"Enji? Adella?!" Emily mengusap air matanya dan langsung berdiri. Matanya menatap kedua sosok yang berdiri di depan pintu seakan nyaris tidak percaya. "Kalian di sini? Kok bisa?"
Adella tertawa sambil merangkul Emily kuat-kuat. "Ya bisalah! Kenapa nggak bisa? Kamu nggak senang kami datang?"
Emily balas merangkul Adella dan memeluk sahabatnya itu erat-erat. Rasanya dadanya membengkak karena perasaan haru yang susah untuk diutarakan. Tadinya Emily merasa sangat kesepian dan gundah. Tapi dengan kedatangan kedua sahabatnya itu dia merasa semangatnya yang tadi sempat layu mulai bertunas kembali.
"Gue kira kalian sudah pulang kembali ke Alpan?" kata Emily sambil melonggarkan pelukannya. "Bukankah rombongan guru-guru dan teman-teman sudah pulang?"