Apalagi hal itu sudah dibuktikan dengan kuliahnya yang di luar negeri, setelah mendapatkan nilai terbaik dan memegang perusahaan milik kedua orang tuanya kalau pun mereka dulu pernah kuliah bersama di luar negeri, tapi Andi yang lebih tua dari arah rak lebih cepat lulus terlebih dahulu 2 tahun sebelum mereka jadi dia sudah mengurus perusahaan didalam pergi selama dua tahun sebelum mereka kembali.
Saat mereka kembali, baru beberapa bulan sudah membuat heboh dunia perusahaan dengan penolakan pertunangan yang sudah direncanakan oleh keluarganya. Hubungannya dengan Mika yang tiba-tiba saja muncul ke permukaan, membuat hubungan mereka semakin panas yang gencar di bicarakan, hal tersebut menandakan membuat Andi tidak mengerti dengan sahabatnya itu yang baru datang dari luar negeri, selalu membuat kehebohan yang benar-benar membuatnya tidak mengerti sama sekali tentang apa yang dipikirkan oleh anak itu.
"Dijemput Pak, Raka pasti sudah menunggu di luar," kata Mika yang hanya menebak saja.
Karena itu memang sudah merupakan jam pulangnya dan tanpa dia sadari ternyata tebakannya benar, maka yang memang sudah berada di luar pun menunggu Mika, yang begitu lama hingga membuatnya pun masuk ke dalam perusahaan untuk mencari Mika karena tidak kunjung keluar.
Baru saja menikah mengatakannya beberapa detik dan belum sempat Andi menjawab, perkataan dari mereka tersebut pun Raka tiba-tiba muncul dan datang untuk menjemput Mika, jelas Hal itu membuat tadi sangat kaget.
"Ternyata perkataanmu benar dia langsung muncul," kata Andi yang melihat Raka datang.
"Sedang apa kalian?" tanya Raka yang baru saja datang.
"Aku sedang bicara dengan karyawanku, kamu lihat memang sedang apa?" kata Andi yang memang tidak memiliki maksud apapun tapi Raka sepert tidak suka.
Andi yang lebih penasaran pada hubugan mereka, Mika yang dia kenal pendiam, cuek , dan acuh tidak di sangka bisa mengenal Raka temannya yang tengil satu itu yang mana, pulang dari laur negeri lansung membuat masalah. Membuat keributan sepertinya sudah kebiasaan untuknya.
Mengetahui jika Raka tidak suka dijodohkan dengan Sella membuat Andi beranggapan jika Raka menggunakan Mika sebagai taman agar ia tidak selalu terus di jodohkan dengan Sella.
"Aku kira kalaian sedang apa, sudah selesai apa belum, bisa tidak Mika pindah ke perusahaanku saja." Raka yang langsung minta izin pada Andi dari pada ia harus menjemput Mika dan sulit jika mau meminta bantuan Mika.
Raka yang tidak suka dengan Mika yang dekat dengan laki-laki lain, padahal sudah jelas Mika sendiri saja sulit untuk di dekati, kalau bukan teman satu SMA mungkin mereka uga tidak akan sedekat sekrang.
Jadi sikap berlebihan Raka yang membuat Mika tidak suka dengan pa ayang Raka lakukan terlalu mengatur dan tidak mau mengalah, tapi ika Mika sudah marah Raka pun tidak bisa melakukan apa-apa dan menurut pada Mika.
"Aku tidak masalah kalau dia mau pindah, bagaimana menurutmu, Mika?" tanya Andi yang sudah mengizinkan Mika untuk pindah sekarang tinggal Mika yang menentukan sendiri ia mau pindah apa tidak.
Mika sendiri juga bingung mau memilih apa dia sudah lama berkerja di sana, tapi kalau melihat kelakuan Raka yang seperti itu jelas embuat Mika juga merasa tidak enak, bisa adi dia setipa hari membuat keributan di perusahaan Andi.
"Terserah kalian saja." Mika tidak begitu perduli dengan perdebatan itu dan memilih merapikan meja kerjaanya untuk pulang, karean jelas ia sudah lelah.
