Chereads / Kepergian Tak Akan Menghalangi Cinta / Chapter 9 - Ulang Tahun dan Pertunangan

Chapter 9 - Ulang Tahun dan Pertunangan

Bunyi bel istirahat berbunyi nyaring, semua murid berhamburan keluar dan menuju kantin. Sama seperti Aluna, Laura dan Dara. Mereka berjalan santai dengan obrolan ringan yang mengiringi setiap langkah mereka.

Beruntung tempat duduk masih tersisa.

"Giliran gue yang pesen. Mau pesen apa?" Tanya Dara yang masih berdiri.

"Gue pengen seblak yang pedes yah biasa, minumnya biasa." balas Aluna.

"Kalo gue siomay aja, pake kentang ya. Super pedes minumnya samain." Balas Laura juga.

Tanpa menjawab apapun, Dara langsung pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Eh Lun, besok ulang tahun lo gimana? Jadi tuh nggak di rayain?" Tanya Laura serius.

Memang Aluna sudah berencana tidak mengadakan pesta ulang tahun seperti di tahun-tahun sebelumnya.

"Jadi kok, besok malem jam 7. Tapi bukan di rumah gue." jawab Aluna tanpa melihat ke arah Laura, ia sibuk memainkan ponselnya.

"Terus dimana? Di kafe?" Tanya Laura lagi.

"Bukan, di Hotel temen bokap." Aluna sedikit melirik kearah Laura.

"Hah? Yang bener lo? Tumben-tumbenan. Biasanya di kafe kalo ngga di rumah lo." Mata Laura berhasil membulat sempurna, ia terkejut.

"Gue juga nggak tau. Dan yang lebih parahnya lagi, di rayainnya bareng si bisu." Ujar Aluna sambil meletakan ponselnya di meja.

"Hah si bisu itu?" Laura benar-benar terkejut, bahkan ia sedikit berteriak sangking terkejutnya.

"Ya nggak usah teriak juga kali! Ntar kedengeran gue yang malu!" Bisik Aluna.

"Iya maap, lagian lo beneran? Emang tanggalnya sama gitu?" Laura bingung, selama ini ia juga tidak tahu betul tentang kehidupan Alan. Yang ia tahu

Alan adalah cowok bisu yang terkenal di sekolahnya.

"Kata bokap gue si,nyokapnya si bisu itu temenan sama nyokap gue dari sekolah. Nah terus gue sama Alan lahirnya di tanggal dan rumah sakit yang sama." Jelas Aluna dengan suara pelannya. Ia tidak mau rahasia terbongkar.

"Hah serius lo?" Laura lagi-lagi berteriak. Memang ia memiliki suara yang menggelegar.

"Ngapain lo teriak-teriak. Di kejar maling ya?" Tanya Dara yang sudah datang membawa makanan dan minuman pesanan sahabatnya.

"Tau tuh gue bilang nggak usah teriak-teriak

ntar kedengeran tau." Ujar Aluna sinis.

"Lagi pada ngomongin apa sih?" Dara langsung meletakan pesanan sahabatnya itu di meja, kemudian ia duduk di samping Aluna.

"Ini nih Aluna mau ngerayain ulang tahun sama si bisu." Balas Laura sambil mengaduk makanan itu.

"Hah yang bener lo?" Dara Langsung menatap Aluna agar Aluna menjelaskan yang sebenarnya.

"Ah gue males harus jelasin 2 kali. Sama Laura aja tuh, gue mau ke toilet." Aluna beranjak dari tempat duduknya dan berjalan buru-buru menuju Toilet dekat kantin.

"Hai Ra!" Sapa Gibran tiba-tiba.

"Eh hai." Dara langsung membersihkan mulutnya dan menelan buru-buru makanan yang masih iya kunyah.

"Kalian duduk sini aja udah!" Gibran menarik tangan Rai agar ia duduk di sebelahnya.

"Ogah ntar gue jadi obat nyamuk." Rai kemudian menyapu seluruh penjuru kantin, nampaknya tidak ada bangku kosong lagi.

"Udahlah sini aja. Ngga bakal jadi obat nyamuk kan ada gue sama Alan." Lio bersuara dan langsung duduk di sebelah Gibran.

Kemudian mereka duduk dan menikmati makanan yang sudah di pesan. Aluna sudah selesai dan keluar dari toilet. Ia melangkahkan kakinya buru-buru karena ia sangat lapar. Setelah masuk,ia

langsung membulatkan matanya . Ia melihat tempat duduk itu di duduki oleh Alan, Gibran, Lio dan Rai. Lalu bagaimana Aluna akan menikmati makanan itu?

