Di atas sajadah wanita itu menyatakan segalanya kepada Tuhan pemilik alam semesta. Dia menceritakan segalanya tanpa ragu dan juga tanpa ditutup tutupi. Karena Tuhan adalah yang maha tahu. Hanya Dia yang tahu bagaimana keadaan ibunya saat ini dan apakah ibunya benar-benar masih hidup. Hanya kepada Tuhan Zahra bisa menyerahkan segalanya.
Wanita itu tertidur di atas sajadah nya, dia bahkan tidak menyadari suaminya yang sudah kembali. Arya baru saja pulang ke rumah dan ketika dia masuk ke dalam kamar dia menemukan istrinya tertidur di lantai di atas sajadah.
'Apa yang sedang dilakukannya? Kenapa dia tidak di sana?' di dalam hati Arya bertanya.
Pada awalnya pemuda tampan itu berusaha mengabaikan wanita tersebut. Dia melewati Zahra lalu membersihkan diri ke dalam kamar mandi. Namun setelah dia keluar Arya masih melihat Zahra di lantai kamar mereka. Dia pun mulai merasa cemas.
'Kenapa dia tidur di sana? Apakah dia tidak tahu lantai itu dingin. Dasar perempuan hanya bisa bikin susah saja,' Arya tidak bisa membiarkan Zahra tetap berada di lantai yang dingin. Dia mendekati wanita itu kemudian menggendongnya. Dia memindahkan tubuh Zahra the atas ranjang. Agar setidaknya wanita itu tidak merasa kedinginan. Zahra terlalu lelah sehingga dia tidak menyadari jika seorang pemuda tampan mengangkat tubuhnya. Dia tetap saja memejamkan kedua matanya. Arya mengambil selimut ingin menyelimuti tubuh istrinya. Tetapi pandangan pemuda tampan itu tiba-tiba berhenti ketika melihat luka yang ada di tangan wanita itu.
Dengan ragu pemuda tampan tersebut mencoba memperhatikan luka itu. Ternyata pandangan matanya tidak salah, pergelangan tangan Zahra berdarah seperti bekas kuku seseorang. Arya mengurutkan keningnya, mengapa luka itu begitu terlihat jelas. Dia yakin luka itu terjadi disebabkan genggaman dan cengkraman tangan seseorang. Tetapi siapakah yang melakukannya?
Karena penasaran pemuda tampan itu mencoba melihat bagian tubuh lainnya. Mungkin saja ada luka lain yang terdapat di sana. Ternyata tebakan nya dan kecurigaan nya benar. Kedua kaki wanita itu juga terluka dan berdarah. Bahkan darah segar masih menetes. Arya bergidik, dari semua yang dia lihat dengan kedua matanya pria tampan itu percaya bahwa Zahra sedang mendapatkan penyiksaan namun dia tidak bisa memastikan siapa yang melakukannya. Meski hatinya condong pada sang ibu. Arya semakin penasaran apakah semua ini benar-benar perbuatan ibunya. Dan jika semua itu benar maka Arya tidak akan pernah percaya jika wanita yang penuh kasih sayang itu bisa melakukan perbuatan yang sangat mengerikan seperti yang dilihatnya.
Begitu banyak luka yang terdapat di tubuh Zahra. Ada beberapa luka yang sudah mulai mengering tetapi beberapa luka lainnya terlihat masih baru. Arya yang dingin mengambil sesuatu di dalam laci meja. Mengeluarkan kotak p3k dan kembali mendekati Zahra. Pria itu mulai mengobati luka-luka yang ada di tubuh istrinya. Dia membersihkannya dengan alkohol kemudian memberikannya obat krim lalu membungkus nya. Jika luka itu dibiarkan begitu saja maka akan memperlambat proses penyembuhannya.
Setelah mengobati semua luka-luka di sekujur tubuh istrinya barulah dia bisa beristirahat dengan tenang. Dia menyelimuti tubuh istrinya. Kemudian dia pun berbaring di samping wanita itu.
'Apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya. Siapa sebenarnya yang telah menyiksa Zahra. Adakah orang lain yang memilih kekuasaan yang bisa melakukan itu di rumah ini? Apakah sebenarnya yang sedang terjadi di rumah ini?' disaat pria itu mencoba memejamkan kedua matanya pikirannya terus berkelana mengajukan beberapa pertanyaan kepada dirinya sendiri. Hingga waktu berlalu dan dia pun tertidur.
