Hari itu adalah hari pertama pengenalan lingkungan sekolah. Sejak pagi grup chat mulai ramai dengan berbagai persiapan mereka. 6 Sense mulai berangkat masing-masing ke sekolah. Sere sedikit merasa gugup karna itu tandanya, Sere harus mulai beradaptasi lagi dengan lingkungan yang baru.
Sere sampai di sekolah barunya, terlihat Ara dan Mira yang sudah menunggu di dalam lingkungan sekolah. Selang beberapa saat kemudian, Arga dan Sean datang. Kini, lengkap sudah datang semua. Terdapat panggilan untuk berkumpul di lapangan bagi para siswa baru, mereka dengan kompak berkumpul di lapangan. 6 Sense, yang kini hanya berkumpul 5 orang, mendengarkan sambutan dan arahan-arahan dari pihak sekolah dan panitia Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang ditangguhkan kepada para pengurus OSIS.
Satu persatu pengurus OSIS yang menjadi panitia mulai diperkenalkan. Mira sudah banyak berbisik kepada Ara dan Sere ketika kaka OSIS laki-laki diperkenalkan. Tidak heran, mereka memang tampan, didukung dengan penampilan dan tinggi badan yang semampai. Puncaknya, ketika "Andreas Pratama" mulai dipanggil. Semua mata tertuju padanya. Andreas atau Andre, adalah Ketua OSIS.
"Waw" Ara terkesima
"Gilaaa… Cakep banget Ra!" Mira berbisik ke Ara
Dalam hati kecilnya, Sere juga mengakui kalau Andre memang ganteng banget, tapi Sere tidak mengungkapkanya.
Setelah pembukaan selesai, acara MPLS pun dimulai. Banyak kegiatan yang mereka lakukan pada hari itu, dan hari esok. Semua siswa baru mengikutinya dengan lancar. MPLS di sekolah mereka tidaklah kejam, melainkan dikemas menyenangkan dengan santai, namun padat. Jadi tujuan mengenalkan sekolah dapat tercapai.
Ketika istirahat, 6 Sense berkumpul. Mira terus membicarakan kaka OSIS ganteng yang mencuri perhatiannya.
"Ngga abis-abis ya daritadi itu terus yang diomongin" kata Arga
"Ih sumpah beneran badai banget tau ngga" Mira
"Au, gantengan juga gua!" Kata Sean
"Wah engga si, lu beda jauh lah pokonya" Mira tidak terima
"Kalo ada Devan, pasti dia ngga bakal nih ada yang lebih cakep dari dia" Kata Ara
"Bener tuh, gue rasa dia juga lagi pengenalan dapur nih hahaha" kata Arga
Tidak lama mereka berkumpul kembali untuk melakukan satu kegiatan terakhir, kemudian pengumuman dan pulang. Hari pertama MPLS tidaklah berat, semua siswa bisa mengikutinya dengan baik.
--------
Hari Kedua MPLS....
Hari kedua, seperti kemarin, semua siswa berkumpul untuk diberi pengarahan. Hari itu, mereka semua memakai nametag yang dibuat sendiri sesuai arahan kemarin.
Terdapat 2 orang pembawa acara dalam kegiatan ini. satu orang laki-laki dan satu orang perempuan, Yugo dan Amel. Mereka berdua sangat cocok menjadi pembawa acara. Hari itu kegiatan MPLS adalah games dan berkeliling sekolah.
Games hari itu adalah mengumpulkan tanda tangan sebanyak-banyaknya dari para guru di sekolah. Ketika dimulai, para peserta langsung berlari berhamburan mencari guru yang bisa mereka temui. Sere berjalan menyusuri lorong sekolah untuk games meminta tanda tangan kepada para guru yang ditemui di sekolah. Pada saat games tersebut berlangsung para siswa mencari dengan berpencar. Sere juga terpisah dari 4 sahabatnya. Mereka juga sempat terdorong-dorong ketika games baru dimulai tadi. Para panitia berkeliling mengawasi dan melihat para peserta yang sedang menyelesaikan misi hari itu.
Waktu sudah berjalan, namun Sere belum juga menemukan satu guru pun yang senggang. Sebetulnya Sere melihat beberapa guru, namun Karena tadi sangat ramai para peserta yang mengerumuni, jadi Sere memutuskan untuk mencari guru lain yang tidak sibuk.
"Kayanya emang guru-guru disuruh pada ngumpet kali ya" gumamnya
Sere terus berjalan sambil menengok ke sekelilingnya. Sampailah Sere dipertigaan lorong, ketika menoleh kearah Kiri, Sere melihat seorang guru perempuan yang tengah membawa buku sedang naik keatas tangga. Sere berlari menuju guru tersebut. Saking semangatnya, Sere sampai terpeleset yang membuatnya jatuh. Jarak dari Sere jatuh cukup jauh dari tangga, jadi Sere tidak sempat menujunya. Ibu guru itupun hilang dari pandangannya dan sudah menaiki tangga selanjutnya.
"Awwhhhh" Sere meringis kesakitan.
