Rania senang sudah membuat pesta pernikahan Lifia hancur berantakan dia berharap itu membuat dia jadi kapok.
Harta tidak lagi penting buat Rania dirinya hanya fokus ke masa depan yang lebih baik saja. Meraih impian membangun bahtera rumah tangga dengan orang yang mencintai dan menerimanya apa adanya.
"Rafli maukah kamu menikah denganku?" tanya Rania membuat laki-laki itu melongo tidak percaya dengan apa yang dia dengarkan barusan.
"Kamu bicara apa tadi? Coba diulang Rania?" tanya Rafli pura-pura tidak mendengar ucapan dari Rania.
"Rafli mau kah mau menikah denganku!" Rania menjerit sambil tertawa.
"Kenapa kamu tiba-tiba mengajakku menikah kamu masih waraskan?" Rafli menyentuh kening Rania.
"Aku waraslah! Setelah aku berpikir panjang ternyata kamu adalah laki-laki yang terbaik dalam hidupku, kita sudah jadi sahabat sejak lama kamu juga sudah tahu segala kekuranganku," jelas Rania.
Rafli langsung memeluk tubuh mungil itu, dia mencium kedua pipi Rania seketika.
