"Aku kenapa seperti ini sih, aku kan hanya ingin mengubah adegan yang pernah terjadi. Agar aku bisa merubah takdir kematianku, juga ingin mencaritahu tentang kematian orang tuaku. Tapi kenapa aku malah bersikap seperti sekarang, kasar dan menjadi pemarah." Zeline menggerutu sendiri saat sudah tiba di kamarnya.
Mata Zeline tertuju ke sekeliling kamar, melihat betapa berantakannya kamar itu membuat Zeline semakin menyadari jika dia semakin kacau. Dia bahkan tidak bisa mengontrol emosinya, kalau bagaimana caranya dia bisa merubah apa yang sudah ditakdirkan.
"Seharusnya aku bisa lebih tenang dan bisa mengontrol diri, dengan begitu baru aku bisa berpikir jernih. Jika aku tidak bisa mengontrol diriku sendiri lalu bagaimana aku bisa mengontrol apa yang akan terjadi, beberapa adegan tidak bisa aku hindari. Itu artinya emosi sudah memancingku untuk melakukan hal yang di luar keinginanku," gumam Zeline lalu veranja untuk membereskan kamarnya.