang anak kecil yang sangat berani. Pemuda tampan itu menatap anak kecil tersebut dengan penuh tanya.

"Namaku bom Bombom," ucapnya memperkenalkan diri. Arya mengerutkan kening. Dia kesal melihat tingkah anak kecil tersebut.

"Aku tahu di mana tante cerewet itu berada!" ketika Arya ingin mengajukan pertanyaan tiba-tiba anak kecil tersebut kembali bersuara. Sang pemuda tampan mencoba mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh anak kecil itu. Dari gerak-gerik yang ditunjukkan nya terlihat sangat jelas bahwa ada informasi penting yang ingin disampaikan.

"Ssst... Mereka ada di rumah besar yang berada di ujung jalan. Mereka mendapatkan uang yang sangat banyak. Karena itu mereka pergi. Tapi ingat, kamu tidak boleh menceritakan informasi ini kepada siapapun. Apakah kamu mengerti!" anak kecil itu berkata dengan gaya dibuat-buat. Seakan-akan dia adalah seorang detektif yang sangat terkenal. Matanya yang bulat menatap ke sana kemari mencoba melihat situasi. Setelah berkata dia hendak membuka pintu mobil dan turun dari sana.

"Rumahnya berwarna hijau. Tapi kamu harus menyamar agar bisa mendapatkan informasi. Mengerti!" anak kecil itu pergi. Meninggalkan Arya yang masih bingung sendirian. Pemuda tampan itu menggelengkan kepalanya. Semenjak menjadi CEO dari perusahaan besar milik keluarganya dia tak pernah diremehkan seperti ini. Bahkan seorang anak kecil berani memberikan perintah kepada dirinya.

Arya semakin penasaran dengan rumah yang disebutkan oleh anak kecil tersebut. Dia pergi menuju rumah berwarna hijau seperti yang dikatakan oleh Bombom. Mungkin saja informasi yang disampaikan oleh anak kecil itu benar. Tak ada salahnya jika dia mencoba.

Seperti yang disampaikan oleh anak kecil itu sebuah rumah besar berwarna hijau tampak berdiri kokoh di sebuah perumahan yang cukup istimewa. Meski perumahan itu tidak tergolong sebagai perumahan mewah tetapi perumahan tersebut jauh lebih layak daripada rumah-rumah yang ada di desa. Tetapi ada pemandangan yang tak biasa karena rumah itu dikelilingi oleh tembok yang sangat tinggi dan juga pagar yang menjulang. Sepertinya sulit sekali menembus keamanan dari rumah tersebut. Tetapi kenapa? Kenapa rumah itu dijaga begitu ketat. Kenapa rumah itu seakan tak ada bedanya dengan rumah tahanan.

Pemuda tampan itu ingin masuk ke dalam rumah tersebut tetapi dia mengurungkan niatnya saat mengingat kata-kata yang disampaikan oleh Bombom. Dia pun mencari cara untuk bisa masuk ke dalam rumah itu tanpa ketahuan.