"Ada apa lagi?"
Nakula cukup kesal dengan Damir. Tampaknya apa yang menjadi aba-aba darinya tidak cukup baik diterima oleh anak buah kesayangan Kakek Umbara. Terlebih Damir terlalu banyak ingin tahu hal detail, yang cukup membuat Nakula menyebalkan.
Seperti sia-sia saja rasanya untuk Nakula mempromosikan Damir.
["Maaf beribu maaf Tuan. Kakek mengharapkan kehadiran Tuan besok pagi."]
"Ya. Aku akan pulang besok. Kau tutup segera panggilan sialan ini. Aku ingin berdua saja dengan istriku."
Damir langsung menutup panggilan telepon. Jika tidak begini, tentu saja Nakula akan mengoceh panjang lebar untuknya. Itu sangat menyebalkan baginya tentu saja.
"Jika seperti ini akan terasa tenang."
Nakula sudah mematikan ponselnya. Meletakan di atas meja dan kembali pada Jane yang saat ini tengah menatapnya.
Pandangan mata Jane begitu mendamba. Seolah memang rindu kepada Nakula yang sangat dicintainya saat ini.