Mereka berdua sudah bersiap, Arya berpamitan kepada pelayan rumah besar mereka. Dengan alasan mengantar Zahra menuju sekolah barunya.
"Bi, jika ada yang bertanya kemanakah Kami pergi maka jawab jika saya membawa Zahra karena ada urusan penting." Pria itu berpamitan kepada pelayan yang ada di sana. Wanita itu hanya mengangguk pertanda bahwa dia akan mengikuti perintah dari pria tersebut.
Zahra hanya bisa mengikuti langkah suaminya yang meninggalkan rumah lalu masuk ke dalam mobil. Tetapi Zahra masih bingung, wanita itu berdiri di samping mobil tanpa berniat untuk masuk ke dalam mobil tersebut. Arya merasa bingung dengan tindakan istrinya. Dia menurunkan kaca mobil lalu melihat istrinya dari dalam.
"Kenapa kamu masih berdiri di sana? Cepat masuk!" perintahnya dengan nada yang sangat kejam. Zahra sedikit terkejut mendengar kata-kata itu. Tetapi dia segera sadar dan menarik pintu mobil lalu masuk ke dalam mobil. Saat itu Arya membalikkan wajahnya karena dia tidak melihat istrinya berada di sampingnya. Namun ternyata wanita itu justru berada di belakang. Zahra duduk di kursi penumpang bagian belakang.
Melihat tindakan istrinya membuat Arya melotot. Dia menatap wanita itu dengan marah dan penuh rasa benci. Dia tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh Zahra hingga wanita tersebut justru berada di bawah penumpang bagian belakang.
"Apakah Kamu pikir aku adalah sopirmu?" tanya Arya kembali marah.
"Ha?" Zahra tidak mengerti kata-kata pria itu. Arya benar-benar kesal dengan tindakan istrinya. Pemuda tampan itu membuka pintu mobil nya kemudian turun dari dalam mobil tersebut. Dia berjalan mengelilingi mobil itu dan membukakan pintu istrinya.
"Turun!" perintah Arya.
"Ha? Apa? Kenapa?" wanita itu masih bertanya.
"Turun! Apa kamu tidak mendengar kata-kataku. Atau kini kelemahanmu bertambah yang semulanya miskin tapi sekarang ditambah lagi dengan bodoh," jawabnya. Zahra sangat ketakutan melihat wajah Arya yang sangat marah. Akhirnya dia pun turun dari dalam mobil itu tetapi hatinya masih menggerutu.
'Tadi disuruh naik. Sekarang malah disuruh turun. Maunya apa sih?' batinnya bertanya.
Kemudian Arya membukakan pintu mobil bagian depan. Lalu dia mempersilahkan istrinya untuk masuk ke dalam mobil itu.
"Masuk!" ucapnya.
"Ha?"
"Sekarang kamu menjadi tuli?" bentak Arya. Zahra tidak bisa berbuat apa-apa dia pun melangkah masuk ke dalam mobil tersebut meski dia merasa sungkan berada di samping suaminya. Tadinya dia duduk di belakang karena dia menyadari statusnya yang hanya merupakan istri kontrak dan istri di dalam kertas saja bagi pria itu. Karena itulah dia sedang berusaha untuk menjaga jarak tetapi area justru marah dan meminta dirinya untuk duduk di bangku depan. Apa yang bisa dilakukan oleh Zahra selain mengikuti semua perintah tersebut.
"Dasar pemarah!" gumam wanita itu. Suara Zahra sangat pelan Dia menakar suara agar tidak terdengar oleh Arya tetapi ternyata Arya memiliki pendengaran yang luar biasa dia mendengar kata-kata itu dan menghentikan gerakannya yang ingin memasang sabuk pengaman di tubuhnya.
"Apa katamu?" tanyanya.
"Eh, bukan. Bukan apa-apa," jawab Zahra sambil menyembunyikan rasa takut yang ada di dalam hatinya menghadapi pria dingin seperti Arya bukanlah perkara yang mudah karena sedikit kesalahan kecil bisa membuat ledakan yang sangat besar. Zahra mencoba mengalihkan pandangannya menatap keluar jendela. Dia tidak memiliki kemampuan untuk menatap wajah suaminya. Pria itu terlihat sangat dingin dan juga kasar membuat Zahra sering ketakutan.
