Chereads / Berjodoh dengan CEO Tampan / Chapter 7 - Nurma Vs Alycia

Chapter 7 - Nurma Vs Alycia

"Silahkan, Ibu, Bapak!". Ujar pelayan yang menghidangkan makanan pesanan nyonya Raline.

"Terima kasih, ya Mbak!". Jawab nyonya Raline sembari tersenyum pada pelayan.

Nurma terkejut melihat makanan yang tersaji di depannya.

Di piringnya tersaji ikan salmon dan ikan tuna mentah dan juga beberapa sayuran serta rumput laut di celup dengan saus yang berwarna agak hitam seperti kecap.

Ia bingung, bagaimana cara makan makanan mentah seperti ini?, batin Nurma.

Ia melihat Fawwaz yang mulai memainkan sumpitnya, Fawwaz mengambil fillet irisan ikan mentah kemudian ia celupkan dan mulai makan makanan tersebut dengan lahapnya.

Bagaimana mungkin orang-orang kaya makan makanan aneh seperti ini? batin Nurma yang penuh tanda tanya.

Terlepas dari hal itu, akhirnya Nurma mulai untuk mencoba memakan sashimi dengan perasaan yang tak yakin.

Ia mulai mencium bau dari ikan mentah tersebut.

"Kalau kamu tidak suka sashimi, jangan di makan, Nur! mungkin kamu tidak terbiasa makan makanan mentah seperti itu". Jelas nyonya Raline pada Nurma.

"Tidak kok, Nyonya! saya suka ikan mentah". Kata Nurma berpura pura.

"Dulu di kampung, saya juga sering makan ikan mentah hasil memancing bersama adik-adik saya". Tambah Nurma mengarang cerita.

"What? It's not healthy, i think that river is dirty". Cerocos Alyce yang menyahut perkataan Nurma. (Apa? Itu nggak sehat, aku pikir sunga itu kotor).

"Saya tidak paham bahasa Inggris, Mbak! bisanya cuma yes dan no saja". Kata Nurma pada Alyce.

"Lupain aja deh". Kata Alyce.

Nurma mulai mencoba memegang sumpit.

Orang-orang kaya memang aneh, lebih mudah makan pakai tangan dan sendok kenapa malah makan pakai sumpit begini, pikirnya.

Karena tak bisa memegang dan menggunu sumpit, Nurma mengambil fillet ikan tuna menggunakan tangan dan mencelupkannya pada saus yang berwarna agak hitam itu.

Nyonya Raline yang melihat kelakukan Nurma hanya tertawa kecil.

Sedangkan Fawwaz, ia menggelengkan kepala melihat tingkah laku gadis polos itu.

Nurma menggigit sedikit fillet ikan mentah itu dengan ragu.

Wajahnya menjadi aneh ketika ia giginya mengunyah sashimi.

"Gimana, Nur? enak?". Tanya nyonya Raline.

Nurma yang mual karena makanan mentah itu hanya menganggukkan kepala dan tersenyum kecil.

Ia menahan agar tidak muntah saat bersama majikannya.

Namun, rasa mual dalam perutnya tak tertahankan lagi.

"M-maaf nyonya, saya izin ke kamar mandi". Kata Nurma menahan rasa mual.

"Iya, Nur!". Kata Nyonya Raline.

Nurma pun pergi ke kamar mandi dan memuntahkan ikan mentah yang ia makan tadi.

***

"Kamu tidak apa-apa, Nur?". Tanya Nyonya Raline saat melihat Nurma kembali dari kamar mandi.

"Maklum Tante, dia kampungan, ya jadi makan makanan seperti itu aja muntah". Sahut Alyce yang menghina Nurma.

"Beberapa orang memang tidak bisa dan tidak terbiasa memakan makanan mentah". Sahut Fawwaz yang merasa tidak suka dengan etika Alyce.

"She comes from village, and she never eat luxury foods like us, Baby!". Jelas Alyce pada Fawwaz. (Dia datang dari desa, dan dia tidak pernah makan makanan mewah seperti kita, Sayang!).

"She is better than you! she has good attitude and she never insult anyone". Fawwaz membela Nurma. (Dia lebih baik dari kamu! dia punya etika yang baik dan dia tidak pernah menghina seorangpun).

Mendengar perkataan Fawwaz, Alyce terdiam.

Ia tak menyangka, calon suaminya lebih membela pembantunya dari pada membela calon istrinya.

