Sania menyiapkan espresso seperti biasa dengan tangannya yang ahli, lalu men-steam susu hingga kental dan membuat latte art berbentuk angsa yang cantik sekali.
"Silakan," kata Sania sambil tersenyum menyerahkan secangkir kopi yang harum sekali.
"Wah keren sekali ini bentuk angsanya. Nanti ajari aku membuat bentuk seperti ini ya."
Sania terkekeh. "Oke siap. Tangan kamu harus kuat dulu. Tidak boleh banyak bergetar."
"Iya, iya. Aku memang harus banyak latihan. Omong-omong, terima kasih banyak ya, San."
"Sama-sama, Ello."
Ello menyeruput kopi yang masih hangat itu dan mendecak. "Hmmm, enak sekali."
"Syukurlah kalau kamu suka."
Semua rasa penat yang sempat mengganggu pikiran Ello segera sirna karena segelas kopi yang enak dari Sania. Meski memang, permasalahannya dengan Cedric kelak akan menjadi semakin rumit jika ia menjadi general manager, tapi Ello menyadari kalau semua permasalahannya harus ia hadapi.