"Mana Chris?" tanya Maya ketika lelaki yang culiknya itu pulang pada malam harinya.
"Nantilah, aku capek," jawab lelaki itu sambil merebahkan tubuhnya di sofa. "Tolong buat dirimu berguna. bikinkan aku kopi panas."
Maya mendengus. "Aku bukan istrimu!" jawabnya sewot.
"Mau kujadikan istri?" tanya lelaki itu sambil menyeringai. Sebenarnya lelaki itu cukup tampan dan memiliki tubuh yang tegap. Sayangnya wajahnya terlihat kejam dan garang.
"Aku sudah menikah dengan Benny!" kata Maya garang.
"Ah, sebentar lagi juga suamimu itu bakal jadi mayat."
"Heh! Hati-hati kamu bicara! Kamu mau dipecat?"
"Siapa yang mau memecatku? si Benny suamimu yang nggak berguna itu? Mana berani dia kembali ke Alpan!" kata lelaki itu dengan tatapan meremehkan. "Kamu tahu nggak kalau si Benny itu lagi dikejar-kejar oleh dua pihak sekaligus? Satu pihak adalah kelompok mafia. Dan satu pihak lagi adalah polisi. Entah apa yang dia lakukan sehingga menjadi buronan kelas kakap seperti ini."