Chereads / Berjodoh dengan CEO Tampan / Chapter 14 - Hari Pernikahan

Chapter 14 - Hari Pernikahan

"Alycia butuh waktu untuk berpikir" jawab Alycia pada ayahandanya.

"Daddy beri waktu kamu 24 jam, besok Daddy tunggu jawaban kamu" ujar Tuan Bosch.

***

Keesokan harinya, Nyonya Debora berbicara kepada Tuan Bosch tentang keputusan yang di buat oleh Alycia.

"She is agree!" ucap Nyonya Debora pada suaminya. (Dia setuju!).

"Baiklah, tetapi saya akan memastikan pada Alycia sendiri" ujar Tuan Bosch pada istrinya.

"Ok!" jawab Nyonya Raline.

Tuan Bosch meminta Nyonya Raline memanggil Alycia untuk berbicara.

"Tell me!" kata Tuan Bosch pada Alycia. (Katakan padaku).

"Yes, i agree!" jawab Alycia pada ayahandanya itu. (Ya, saya setuju).

Nyonya Debora pun merasa senang dan lega, akhirnya putrinya menerima untuk menikah dengan Fawwaz, konglomerat yang kaya raya.

Setelah ini, kehidupannya serta putrinya akan bergelimang harta, apapun yang ia inginkan, akan mudah ia dapatkan.

"Daddy akan berbicara dengan Tuan Hamdan tentang pernikahanmu dengan Fawwaz sore ini" jelas Tuan Bosch.

Alycia hanya mengangguk dan menyetujui perkataan dari ayahnya.

***

Pagi ini, Fawwaz sudah di perbolehkan untuk meninggalkan rumah sakit.

Kondisinya mulai membaik, meskipun kakinya belum bisa ia gerakkan untuk berjalan.

Tetap, Fawwaz harus memakai kursi roda untuk sementara waktu

Seperti biasa, berita tentang keluarga Tuan Hamdan memang selalu di nanti-nanti oleh para wartawan.

Sejak beberapa hari yang lalu, mereka selalu memantau rumah sakit yang menangani kecelakaan Fawwaz.

"Nyonya Raline, Tuan Hamdan! Tolong press conference sebentar!" pinta wartawan yang telah menunggu kabar dari kecelakaan Fawwaz.

Tuan Hamdan menyetujui permintaan para wartawan tersebut.

Beliau bersedia untuk di wawancarai oleh para wartawan yang telah siaga meliput berita keluarganya.

"Bagaimana kondisi Tuan Fawwaz sekarang? Dan kenapa memakai kursi roda? Adakah cedera yang serius di kaki Tuan Fawwaz?" tanya wartawan bertubi-tubi.

"Sebelumnya terima kasih untuk teman-teman wartawan yang telah khawatir dengan putra saya Fawwaz, Alhamdulillah Fawwaz dalam keadaan sehat dan tak kurang suatu apapun." kata Tuan Hamdan.

"Sedangkan alasan putra saya memakai kursi roda adalah ada sedikit fraktura di bagian kakinya yang mengakibatkan ia kesulitan berjalan dengan normal, namun demikian, Fawwaz putra saya tetap akan bisa berjalan seperti semula dengan melakukan fisioterapi" ungkap Tuan Hamdan.

Tak sampai di situ, para wartawan juga menanyakan tentang kabar pernikahan putra pemilik salah satu perusahaan tambang minyak terbesar di dunia itu dengan Alycia.

"Kami ingin mengkonfirmasi tentang pernikahan Tuan Fawwaz dan Alycia Bosch, kapan dan di mana tepatnya mereka akan menikah?" tanya para wartawan.

Tuan Hamdan menghela napas panjang, ia tak mengerti bagaimana wartawan bisa mengetahui rencana pernikahan ini.

Namun, beliau tetap berusaha untuk tenang serta tersenyum seraya menjawab, "Doakan semoga semua lancar, kabar baik pasti akan kami beritahukan segera" ujar Tuan Hamdan.

Sedangkan Fawwaz yang sedari tadi di atas kursi roda merasa terganggu dengan pertanyaan para wartawan.

Pasalnya, Fawwaz bukanlah orang yang suka jika kehidupan pribadinya di korek-korek oleh orang lain, apalagi untuk konsumsi publik.

"I think it's enough, and we should go because i should take rest" kata Fawwaz untuk mengakhiri pertanyaan para wartawan. (Saya pikir ini sudah cukup, dan kami harus pergi, karena saya harus beristirahat).

Sebelum mereka bertanya macam-macam, Fawwaz dan keluarganya undur diri.

***

Tuan Bosch menelepon Tuan Hamdan untuk mengadakan pertemuan, namun, karena kondisi Fawwaz yang baru saja pulang serta butuh istirahat yang cukup, akhirnya Tuan Bosch dan Tuan Hamdan bertemu di luar untuk membahas pernikahan.