"Kok kalian kesini sih. Ini juga lo ngapain disini sih! Ini tempat duduk gue." Ujar Aluna judes pada Lio.

"Tadi pas gue kesini itu lo ngga ada jadi ini tempat duduk gue!" Lio seakan tidak peduli dengan Aluna, ia sibuk menyantap makanannya.

"Lo liat, ini makanan gue! Jadi ini tempat duduk gue, Yo!" Aluna kesal, perutnya sudah sangat lapar namun ia tidak bisa duduk.

Aluna langsung mengambil makanan dan minumannya. Ia berjalan menuju kelasnya, ia sangat kesal pada Lio.

Beruntung koridor terlihat sepi, jadi tidak ada yang melihat Aluna sedang mengoceh sendirian.

***

"Kayaknya ngga cocok deh kalo bunganya disini. Mending di situ tuh ntar kalo ada yang Dateng kan enak di liatnya." Perintah Aluna pada Petugas dekorasi untuk menyiapkan acara Ulang tahunnya.

Dekorasi dengan warna pink dan Tosca nampak sudah selesai. Berbagai bunga indah terpasang rapi di setiap sudut.

"Aluna, kamu sebaiknya pulang dulu terus siap-siap. Dianter sama Alan yah?" Ujar Maya sambil membawa beberapa makanan yang akan di hidangkan untuk nanti malam.

"Ngga! Aluna pulang sendiri aja." Tolaknya, ia tidak mau jika harus berdekatan dengan manusia bisu itu.

"Kamu pergi sama Alan atau Ayah sita mobil kamu!" Tegas Aditama.

Aluna menghela nafas panjang, mau tidak mau ia harus menuruti perintah Ayahnya.

"Yaudah iya." Ujar Aluna berat, ia sangat tidak menyukai Alan. Memang dari fisik terlihat sempurna, namun sikapnya yang membuat Aluna enggan untuk berdekatan dengan lelaki itu. Memang manusia tidak ada yang sempurna.

"Ya sudah kalian hati-hati. Sebelum jam 7 sudah di sini karena Ayah mengundang temen bisnis juga." Kemudian Aditama berlalu meninggalkan mereka yang masih berdiri mematung.

Dentuman musik DJ mengalahkan bunyi sunyi di dalam mobil berwarna putih bersih. Alan ataupun Aluna tidak membuka pembicaraan, mereka fokus

pada pikiran masing-masing.

Sampai akhirnya mobil itu berhenti di depan gerbang rumah megah Aluna. "Makasih." Kata Aluna singkat, ia langsung turun dari mobil Alan tanpa menunggu jawaban.

Setelah turun, mobil itu berlalu. Si pengemudi tidak sedikitpun berbicara atau sekedar mengucap kata ingin pulang. Memang benar, manusia bisu.

***

"Selamat Malam Para hadirin yang saya hormati. Terimakasih sudah datang dalam undangan ulang tahun anak saya yang kedua." Sambut Aditama dengan jas hitam dan kemeja putih di dalamnya, terlihat berwibawa.

"Di samping kanan saya ini gadis cantik Bernama Mezzaluna Maharani yang bertepatan hari ini sudah bertambah usia dan di samping kiri saya lelaki tampan putra dari Adam Fidelyo dan Ayudia Fidelyo yang bernama Arsalan Fidelyo telah bertambah usia menjadi 17 Tahun sama seperti anak saya, Aluna." Lanjutnya.

"Silahkan di nikmati hidangan yang sudah di siapkan, semoga dengan acara ulang tahun

ini anak saya dan anak Adam Fidelyo akan

menjadi manusia yang berguna bagi bangsa

dan Agama. Sekali lagi terimakasih yang sudah menyempatkan datang ke acara ini." Kata Aditama lanjut.

"Kemudian acara selanjutnya ialah tiup lilin, silahkan kepada yang bertugas untuk menyiapkan." ujar perempuan dewasa yang sebagai pembawa acara.

Acara tiup lilin dan pemotongan kue berjalan dengan lancar. Semua pengunjung di persilahkan untuk menikmati berbagai hidangan yang

disajikan.

"Happy sweet Seventeen Aluna." Pelukan Laura di sambut baik oleh Aluna. Laura dengan dress biru tua di atas lutut menambah kecantikan gadis itu.