Chereads / Miss Gentleman / Chapter 4 - Apa yang Terjadi

Chapter 4 - Apa yang Terjadi

Pintu kamar mandi itu terbuka, terlihat seseorang melongoknya dari luar kamar mandi, berpakaian sama seperti yang ia kenakan. Nyi Ayu masih berada dalam tubuh lelaki itu, yang bernama Ali.

"Lu ngapain, Bang? Ngeringkuk di situ? Pagi-pagi teriak-teriak, berisik banget!" seorang laki-laki yang nampaknya sebaya denganya marah-marah padanya.

Tapi logat bicaranya terdengar aneh buatnya. Ali beranjak bangun, wajahnya terlihat ketakutan, tangan kiri menutupi bagian penting miliknya yang berada di tengah, dan tangan kanannya menutup dadanya. Ali keluar dan berdiri menempel pada dinding sebelah kamar mandi. Orang itu menatapnya dengan heran.

"Emakkkkk...Bapak...sini! Ada yang aneh sama bang Ali." teriak orang itu memanggil seseorang, orang yang di panggil tak lama datang.

"Ada apa sih, ikutan teriak-teriak lagi?"

Seorang wanita paruh baya, yang datang membawa sesuatu seperti gagang penggorengan dan memukul orang yang memanggil tadi, orang tadi mengusap kepalanya.

"Sakit Mak! Itu lihat, Bang Ali! Kaya orang gila." Ucap lelaki itu, menunjuk badan Ali yang masih terisi Nyi Ayu.

"Ada apa, Bang? Siapa yang gila?" tanya seorang gadis kecil, menerobos masuk di celah orang-orang itu.

"Mungkin Bang Ali jadi gila, abis kecelakaan kemarin kali." Ucap si gadis itu dengan logat bicara yang sama seperti orang tadi.

"Jangan sembarangan, Dek! Sini lu, Ali!" Ucap seorang lelaki yang lebih tua dari semuanya, sembari melambaikan tangan pada Ali.

Ali menunjuk dirinya, karena Nyi Ayu belum mengenali, tubuh siapa yang dimasukinya?

"Iya, lu. Siapa lagi!" teriaknya lagi, membuat Ali makin ketakutan.

"Emang aneh kelihatannya, Pak?" Ucap wanita paruh baya, nada suaranya seperti yang sedang berbisik.

"Alah, dia itu cuma pura-pura, biar kaga gua hajar. Semalam dia abis mabok, makanya kecelakaan." Tiba-tiba lelaki yang paling tua terlihat emosi.

Wajah dan tubuhnya lebih besar dari yang lain, gagang penggorengan yang dipegang wanita paruh baya itu, direbut olehnya dan diangkatnya, seperti posisi hendak menghajar.

"Sini kagak, lu!" teriaknya lagi.

Membuat Nyi Ayu yang berada di dalam tubuh Ali, semakin takut dan panik, matanya tiba-tiba melihat busur dan anak panah yang menggantung di dinding dan tak jauh dari tempat dia berdiri.

Dengan cepat, Ali melangkah dan bergerak ke samping, lalu mengambil busur dan anak panah itu. Gerakannya tampak piawai, karena sudah terbiasa dengan panah dan mengarahkan anak panahnya, ke arah orang-orang yang tidak ia kenali.

Keempat orang itu terkaget dan saling berkumpul, terlihat seperti terintimidasi oleh Ali.

"SIAPA KALIAN? KENAPA AKU ADA DI TUBUH ORANG INI?" tanya Ali dengan nada keras, membuat mereka ketakutan.

"JANGAN MACEM-MACEM, ALI!" teriak Lelaki itu lebih keras dari suara Ali.

Ali menarik busurnya, membuat semua yang ada di sana terkejut, dan berubah menjadi ketakutan. Tiba-tiba lelaki yang sebaya dengannya maju, "tenang aja, Mak! Bang Ali gak bisa makai panah, hahaha."

Ali menarik tali busurnya makin kuat, dan mengarahkan pada lelaki itu, lelaki itu merasa terintimidasi, lalu mundur dan berlindung dibalik wanita tua itu.

Kemudian menarik lagi, hingga membuat mereka makin bergidik ketakutan, itu hanya taktik dari Nyi Ayu, agar mereka makin ketakutan, tarikan berikutnya dilepaskannya.

Jleppp..

prang...

Anak panah itu mengenai sasaran, Ali melepaskan anak panah menembak pot bunga, yang ada di meja pinggir dinding tempat keempat orang itu berdiri.

"Aaaaaaa." Keempat orang itu berteriak bebarengan, terkejut mendengar pecahan pot bunga.

Ali, langsung memasang anak panah kedua, bersiap hendak menembak kembali, tetapi keempat orang itu berpencar. Ali berputar-putar, mencari target selanjutnya.

