"Adel!" teriak Enji saat Adella muncul di belokan jalan menanjak menuju rumahnya. Wajah gadis itu tampak merah padam dan keringatnya bercucuran. Nafasnya ngos-ngosan karena kondisi jalan yang menanjak tajam.
Enji menyongsong gadis pujaannya itu.
"Capek?" tanya Enji sambil membarengi langkah Adella. " Sini tas lo, gue bawain."
Tangan Enji terulur untuk melepaskan ransel Adella dan menyandang ransel berwarna pink itu di punggungnya.
"Ya capeklah," jawab Adella sambil berhenti di pinggir jalan dan mengipas-ngilas wajahnya dengan selembar kertas. " Lo ngapain di sini?"
"Ya nungguin elo lah. Tadi nenek lo berpesan bahwa sepulang sekolah lo ikut ke rumah gue aja. Nenek ada di sana membantu mengurus Pak Ton."
"Tapi gue lapar! Tadi gue abis dimarahin Pak Darman sampai gua kelaparan gini, " kata Adella dengan wajah merajuk.
"Loh, dimarahin kenapa? Lo sudah cerita kan mengenai apa yang terjadi pada kita semalam?" tanya Enji penasaran.