Dua hari setelahnya, Auristella benar-benar datang ke kediaman sang Paman. Dia menggandeng lengan Xavier yang berotot, hanya hitungan jam saja lelaki tersebut sudah belajar banyak hal, dia mampu menjadi pendamping lelaki yang hebat.
Apalagi saat ini, Xavier sudah berdandan dengan baik. Lelaki itu tampak semakin tampan, Stella berpikir sedang melihat lelaki lain, karena sangking berbedanya. Sekarang dia merasa beruntung karena Xavier benar-benar pantas menjadi pendamping saat ini.
"Xavier, dengar.. saat ada yang bertanya kau siapa. Katakan saja kau manusia yang mencintaiku dan rela berkorban apapun untuk diriku." Ujar Stella, sebelum mereka benar-benar masuk ke ruangan pertemuan keluarga.
"Baik, Istriku."
Dua pelayan datang menyambut, mereka membuka pintu untuk Auristella dan Xavier. Di dalam ruangan keluarga itu, semua anggota Pack sudah berkumpul. Mansion sang paman memang menjadi tempat berkumpul semua anggota Pack Cavendish.
Stella memang tidak mau repot-repot mengurus hal tersebut, walaupun dia saat ini adalah sang Alpha. Tapi sebagian besar urusan internal Pack diurus sang paman.
"Selamat datang, keponakanku yang manis. Wah!! Kau datang bersama siapa? Koleksi pria yang mana lagi ini? Apakah dia hebat diatas ranjang?" Itu adalah suara sang Bibi, wanita tua yang sangat licik dan pandai sekali bersilat lidah seperti ular berbisa.
"Bibi Iren, senang bertemu denganmu lagi. Ini suamiku, aku mencintainya jadi aku membawanya kemari." Kata Stella sambil tersenyum manis.
"Cinta? Kau yakin sayang? Kau yakin menaruh cinta pada seorang lelaki? Kenapa kami tidak tahu apapun?" Sekarang giliran sang Paman yang sudah bertanya dengan nada tak terima.
"Astaga, paman dan bibi terlalu banyak menghabiskan waktu memata-matai diriku. Tapi aku memang merahasiakan ini dari semua orang, aku sengaja datang sekarang dan langsung memperkenalkan dia." Stella mengecup pundak Xavier, memberitahu pada lelaki itu untuk berbicara sedikit.
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Aku Xavier Cavendish, aku suami dari keponakan kalian." Ujar Xavier dengan suaranya yang pelan namun terkesan angkuh.
"Tunggu! Apa-apaan ini? Paman? Kau bilang Auristella akan menikah dengan diriku." Sebuah suara lelaki datang dari balik pintu lainnya.
"Adolf, senang melihatmu. Siapa yang bilang aku akan menikah dengan dirimu? Astaga, aku tidak suka lelaki dengan penis kecil sepertimu. Aku suka yang besar dan kuat." Kata Auristella yang sudah mengejek.
"Apa-apaan kau ini!? Kau pernah mengerang nikmat di bawah selangkanganku." Adolf berkata dengan nada tidak terima, semua orang yang ada disana sudah berbisik-bisik.
Tapi Stella hanya tetap tersenyum, dia merasa memang sang Paman membawanya kemari untuk menjebak Stella dengan pernikahan paksa.
"Aku tidak pernah mengerang, kau saja yang berlebihan. Ada juga kau yang meminta sex lagi dan lagi karena kehebatan diriku diatas ranjang." Stella berkata dengan nada mencemooh, dia tersenyum licik ketika menatap Adolf.
"Stella, kau yakin dia suamimu? Paman sudah berusaha menjodohkan kau dan Adolf. Dia lelaki yang pantas untuk menjadi pasanganmu, dia yang akan memberikanmu keturunan. Keturunan agar keluarga Cavendish bisa selalu terhormat."
"Keluarga? Keluarga bagiku hanya ayah dan ibuku saja. Kalian hanya anggota Pack ini, tidak lebih dan tidak kurang."
"Stella!! Jaga ucapanmu! Selama ini kau bisa berdiri tegak karena kami! Jangan lupa kontribusi kami dalam menjalankan Pack dan bangsa Werewolf. Aku tahu kau yang memimpin, tapi kami yang menjadi roda untuk membuatmu sampai ke titik tertinggi begini!" Sang Bibi berkata dengan nada tidak terima, dia menatap Stella dengan pandangan mata tegas sekali.
"Aku memilih siapa yang akan jadi suamiku, karena kita sudah disini. Aku akan melakukan sumpah Pernikahan atas nama Dewi bulan. Agar kalian tahu bahwa aku benar-benar telah memilih seorang pasangan." Stella berkata lagi.
"Apakah dia Matte yang ditakdirkan?" Tanya sang Paman.
"Paman Agnor, dia hanya manusia biasa. Lagipula aku tidak percaya tentang Mate yang ditakdirkan. Dewi bulan tidak bisa mengatur diriku tentang siapa yang akan aku cintai, sebab apapun yang dia lakukan. Pada akhirnya malah membuatku sakit hati! Sekarang, untuk terakhir kalinya aku meminta Restu Dewi bulan, aku berbuat seperti ini juga demi Pack Cavendish. Demi keturunan yang akan aku lahirkan, selebihnya aku tidak peduli."
"Auristella, kau benar-benar sudah gila!" Bibi Iren berkata lagi, dia bahkan sudah terlihat Frustasi dengan apa yang terjadi sekarang.
"Aku memang sudah gila sejak 200 tahun yang lalu."
"Tuan, Nyonya.. bisakah kalian menikahkan kami? Aku mau meminta restu pada Dewi Bulan kalian. Karena aku mau anak kami nanti, menjadi anak resmi Pack ini dan kaum Kalian." Ucapan Xavier yang tiba-tiba membuat Stella sedikit bingung, sebenarnya Stella belum mengatakan apapun tentang Kaum Werewolf. Stella juga tidak memberitahu Xavier bahwa dia akan menikah dengan kaum Werewolf. Tapi kenapa lelaki ini terlihat biasa saja? Kenapa dia sangat santai ketika mengucapkan hal itu?
Stella merasa tak nyaman, apalagi melihat tatapan mata Xavier yang tampak berbeda. Tapi apa yang bisa Stella lakukan? Dia hanya bisa diam, karena memang saat ini meresmikan pernikahan adalah hal yang penting.
"Aku akan membuatmu menyesal, Stella!" Adolf berjalan pergi dari ruangan tersebut, dia merasa tidak terima dengan kenyataan saat ini.
"Paman, Bibi.. bisakah kalian melakukan tugas yang memang harus kalian lakukan?" Tanya Stella dengan senyum licik.
"Aku tidak akan menerima lelaki ini menjadi bagian keluarga kita!" Kata Paman Agnor.
"Kalau begitu, aku akan mengambil semua harta kalian. Harta itu hanya atas namaku, jika aku ambil. Kalian akan jatuh miskin, jadi?" Ancaman Stella sudah keluar dari mulutnya.
"Auristella! Apakah kau sadar siapa kami dan apa yang kau katakan? Jangan mengancam!" Bibi Iren terlihat benar-benar muak.
"Pilihan di tangan kalian, aku hanya memberikan beberapa saran." Stella tersenyum lagi, dia membawa Xavier untuk duduk di sofa. Karena merasa haus, wanita itu mulai menuang wine yang belum sempat dibuka dalam acara kali ini.