Ditengah Sere yang sedang merasakan sakit dikakinya, datanglah seseorang yang ternyata adalah Andre, Ketua OSIS yang menjadi idola itu.
"Kamu kenapa?" tanya Andre
"Nggapapa" jawab Sere sambil menahan sakitnya.
"Nggapapa gimana? Kamu keliatan sakit banget" Kata Andre
Sere terdiam berusaha menahan sakitnya.
"Kamu bisa berdiri ngga?" tanya Andre
"Bisa.. Bisa" kata Sere
"Aku bantu ya?" Kata Andre
"Ngga usah Ka, aku bisa ko" kata Sere
Andre berusaha membantunya, namun karena Sere menolak, jadi ia bersiap-siap menolong apabila Sere membutuhkan bantuannya. Ketika hendak bangun, Sere terduduk kembali dan menahan sakit di kakinya. Andre coba memeriksa pergelangan kaki Sere, ketika Andre menyentuhnya kakinya, Sere berusaha menahan sakit kakinya itu.
"Kayanya kaki kamu keseleo deh, kita ke UKS ya? Aku bantu?" kata Andre
"Aku bisa jalan sendiri ko Ka" Sere mulai keras kepala
"Gimana Coba? Kamu berdiri aja ngga bisa, apalagi jalan.."
Sere terdiam mendengarnya. Andre tidak lagi berbicara, ia langsung membantu Sere berdiri dan memapahnya berjalan. Sere berjalan pelan-pelan sambil sesekali menahan sakit kakinya.
Ketika Sere sedang berjalan bersama Andre, Sean dan Arga menuruni tangga yang sama dengan ibu guru yang dikejar Sere tadi. Arga dan Sean terhenti sejenak.
"Itu Sere bukan si?" kata Arga sedikit ragu.
"Eh Iya deh Kayanya.." kata Sean setelah menegaskan pandangannya.
"Wah Sere kenapa tuh, sampe di papah Ka Andre" kata Arga
Sean dengan cepat langsung berlari menuju Sere meninggalkan Arga.
"Sere!" Sean berteriak sambil berlari
Sere menghentikan langkahnya dan berbalik badan diikuti oleh Andre.
"Lu kenapa?" tanya Sean cemas
"Nggapapa ko" jawab Sere
"Udah deh, lu jatoh?" kata Sean
"Kepleset doang tadi, tapi nggapapa ko" jawab Sere
"Ya Ampun, ayo ke UKS" kata Sean
"Iya ini juga mau dibawa ke UKS ko" Andre menjawab.
Sean melihat Andre yang memegang pundak Sere, seketika Sean merasa kesal entah kenapa.
"Biar saya sama Arga aja ka yang bawa Sere ke UKS" kata Sean
"Okey, tapi emang kalian tau dimana UKS?" kata Andre
Sean terdiam sejenak.
"Kita bisa nanya ko ka!" Sean menjawab
"Atau gini Ka, kaka kasih tau aja UKS nya dimana" kata Arga memberi solusi
"Ehmm.. UKS ada dideket lapangan upacara, disamping tangga ya" Andre menjelaskan
"Oke Ka, Kita kesana ya Ka.. Makasih infonya" Arga mewakili.
"Oke sama-sama.. Kalo gitu saya duluan buat kasih tau panitia bagian medis ya"
"Iya Ka, makasih ya" Arga mewakili.
Andre langsung pergi meninggalkan mereka. Pandangan Sean tidak terlepas dari Andre setelah ia pergi.
"Udah yuk, kasian Sere" kata Arga sambil menepuk pundak Sean. Sean dan Arga memapah Sere sampai ke ruang UKS. Disana, Sere langsung diobati dan diperiksa, rupanya benar kalau kaki Sere keseleo. Petugas UKS langsung memanggil Bu Tati, seorang penjaga kantin yang paham dan mengerti cara mengurut. Suasana UKS menjadi tegang ketika Sere mulai diurut kakinya. Sere berusaha tidak berteriak dan menahan sakitnya hingga kakinya selesai diurut bu Tati.
Ara dan Mira langsung menghampiri Sere setelah diberitahu Arga melalui grup chat.
"Re, kok bisa gini si? Lu kenapa?" Tanya Ara panik
"Gue kepleset pas ngejar guru tadi, tapi gue nggapapa ko" Sere menenangkan teman-temannya.
"Nggapapa gimana, mata lu sampe merah tuh nahan nangis" kata Mira
Sere hanya tersenyum. Tidak lama kemudian, para peserta mendapat instruksi untuk berkumpul di aula sekolah. Mereka pun berkumpul sambil membantu Sere untuk menuju aula.
Setelah acara selesai, para peserta diperbolehkan pulang. Siang itu, Sere diantar teman-temannya pulang sampai ke rumah menaiki mobil Arga. Terlihat jelas bahwa teman-temannya sangat peduli dan khawatir kepada Sere. Sere pulang dan langsung beristirahat, begitupun dengan teman-temannya yang setelah mengantar Sere langsung pulang untuk membiarkan Sere bisa beristirahat dengan nyaman.