Bughhhhh...sebuah kayu menghantam kepala belakang Ali, kemudian Ali roboh tak sadarkan diri.

Saat Ali, membuka matanya, langsung terkejut melihat empat wajah, sedang menatapnya, "Wuaaa....."

Ternyata Nyi Ayu masih menjadi lelaki, masih berada dalam tubuh Ali, dan sekarang tubuhnya sedang terikat. Wanita paruh baya, membangunkan tubuh Ali, sekarang posisinya sudah duduk. Mereka ada di ruang tengah rumah itu, tubuh Ali duduk terikat di kursi panjang dan keempat orang tadi berdiri menghadap padanya.

Ali melihat sekeliling ruangan itu, nampak sangat berbeda, banyak benda yang terlihatnya aneh, dan terkejut melihat di belakang pas keempat orang itu berdiri, terlihat benda persegi panjang, pipih, datar menampilkan gambar bergerak.

"Apa itu?" teriaknya seperti ketakutan melihat benda pipih itu yang merupakan layar televisi yang menyala.

Mereka berempat melihat layar televisi, lalu wanita paruh baya mematikan televisi itu, Ali makin bingung. Tetapi terkejut karena menyadari ada empat pasang mata, masih memandang wajahnya mengawasi dirinya atau mengawasi tubuh orang ini? Ali benar-benar belum mengerti apa yang terjadi.

"Siapa namamu?" tanya seorang lelaki, yang umurnya sebaya dengan tubuhnya.

Ali menatapnya dan heran.

"Iya kamu, siapa namamu?" ulangnya lagi.

"Aku Nyi Raden Ayu Dewi Sartika, putri Paduka Raja Airlangga dari kerajaan Kencana Lor." Jawabannya sangat tegas.

Keempat orang itu tertawa terbahak-bahak, Ali semakin bingung.

"Jadi lu, putri raja? Ngapain, lu di sini?" tanya lelaki tua, Ali merasa pertanyaan mereka, seperti sedang menghina.

"Aku pun tidak tahu? Kenapa aku berada di sini dan berada di tubuh orang ini." Jelas Ali penuh amarah, ikatan ditubuhnya sudah terlepas.

Yah, Nyi Ayu sudah pernah belajar dari ayahandanya cara melepaskan diri dari ikatan yang mengikat tubuhnya, keempat orang itu terkejut dan menjadi ketakutan. Nyi Ayu yang dalam tubuh Ali, mengambil sebuah payung yang ada di pojok ruangan itu dan menodongkan kepada keempat orang tadi, yang berkumpul ketakutan.

"Sepertinya, kalian mengenal orang ini?" tanya Ali, menunjuk pada dirinya sendiri.

Tetapi tak ada yang menjawab, Ali bergerak dan menodongkan payungnya lebih dekat.

"Kita keluarga. Lu Ali, anak Emak dan Babeh, ini adek-adek lu, Aji dan Adel." Jelas wanita yang tua, sebari menunjuk satu persatu.

"Apa itu, Lu, Babeh?" tanyanya bingung

"Lu artinya Kamu, Babeh artinya Bapak." Jelas si gadis kecil ketakutan dan memeluk tubuh ibunya.

"Kalian pasti tahu, kenapa aku ada di tubuh orang ini?" tanyanya lagi, berharap mendapatkan penjelasan apa yang terjadi pada dirinya.

"Kami enggak tahu. Semalam lu, eh kamu, mabuk terus kecelakaan dan pas kamu bangun udah kaya gini." Jawab wanita yang tua, yang mengaku emaknya.

"Kalau begitu, si Ali kemana?" tanya lelaki tua, yang katanya bapak dari tubuh itu.

"Aku tidak tahu." Jawab Ali dengan suara lemas dan menurunkan todongannya.

Sepertinya keempat orang ini tidak bahaya, karena mereka keluarga dari tubuh yang Nyi Ayu masuki.

Ali termenung, memikirkan apa yang terjadi pada dirinya, apa ini hukuman Dewa untuknya? Karena dia teringat ucapan ibundanya, untuk berhati-hati dalam berkata-kata.

"Sekarang tanggal berapa?" tanyanya mengagetkan.

Keempat orang tadi yang hendak berpencar langsung terkaget, karena suara pertanyaan Ali, sangat mengejutkan.

"Sekarang 19 Desember 2021." Jawab si gadis kecil, nadanya masih ketakutan.

"2021 Masehi?" tanya Ali lagi.

Si gadis kecil terlihat menarik nafas, sepertinya kakaknya sudah tidak berbahaya, lalu si gadis kecil itu mengambil sebuah kalender yang tergantung di dinding dan menunjukan tahunnya.

"Aku hidup di tahun 1500 Masehi." Jawab Ali polos.