Benny menutup pintu kamar Emily dan berjalan menuruni tangga untuk kembali menuju dapur. Perasaannya sedikit melankolis setelah mengamati gambar-gambar dan disain yang dibuat oleh Emily. Sebagai seorang pelukis, Benny bisa menilai bahwa Emily memiliki bakat seni yang cukup tinggi. Tarikan garis pensilnya cukup tegas dan kuat. Disain yang dibuatnya lumayan detil, rumit dan kelihatan profesional. Mungkin orang awam tidak akan mengira bahwa rancangan-rancangan itu dibuat oleh seorang amatir, anak SMA yang bahkan belum genap berusia tujuh belas tahun.
Benny tidak bisa memungkiri, bahwa jika diasah dan diasuh dengan baik, kelak Emily pasti bisa menjadi seorang desainer yang sukses. Hati Benny sedikit disentak oleh penyesalan. Andai waktu itu dia tidak membuat ulah yang menyebabkan Tania mencoba bunuh diri, mungkin sekarang Emily sudah berada di Singapura untuk mengasah dan meningkatkan keahliannya di bidang disain.