"Hei, pasang sabuk pengaman mu!" suara Arya kembali terdengar dan jantung Zahra kembali berdegup kencang mendengar suara tersebut. Zahra mencoba mengambil sabuk pengaman yang ada di sisinya dan memasangkannya ke tubuhnya tetapi dia sedikit kesulitan untuk melakukan itu karena selama ini dia tidak pernah melakukannya. Dia adalah wanita yang berasal dari keluarga sederhana sehingga dia tidak pernah menikmati duduk di mobil mewah seperti kebanyakan orang pada umumnya.
Arya hanya bisa menggelengkan kepala saat melihat istrinya kesulitan untuk memasang sabuk pengaman itu. Zahra hanya membalas tatapan Arya dengan tatapan penuh rasa bersalah. Arya kemudian melepaskan sabuk pengamannya lalu dia membantu memasangkan sabuk pengaman istrinya. Gerakan yang dilakukan oleh pria tampan itu membuat Zahra terdiam dan tidak tahu bagaimana Harus menanggapi kejadian tersebut. Untuk pertama kalinya mereka berdua saling bersentuhan di dalam mobil ketika Arya memasangkan sabuk pemahaman kepada istrinya. Wajah mereka juga begitu dekat sehingga membuat Zahra ketakutan dan hanya bisa memejamkan kedua matanya.
Tiba-tiba gerakan Arya berhenti ketika melihat sang istri justru menutup Mata. Namun dibalik wajahnya yang tanpa polesan make up terlihat pesona yang luar biasa hingga membuat kedua mata Arya tidak berkedip. Pemuda tampan itu terus menatap wajah sederhana milik istrinya sebuah kegiatan yang selama ini tidak pernah dilakukannya dan dia juga tidak pernah menyadari akan semua hal itu.
Zahra tadinya memejamkan kedua matanya tetapi saat dia tidak merasakan gerakan dari suaminya dia pun mulai membuka kedua matanya tersebut Namun alangkah terkejutnya Zahra saat melihat wajah suaminya kini ada di hadapannya dengan jarak yang sangat dekat.
"Aaa." tanpa dia sadari wanita itu justru berteriak karena selama ini dia belum pernah berada begitu dekat dengan seorang pria apalagi pria tampan seperti Arya karena itulah dia sangat terkejut melihat kehadiran Arya yang tiba-tiba berada di sana. Mendengarkan teriakan dari istrinya membuat Arya mundur menjauh dari wanita itu dia kemudian kembali ke kursinya memasang sabuk pengaman kemudian mulai menggerakkan mobil yang dia kemudikan.
Zahra hanya bisa memegang dadanya yang begitu berdegup dengan sangat kencang. Dia dan pria itu berjarak sangat dekat dan semua itu membuat keadaan hatinya merasa tidak stabil. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang mereka menuju universitas di mana Zahra akan mulai pendidikannya tetapi Zahra masih tidak tahu niat dan tujuan suaminya untuk membawanya pergi begitu saja dan sampai saat ini dia masih tidak memiliki keberanian untuk bertanya.
Tetapi wanita itu merasa sangat senang setelah pernikahan ini adalah pertama kalinya bagi wanita tersebut untuk keluar dari dalam rumah dia pun mulai membuka kaca jendela dan membentangkan tangannya menghirup udara segar yang masuk ke dalam mobil tersebut pada saat itu sebenarnya Arya ingin memarahi wanita itu karena membuka kaca jendela begitu saja tetapi saat melihat wajah wanita itu begitu bahagia pemuda tampan itu pun mengurungkan niatnya.
Sebuah senyuman tersembunyi dibalik ketampanan wajah Arya. Senyuman itu tidak pernah lagi hadir menghiasi wajah Arya sejak beberapa tahun yang lalu tetapi kini senyuman itu kembali menyapa dan senyuman itu membuat wajah pemuda tersebut semakin terlihat begitu tampan. Senyuman itu memberikan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang memandangnya