Kemarahan Livia masih membara dalam dadanya,baginya jika belum bisa membuat perhitungan dengan Rania tidak akan tenang pikiran nya bahkan untuk makan pun dirinya tidak enak makan, sebagai suami Erland berusaha menasehati istrinya agar jangan terlalu memikirkan peristiwa yang lalu ,biar saja berlalu untuk apa diingat-ingat ujar Erlanda mencoba membuat istrinya tidak fokus ke Rania sedang kan dirinya selalu ditinggal kumpul dengan teman-teman Livia sibuk mencari cara agar Rania hancur dan tumbang,baru itu membuat Livia puas dan bahagia,lebih tepatnya Livia akan selalu tertawa diatas penderita Rania.
Bertemu teman preman...
Hari ini Livia sudah ada janji bertemu dengan rekan lamanya untuk membicarakan maksud dan tujuan nya dengan berbekal foto Rania dan Rafli Livia meninggalkan kan rumah dengan langkah cepat dirinya menyusuri jalanan yang tampak lengang dirinya tidak mau gegabah ads yang mengetahui Livia pergi,Livia tidak mau ceroboh.