Semua yang berada di dalam ruangan itu terlonjak kaget ketika ponsel Emily berdering. Tangan Emily refleks meraih ponselnya yang saat itu tergeletak di meja.
"Siapa?" tanya Adella ingin tahu. "Apa itu Om Iqbal?"
Emily menggangguk. Wajah gadis itu terlihat pucat dan pias, seperti wajah orang yang sudah sakit. Enji buru-buru mengambil alih ponsel di tangan Emily dan memencet tombol hijau untuk menerima panggilan. "Halo?"
Riana dan Adella memperhatikan wajah Enji dengan serius, saat Anji menerima telepon dari Bripda Iqbal. Hanya Emily yang memalingkan muka, karena tidak berani untuk menebak ekspresi wajah Enji. Ketika akhirnya Enji menutup panggilan telepon itu, Emily tidak kuasa untuk menahan ketegangannya. Maka gadis itu pun melepaskan emosinya dengan menangis.
"Mil!" teriak Riana saat melihat Emily menungkukkan kepalanya di meja. " Lo kenapa?"