"Katakan padaku, apa yang sebenarnya kau inginkan dariku, Xavier? Kenapa kau mengambil semua hal milikku? Apa penyebabnya? Apa yang telah aku lakukan? Aku bahkan tak pernah menyakiti siapapun!" Aku bertanya padanya, saat kami sudah sampai di dalam ruanganku.
Ya, sebelumnya ini ruangan khusus untukku. Tapi Xavier sudah mendapatkan ruangan ini sekarang.
"Kau yakin tak pernah menyakiti siapapun?" Xavier bertanya dengan nada mencemooh, dia masih sibuk mengurus beberapa berkas. Aku tak yakin bahwa dia bisa bekerja.
Atau aku yang terlalu meremehkan dia?
"Ya, aku yakin!"
"Kau selalu membunuh masa lalumu, bukan begitu. Nona Auristella?" Pertanyaan Xavier benar-benar mampu membuatku kesal.
"Dia pantas mati." Ucapku dengan nada pelan.
"Itu tandanya kau menyakitinya, apa salahnya?"
"Kau tak perlu tahu!"
Mendengar apa yang dia katakan membuatku kesal, kenapa dia jadi ingin tahu?
"Aku sudah tahu semua masa lalu itu, apakah kau sadar siapa aku?" Tanyanya padaku, dia sudah tersenyum sinis ke arahku.
"Aku tak perlu sadar siapa dirimu, kau hanya lelaki sialan yang sengaja menjebak diriku. Bukan begitu, Xavier?"
"Bagaimana jika aku bilang, aku adalah masa lalumu?" Xavier bangun dari tempat duduknya, dia melangkah perlahan ke arahku dan menyentuh beberapa helai rambutku.
"Jangan sentuh aku! Apakah kau tuli!" Ucapku dengan suara pelan, Xavier langsung tertawa dan dia malah memegang kedua tanganku dengan cukup kencang.
"Sayangku, istriku, aku suamimu. Wajar jika aku menyentuh dirimu, bukankah kau sejak awal suka padaku? Kau bahkan menikahi aku dengan sangat mudah." Ujar Xavier dengan sikapnya yang semakin terasa aneh, bahkan tatapan matanya sudah berubah.
Aku mencium aroma aneh saat dia mendekatkan dirinya ke hidungku. "Kau tahu aroma ini sayangku?" Tanya Xavier lagi.
"Kau?" Aku mencoba untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi, merasakan aroma yang cukup familiar.
"Ya sayangku? Kau tahu siapa aku?"
"Kau? Werewolf? Bagaimana bisa? Aku tak merasakan itu selama ini?" Aku cukup terkejut saat mengetahui bahwa dia adalah seorang werewolf.
"Dunia sudah semakin canggih sayangku, bahkan ada banyak hal yang tak kau ketahui. Walaupun kau hidup sudah cukup lama, tapi kau tetap tak mengetahui apapun. Bukan begitu?" Xavier benar-benar meremehkan aku sepertinya, mengingat selama ini aku terlalu menganggap enteng apapun yang terjadi.
Salahku, karena selama ini hanya percaya pada Bella saja. Hingga aku tak mengetahui apapun. Sialan! Aku menyesal karena terlalu santai dalam hidup ini.
"Kau berpikir aku tak tahu apapun di dunia ini? Kau pikir, kau yang paling pintar? Ckckck, Xavier. Kau tak tahu siapa aku, jadi jangan mencoba untuk mencari tahu." Aku mendorong tubuhnya agar menjauh, mencoba untuk tak terpengaruh pada keadaan yang membuatku jadi tak berdaya.
Aku tidak suka dengan sikapnya, dia bertindak semena-mena selama ini. Aku masih bisa sabar dalam beberapa keadaan, tapi jika dia terus bertindak berlebihan, maka aku akan membuatnya menyesal telah mengenal diriku.
Dia, tidak lebih dari sampah yang memungut sisa makanan dariku.
"Kau tidak bisa melakukan apapun, Stella. Menyerah saja, akhiri semua keadaan yang menyebalkan ini. Aku tak mau menyakiti dirimu, jadi berhentilah bersikap angkuh!"
"Aku? Angkuh? Kau yakin? Bukankah kau yang terlalu berlebihan? Kau datang sebagai pengacau! Mengambil semuanya dariku, bertindak menjadi suami. Suami? Sialan, aku jijik mengucapkan kata-kata seperti itu! Jadi katakan padaku, Xavier. Kenapa kau melakukan hal ini? Kau yang menginginkan semua hartaku karena ingin menyakiti aku, atau kau hanya menjadi kambing hitam keluargaku? Agar mereka bebas mendapatkan semua hal, jadi siapa kau?"
"Aku menjadi kambing hitam, keluargamu? Ckckck.. jangan salah sangka, Stella. Aku tak sebodoh itu, mereka yang jadi kambing hitam dan mungkin aku rela menukar mereka untuk dijadikan makanan penutup. Bagaimana menurutmu? Kau membenci keluargamu kan? Aku bisa menyingkirkan mereka dengan mudah." Xavier berjalan ke arah lemari pendingin, dia mengambil minuman bersoda dan meminumnya dengan cepat.
Dia sebenarnya sedang apa sih? Kenapa bertindak seperti lelaki sialan, berkata seolah-olah dia pemimpinnya. Tapi kenapa aku merasa ada yang tak beres dari semua tingkah lakunya.
Dia berkata bisa menghancurkan keluargaku? Siapa Xavier ini? Kenapa dia bisa ada disini dan menginginkan hartaku?
Tapi dilihat dari beberapa pekerjaan yang dia lakukan, aku merasa dia bukan orang biasa. Bukan lelaki yang hanya ingin hartaku, dia menginginkan hal lain, hal yang lebih besar.
Tapi apa?
"Xavier, setelah kau mendapatkan semua hartaku. Apalagi yang ingin kau lakukan?" Aku bertanya dengan nada pelan, mungkin saat ini bersikap normal dan seolah-olah aku bisa menurut, akan jadi hal yang baik kan? Ya, semoga saja.
"Banyak hal yang ingin aku lakukan." Ujarnya.
"Salah satunya?"
"Salah satunya? Mungkin aku Ingin makan malam romantis dengan istriku, bagaimana menurutmu?"
Dia itu sebenarnya waras atau tidak sih? Kenapa kata-katanya selalu di luar ekspektasi?
Aku bisa sakit kepala jika mengobrol lebih lama dengannya, sepertinya untuk saat ini biarlah dia melakukan hal-hal bodoh itu. Aku akan mencari tahu tentangnya dengan cara lain.
"Bermimpi saja, aku tak punya banyak waktu untuk hal seperti itu. Aku akan pergi dan mencoba untuk melupakan semua ini sementara waktu, tapi jangan harap aku akan diam saja." Untuk saat ini aku memilih pergi, melangkah menjauh dari orang sepertinya bisa membuatku tenang untuk beberapa saat.