"Terimakasih, Tuan." Ucap Airin dengan sopan.
"jangan panggil aku Tuan, kamu juga sama seperti putra Om, tolong jaga dia." Ucap Tuan Marcelo pada Airin.
"Baik Tuan, saya akan menjaga Tuan Aksara dengan semampu saya."
"Saya sering mendengar dari kepala sekolah, kamu sering jadi terget keisengan anak saya, Maafkan anak saya. Dan sekali lagi panggil saya Om, jangan Tuan.Ok?"
"Baik...Om."
"Masuk lah ke sekol
ahmu lagi."
"Baik Om." Airin lalu mencium tangan Marcelo lalu bergantian mencium tangan sang ayah yang merupakan sopir sekaligus kepala bodyguard Marcelo yang tak lain adalah ayah dari Aksara.
"Baik – baik ya Nak. Berhati – hatilah, mungkin saat kamu masuk kelas kamu akan mendapat kejutan." Bisik sang ayah.
"Iya ayah." Airin sudah paham apa yang di katakan ayahnya, mungkin Aksara akan salah paham dengan dirinya atau Aksara akan menganggap dirinya sebagai perempuan penggoda.
Airin berdiri di pinggir jalan menunggu sampai mobil yang dikemudikan oleh sang ayah berlalu dari hadapannya, kemudian perlahan Ia masuk kembali ke gerbang sekolah berjalan di koridor menuju ke ruang kelasnya karena jam istirahat telah berakhir.
Namun tiba – tiba...
Sreeetttt
Seseorang menarik tangannya masuk ke dalam ruang kosong di bawah tangga sekolah.
"Mau kemana Lo?" Tanya Aksara dengan tatapan yang tajam.
"Mau ke kelas." Jawab Airin santai.
"Maksud Lo apa deketin bokap gue? Lo mau duit?" Pertanyaan Aksara mengagetkan dirinya, namun Airin teringat perkataan sang ayah.
'Ini maksud ayah.'
"Bukan urusan kamu." Jawab Airin dengan menatap mata Aksara.
"Bukan urusan gue? Dia itu bokap gue? Baru tahu Lo?" Aksara berkata sengit.
"Tau."
"Lalu maksud Lo apa deketin bokap gue?"
"Siapa yang deketin bokap, kamu?"
"Itu tadi apa, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri."
"Aku ga bermaksud ketemu degan bokap kamu."
"Alah dasar perempuan murahan."
PLAK!
Tamparan keras mendarat mulus di pipi Aksara, lalu dengan cepat Airin pergi dari hadapan Aksara dengan hati yang bergemuruh kesal. Kalau saja Aksara bukanlah anak majikan ayahnya sudah pasti Aksara akan habis di tangannya.
"Aksa! Lo ga papa?" Tanya Aldo saat melihat Airin pergi begitu saja sedangkan Aksara memegang pipinya yang terasa kebas bahkan ujung bibirnya berdarah.
"Busyet! Tuh cewek kuat juga tangannya, Tuh bibir Lo ampe berdarah." Ucap Aldo, reflek Aksara lalu memegang ujung bibirnya yang terasa asin.
"Lo apain tuh cewek sampai dia gampar, LO?" Tanya Alfaro namun Akssara tak menjawab Ia hanya diam namun tatapannya tetap tertuju pada Airin meski gadisitu sudah tak terlihat dari pandangannya.
Sementara Airin langsung masuk ke dalam toilet lalu bersandar pada pintu toilet setelah Ia menguncinya dari dalam.
"Dasar cowok brengsek! Sembarangan aja ngatain aku cewek murahan." Gerutu Airin lalu membuka kran air dan membasuh wajahnya agar amarahnya sedikit menurun.
"Kalo saja kamu bukan anak Tuan Marcelo, habis kamu Aksara." Lagi – lagi Airin menggerutu.
Diluar Toilet, Amanda dan kawan – kawannya tersenyum penuh arti.
"Kita kunci saja dia dari luar." Ucap Amanda dengan tersenyum jahat.
"Setuju." Ucap Rachel dan Anastasya berbarengan.
"kalian tunggu sebentar disini." Ucap Rachel.
"Lo mau kemana?" Tanya Anastasya.
"Udah tunggu aja." Jawab Rachel.
Tak berapa lama Rachel kembali dengan selembar kertas bertuliskan"TOILET RUSAK"
Ketiganya tertawa bersama, lalu segera meninggalkan toilet tersebut, sedangkan Airin belum menyadari dengan kelakuan yang di lakukan oleh ketiga sahabat kelasnya itu.
"Kok pintunya ga bisa dibuka ya?" ucap Airin.
