"Maaf, kami tidak bermaksud menyembunyikan sesuatu dari mu. Kami juga tidak bermaksud untuk berbohong. Kalau selama ini kamu belum tahu apa yang telah terjadi, itu semata-mata karena kami ingin kamu fokus untuk kesembuhanmu," kata Pak Johan dengan lembut sambil menatap Ray yang tertunduk duduk di pinggir tempat tidur.
Enji duduk di sebelah Ray. Wajahnya juga terlihat serius menyimak perkataan ayahnya. Sesekali tangan Enji merangkul bahu Ray, untuk memberi dukungan pada temannya yang sedang mengalami kesulitan itu.
"Iya Pak, saya mengerti," jawab Ray pelan. "Tapi sekarang saya sudah sembuh. Saya berhak untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Sebelum Bapak menceritakan tentang kejadian itu, mungkin sebaiknya kamu dulu yang bercerita. Apa yang terjadi pada kamu dan Chris pada hari itu?" tanya Pak Johan.
Ray mengangkat kepalanya, dan menatap mata Pak Johan sekilas. Lalu remaja laki-laki itu memejamkan matanya, seolah sedang mengumpulkan ingatannya tentang peristiwa pada hari itu.