Di pagi hari Zahra bangun dari tidurnya namun ketika dia terjaga dia melihat dirinya sudah berada di atas ranjang. Wanita itu mengerutkan kening dan mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya. Dia masih ingat dengan jelas jika dirinya tertidur di lantai saat selesai melaksanakan ibadah. Tetapi ketika dia terbangun tiba-tiba dirinya sudah berada di atas ranjang dan tubuhnya diselimuti oleh selimut yang tebal sehingga membuat dirinya merasa hangat namun hatinya bertanya-tanya siapakah yang melakukan semua itu. Zahra melirik suami yang juga tertidur di sampingnya.
'Mungkinkah dia yang melakukan semuanya?' hatinya bertanya.
'Tidak, tidak. Bagaimana mungkin pria kejam itu bisa melakukan perbuatan baik seperti ini?' dia kembali membantah pendapat yang ada di dalam dirinya sendiri. Zahra mulai membuka selimut karena dia ingin melakukan ibadah seperti biasa. Tetapi untuk kedua kalinya dia merasa terkejut saat melihat semua luka yang ada di tubuhnya sudah diobati. Siapakah yang melakukan semua itu. Siapakah yang sudah mengobati luka-luka nya. Dirinya terus bertanya. Dia kembali melirik sang suami yang tidur disampingnya. Hanya Arya satu-satunya orang film mungkin nggak akan semua itu kepada dirinya. Tetapi tiba-tiba Zahra kembali menggeleng karena tak percaya. Selama ini Arya selalu menunjukkan sikap dingin dan tidak peduli nya. Bagi Zahra, merupakan hal yang mustahil jika Arya melakukan semua itu kepada dirinya.
'Jika bukan dia, lalu siapa?' wanita itu benar-benar merasa penasaran dengan kejadian yang menimpanya. Tetapi dia tidak tahu kepada siapa dia harus bertanya. Dia pun mulai bangkit dari atas ranjang. Dia tidak bisa menghabiskan waktunya hanya dengan duduk di sana sementara waktu terus berlalu. Dia mulai beranjak menuju kamar mandi untuk membasuh beberapa anggota tubuhnya karena dia harus segera menunaikan salat. Di dalam setiap gerakannya pikirannya terus berkelana mencoba menganalisa dan mencari tahu siapakah yang telah menolong dirinya yang mengangkat tubuhnya ke atas ranjang kemudian mengobati semua luka yang ada di dalam tubuhnya.
Wanita itu tidak bisa menemukan jawabannya. Dia juga tidak memiliki keberanian untuk bertanya kepada Arya. Karena itulah Zahra hanya berdiam diri saja.
"Assalamualaikum warahmatullah."
"Assalamualaikum warahmatullah."
"Allahuakbar kabira!" wanita itu terkejut ketika menyelesaikan ibadahnya. Ketika dia mengucapkan salam terakhir dan menoleh ke arah sebelah kiri tiba-tiba dia melihat sosok pria yang sudah berada di sana. Wanita itu terkejut saat melihat Arya sudah duduk di tepi ranjang dan memperhatikan dirinya. Zahra memegang dadanya karena jantungnya berdegup kencang.
"Bersiaplah, kita akan segera berangkat!" ucap pria itu tiba-tiba. Zahra masih bingung dengan kata-kata yang diucapkan oleh suaminya. Hari masih gelap karena dia baru saja menunaikan salat subuh. Mengapa tiba-tiba pria itu mengajaknya pergi di pagi hari seperti ini.
"Kemana?" tanya Zahra.
"Jangan banyak bertanya. Bersiaplah sekarang juga!" jawab Arya dingin. Zahra memajukan bibirnya menggolok Arya dari belakang. Hatinya menggerutu menanggapi dinginnya pria itu. Tetapi dia tak bisa menolak. Zahra segera bersiap seperti yang diinginkan oleh Arya.
Pemuda tampan itu sengaja mengajak istrinya di pagi buta. Dia harus mengantarkan wanita itu menuju universitas di mana wanita itu akan melanjutkan studinya. Arya tidak bisa membiarkan jika istrinya terus mendapatkan luka-luka di tubuhnya akibat siksaan seseorang. Meski dia belum bisa mengerti siapa yang telah menyiksa wanita itu.