"Alyce, kamu tidak boleh menghina orang lain seperti itu, ya! sudahlah kita lanjutkan makan". Tutur nyonya Raline.

"Nurma, kamu bisa pesan makanan lain saja, jangan di makan lagi sashiminya". Kata Nyonya Raline.

"Tidak, Nyonya! Saya sudah kenyang".

Alyce yang melihat calon mertuanya perhatian dan sayang terhadap Nurma merasa cemburu.

Padahal Nurma hanya gadis bau kencur yang tak lebih cantik dari pada Alycia, batinnya.

***

Sebuah mobil merah terlihat memasuki sebuah rumah yang cukup besar.

Seorang wanita cantik berpakaian seksi keluar dari dalam mobil.

Ia membanting pintu mobil dengan sangat keras, hingga salah seorang pembantunya datang untuk melihat apa yang sedang terjadi di depan halaman rumah.

"Nona Alyce, ada apa?". Tanya pembantunya.

"Shut up!! don't talk to me!". Jawab Alyce dengan marah serta wajahnya menggambarkan ekspresi kekesalan. (Diam!! Jangan bicara ke aku!).

"Nona mau bibi buatkan minuman?". Tanya pembantunya yang tak mengerti perkataan Alycia tadi.

"Goo!! Pergi!!". Sentak Alyce pada pembantunya.

Dengan emosi yang meletup letup Alyce melempar sepatu yang ia pakai dan mengenai sebuah guci kesayangan ibundanya.

Mendengar suara pecahan beling yang lumayan keras, seorang wanita keluar dari arah kamar.

Ia terkejut melihat Alyce yang emosi dan merusak barang-barang perabotan rumahnya.

"Oh my God, what are you doing? You break my special goods". Kata ibundanya ketika melihat guci kesayangannya pecah serta hancur. (Ya Tuhan, apa yang kamu lakukan? Kamu merusak barang-barang kesayanganku).

"Dasar pembantu k*mpung*n, bisa-bisanya dia mempermalukan aku di depan Tante Raline dan Fawwaz". Ucap Alyce dengan emosi yang membara.

"Honey, calm down, please! tell me what happened?". Ucap ibunda Alyce untuk menenangkan putrinya. (Sayang, tenang dong! Katakan apa yang telah terjadi?).

Alyce pun menceritakan apa yang baru ia alami ketika bertemu dengan keluarga Fawwaz.

Mendengar perkataan sang putri, ibunda Alyce ikut emosi, pasalnya ia tak terima jika Fawwaz dan Nyonga Raline menegur putrinya hanya gara-gara pembantunya.

Namun, nyonya Debora meminta putrinya lebih tenang menghadapi situasi seperti ini.

Pasalnya, saat mendengarkan penjelasan dari Alyce, nyonya Debora menyimpulkan bahwa Fawwaz tak menyukai etika yang di miliki oleh Alyce.

Jadi, nyonya Debora ingin Alyce untuk bersikap lebih manis saat bertemu dengan keluarga Fawwaz, sang konglomerat yang terkenal se antero dunia itu.

"Never mind, Baby! You'll marry to richest CEO on the world, you should patient to get a pearl". Ucap nyonya Debora pada putri kandungnya itu. (Tidak masalah, Sayang! Kamu akan menikah dengan CEO paling kaya di dunia, kamu harus sabar untuk mendapatkan sebuah berlian).

"Your dad and your mom have good plans about this marriage!". Kata Nyonya Debora. (Ayah dan ibumu punya rencana yang bagus tentang pernikahan ini).

"What did you mean?". Kata Alyce pada ibundanya. (Apa maksudmu?).

Nyonya Debora hanya tersenyum melihat kebingungan anaknya.

Dia berkata jika ini belum waktunya untuk Alycia mengetahui rencana dari ayah dan ibundanya.

Nyonya Debora hanya mengingatkan putrinya agar selalu bersabar dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi.

"Mom, are you crazy? I can't stand like this, he should not insult me in front of his maid". Kata Alyce memprotes perkataan ibundanya. ( Ma, apa kamu gila? Aku nggak bisa gini, dia harusnya tidak menghinaku di depan pembantunya).

"Be patient! Everything gonna be alright". Tutur Nyonya Debora sekali lagi.

(Sabar dulu! Semuanya akan baik-baik saja".

"Aku harus membuat perhitungan untuk pembantu itu". Ucap Alyce.