Sekali lagi Airin mengedor pintu toilet namun hasilnya nihil.
"Jangan – jangan ada yang ngunciin aku dari luar, duh gimana nih?" Airin mondar mandir memikirkan cara untuk bisa keluar darin toilet. Berteriak pun seolah tak ada guna, Airin menyadari Ia memilih toilet yang salah karena letak toilet yang jauh dari ruang kelas, dan biasanya hanya di gunakan untuk siswa yang sedang praktek di laboratorium saja.
"Fentilasinya kecil banget, ga mungkin muat di tubuh aku." Airin terus bergumam.
Airin bukan tipe anak yang dengan mudah akan menyerah begitu saja, dia bukan tipe gadis yang manja, sedari kecil sang ayah telah mendidiknya menjadi perempuan yang tangguh, ahli beladiri dan juga keahlian lainnya.
"Ponsel ga bawa, kalo diam aja apa ayah bisa menemukan aku? Atau aku coba teriak siapa tahu ada yang denger."
"Coba aku teriak!"
"Tolong! Tolong!" Airin terus berteriak walau Ia menyadari hal itu bisa saja akan menjadi hal yang sia – sia.
Aksara yang kebetulan diperintahkan oleh seorang guru untuk mengambil kunci laboratorium yang tertinggal sayup – sayup mendengar teriakan dari dalam toilet.
"Siapa yang teriak – teriak dari dalam toilet?" Gumam Aksara lalu Ia segera mendekati toilet dan melihat bahwa tertulis "TOILET RUSAK"
"Tolong!" sekali lagi suara Airin terdengar di telingga Aksara.
"Rupanya perempuan murahan itu, pasti Amanda Cs yang melakukan ini, sukurin Lo cewek kegatelan." Ucap Aksara lalu pergi meninggalkan toilet itu dengan tertawa puas.
"Thanks Amanda."
Aksara lalu mengetikkan sesuatu di dalam ponsel pintarnya.
'Gue kasih hadiah buat Lo.' Tulis Aksara.
Dilain tempat, Amanda yang sedang mengemasi buku – bukunya, terkaget saat melihat notif dari ponselnya bertuliskan sang pujaan hati, apa lagi saaat membuka ponsel tersebut. Hampir saja Amanda berteriak kalau saja Ia tak mengingat jika saat ini Ia sedang berada di dalam ruang kelas.
"kenapa Lo?" Tanya Anastasya.
"Lihat dong.." Ucap Amanda seraya memberikan ponselnya pada Anastasya.
"Wah... selamat ya girl, akhirnya cowok inceran Lo ngrespon juga." Ucap Anastasya sambil tersenyum lebar.
"Apaan sih.." Tanya Rachel penasaran.
"Ada yang mau di kasih hadiah sama calon pacar." Jawab Anastasya.
"Serius? Asik nih."
"Traktir kita – kita dong.." Lanjut Rachel.
"Oke, selepas ini kita ke cafe gue yang traktir." Balas Amanda penuh binar kebahagiaan.
Bel sekolah pun berbunyi, Amanda dan kedua temannya langsung menuju parkiran, dan disana telah menunggu Aksara dan kedua temannya.
"Hadiah Lo udah gue kirim ke rumah LO." Ucap Aksara lalu meninggalkan Amanda yang masih dalam mode terkejut begitu saja.
"Sampai besok, beb." Ucap Alfaro pada Anastasya yang tersenyum senang saat di panggil 'Beb' Oleh Alfaro.
"By Rachel.." Pamit Aldo namun seperti biasa Rachel tak merespon apa yang di katakan oleh Aldo padanya.
Rachel justru masuk ke dalam mobil lalu segera menyalakan mesinnya.
"Oey! Jadi ga kita ke cafe, begong aja kalian!" teriak Rachel kesal.
"Jadi dong..." Sahut Anastasya lalu emnarik tangan Amanda supaya cepat masuk ke dalam mobil.
Dilain tempat...
"Serius Lo kasih hadiah buat Amanda? Dalam rangka apa?" Tanya Aldo kepo.
"Mau tau aja Lo."
"Jangan bilang ini bersangkutan dengan Airin." Tebak Alfaro.
Aksara tersenyum kecil, lalu berujar "Tau aja Lo."
"Tuh kan..."
"Apa lagi yang di lakukan oleh Amanda Cs?" Tanya Aldo.
"Ada deh.."
"asal jangan bahayain nyawanya aja." Ucap Alfaro yang memang sangat paham dengan kelakuan Amanda Cs, walau salah satunya adalah pacarnya sendiri namun Alfaro tak menyukai tindakan yang berbau kriminal.