Emily mengusap air matanya dengan punggung tangan. Entah mengapa dia merasa sangat terharu saat melihat wajah dokter Rio dan mendengar suaranya lagi. Jika bisa dia sangat ingin kembali ke masa lima tahun yang silam, masa dimana masalah terbesar hanyalah kekurangan kasih sayang seorang ayah. Jika saja waktu itu ayahnya tidak ketahuan berselingkuh, mungkin ibunya tidak perlu mengalami depresi sampai mencoba untuk bunuh diri segala. mungkin family tetap bisa melanjutkan sekolahnya di Singapura dan merintis karirnya sebagai seorang fashion designer. Mungkin dia tidak perlu datang ke Alpan. mungkin ibunya juga perlu dikirim ke rumah sakit jiwa. Mungkin dia tidak perlu bersama ayahnya yang seorang psikopat.
" Om ke mana saja?" tanya Emily dengan air mata berlinang. "Mengapa Om tinggalkan Mama?"