Mika yang belum istirahat dan ingin segera pulang untuk istirahat jadi membuatnya agak lelah dan berusah untuk bisa mendengar pembicaraan Raka yang jelas membuat Mika tidak begitu suka. Dengannya yang begitu over protektif.
Padahal ia merupakan salah seorang yang terbilang cuku cuek hingga membuat Mika juga tidak senang membuat ia harus memilih pilihan yang tidak ia inginkan karena Raka, yang membuat hidupnya di luar kendali, tidak seperti bisanya dan hari-hari yang ia jalani.
"Baik, deal. Besok Mika kerja di perusahaanku," kata Raka yang langsung menjawab sebelum Mika menjawab.
"Kau ini, Mika saja belum menjawabnya, diam dulu," kata Andi yang tahu Mika pasti bimbang untuk memutusan apalagi dia yang sudah berkerja lama di sana membuat Mika pasti akan merasa keberatan.
"Aku ikut keputusan Raka," kata Mika tidak mau ambil pusing.
"Baiklah, besok aku buatkan surat pindah kerja untukmu," kata Andi dengan sedih dan akhirnya mengiyakan permintaan dari Raka.
Ada sedikit perasaan sedih karean Mika memiliki kinerja yang bagus dan Andi juga akan sangat kehilangan jika Mika tidak di perusahaannya.
"Kalau begitu, aku izin pulang dulu," kata Mika dengan sopan dan izin pulang bersama dengan Raka.
Merasa memang Raka sangat senang karean Mika mengiyakan permintaanya.
"Aku pulang dulu," kata raka pada ahirnya pulang bersama dengan Mika karean tujuanya datang ke perusahaan Andi untu menjemput Mika maka dengan senang hati Raka pun pulang bersamanya.
Untuk sekarang rencananya cukup mulus karean Mika tidak marah dengan keputusannya itu, mereka memang tidak pernah sependapat tapi kalau masalah berakting Mika ahlinya dala menutupi perasaan dan bisa mengikuti arus.
Mika segera masuk kedalam mobil dan memejamkan matanya karean lelah, Raka yang menyetir mobil dan mengantarkannya pulang ke apartemen. Sampai di apartemen Mika tentu saja bingung karena pulang ke apartemen milik Raka lagi.
"Kenapa membawaku ke sini lagi?" tanya Mika yang belum sempet pindahan.
"Menurut perjanjian memang kita harus tinggal bersama bukan," kata Raka yang membuat Mika pun tidak mengerti dengan semangatnya itu ingin tinggal bersama.
"Aku belum pindahan yang benar saja," kata Mika lagi tidak habis pikir dengan Raka.
Mika merasa kalau belum membawa pakaiannya untuk pindah dan masih berada di apartemennya hingga membuat Mika pun bingung dibuatnya. Yang mana Mika tidak memiliki baju ganti dan tidak mungkin menggunakan baju Raka terus yang mana tidak nyaman dengan memakai baju yang kebesaran.
"Tenang saja aku sudah membawa pakaianmu," kata Raka lagi membuat Mika tidak bisa berkata apapun dan membuatnya masuk ke apartemen untuk beristirahat.
Benar saja sebagian barang-barangnya sudah di pindah dan sudah di rapikan, Mika yakin pasti Raka menyuruh orang untuk memindahkan barang-barangnya. Makanan juga sudah siap di meja makan, bagai keluarga yang nyata membuat Mika seperti menemukan keluarga baru.
Perlakuan baik Raka kali ini membuat Mika tidak marah-marah terus walau ia merasa lelah dan ingin istirahat. Setelah mandi dan merapikan kamarnya untuk tinggal di sana.
Jelas kamar mereka terpisah dan membuat Mika lebih nyaman dari pada tinggal satu kamar dengan Raka.
"Cepatlah kemari, kita makan bersama," kata Raka yang sudah menyiapkan semua masakan yang ia masakan sendiri di meja makan mebuat Mika pun keluar untuk makan bersama yang mana makan, makanan yang di masak oleh Raka memang enak.
"Sebentar," kata Mika yang tidak lama keluar dari kamar dan mana bersam Raka.