Waktu perlahan berlalu, saat ini, kegelapan telah menyelimuti Kota Jakarta.
Riski mengemudikan mobil, dan dia harus menemui Risa, komisaris politik dari kantor polisi, yang baru saja banyak membantunya, jadi dia harus berterima kasih padanya.
"Seseorang mengikuti." Riski merasa tidak berdaya, dan melihat ke arah kaca spion. "Kali ini dia musuh atau teman? Siapa itu?"
Dia tidak peduli, tapi sesaat kemudian ia merasa terpojok dan harus segera turun tangan.
Sepuluh menit kemudian, di Rumah Tahanan, mobil Riski perlahan berhenti, dan kemudian dia dengan hati-hati mengamati orang yang mengikutinya di belakangnya.Pada saat yang sama, dia menelepon Risa dan menemukan bahwa ia belum pulang kerja.
"Riski!"
"Masuk ke dalam mobil." Riski membuka pintu.
"Apakah kamu sudah makan?"
"Apakah kamu tidak akan mengajakku makan?"