Mereka bertemu di Kafe biasa, sambil mengobrol santai, Tuan Bosch dan Tuan Hamdan berbincang-bincang.

"Syukurlah jika Alycia menyetujuinya" kata Tuan Hamdan yang merasa lega.

"Bagaimana kalau pernikahan mereka kita adakan di gedung Gold Luxury, tentunya dengan tamu yang terbatas saja, supaya tak ada media yang mengetahui" kata Tuan Hamdan.

Namun, Tuan Hamdan sama sekali tidak setuju dengan pendapat calon besannya itu.

Mengingat kondisi Fawwaz yang belum bisa berjalan dengan normal, ia memutuskan untuk mengadakan acara pernikahan secara sederhana di rumah pribadinya.

"Bagaimana kalau kita adakan di rumah anda?" kata Tuan Hamdan.

Seperti biasa, memang ijab qabul dalam pernikahan seringkali diadakan di rumah mempelai wanita, namun, Tuan Bosch merasa keberatan dengan usulan Tuan Hamdan.

Ia menyarankan pernikahan Fawwaz dan Alycia lebih baik diadakan di rumah Tuan Hamdan.

Selain alasan lebih luas dan lebih mewah, ia juga berdalih jika tak ingin membuat Fawwaz terlalu kecapekan.

Akhirnya mereka pun setuju, mereka akan mengadakan acara pernikahan putra putri mereka di istana milik Tuan Hamdan.

***

Dua minggu setelah pertemuan antara Tuan Hamdan dan ayahanda Alyce.

Tepat hari ini, Alycia dan Fawwaz akan disandingkan dan diikat dalam tali suci pernikahan.

Persiapan di kedua belah pihak telah dilakukan sejak jauh-jauh hari.

Istana milik konglomerat kaya itu telah di dihias dengan berbagai macam bunga yang cantik dan indah.

Hidangan untuk menjamu para tamu juga sudah tersedia.

Mulai dari masakan khas Indonesia, makanan khas Arab, hingga makanan khas Barat.

Namun, tak banyak yang akan di undang dalam acara ini, hanya kerabat dan tetangga dekat yang akan di undang.

"Nak! kamu terlihat tampan sekali" kata Nyonya Raline saat melihat Fawwaz yang telah berdandan bak seorang pangeran Timur Tengah.

"Terima kasih, Ma!" jawab Fawwaz.

Hari ini, mungkin semua orang berbahagia akan acara pernikahan Fawwaz dan Alycia.

Namun, berbeda dengan Nurma yang merasa berat untuk melihat kekasihnya menikah dengan wanita lain.

Nurma berusaha tegar dan tersenyum untuk menutupi kesedihannya, namun, tetap saja matanya berbicara lain.

Matanya berkaca-kaca menahan tetesan air mata yang ingin membasahi pipinya.

***

Semua orang sudah berkumpul di ruang ijab qobul, seorang penghulu juga sudah datang sejak beberapa menit yang lalu.

Namun, pernikahan belum bisa di mulai, karena Tuan Bosch dan keluarganya belum juga sampai di tempat acara.

"Baba! telepon Tuan Bosch agar cepat sampai" pinta Nyonya Raline pada suaminya.

"Sabar sedikit, kita tunggu beberapa menit lagi" ujar Tuan Hamdan.

"Tuan Hamdan, apakah pernikahan bisa kita mulai?" tanya penghulu.

"Maaf, Pak! kita tunggu keluarga dari pihak mempelai wanitanya terlebih dahulu, tolong kita bersabar sedikit" pinta Tuan Hamdan.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk menunggu keluarga Alycia selama setengah jam.

Setelah setengah jam menunggu, keluarga Tuan Bosch tak kunjung datang.

Entah apa yang terjadi dengan Tuan Bosch dan keluarganya.

Tiba-tiba datang Tuan Bosch dan Nyonya Raline, ia menyampaikan sebuah berita yang mengejutkan.

Dan hal itu membuat keluarga Tuan Hamdan sangat murka.

Tuan Hamdan tak menyangka jika keluarga Tuan Bosch bisa-bisanya melakukan perbuatannya rendahan seperti itu.

Namun, apalah daya, nasi sudah menjadi bubur takkan bisa kembali.

Semuanya sudah terjadi, Alycia, gadis itu telah memilih untuk melempar kotoran ke wajah ayahnya sendiri.

Ia memilih kabur saat hari pernikahannya dengan Fawwaz akan dilaksanakan.

Tuan Bosch tak menyangka, jika Alycia tega membuat ayah dan ibunya malu di hadapan keluarga Tuan Hamdan.