Suara bel berdering menandakan waktu pulang tiba, jam 04.00 sore adalah waktu pulang sekolah untuk Jay dan juga teman-temannya, seperti yang telah dia janjikan Jay kini tidak langsung pergi ke rumahnya akan tetapi pergi ke arah lapangan di mana dirinya sudah membuat janji dengan Feby, untuk pergi ke rumahnya dan mengajarkan bahasa Inggris
" Ayo Jay balik" kata Ferdi mengajak Jay jalan menuju ke arah luar gang sekolah mereka
" lu duluan aja fer, gua mau beliin bakso buat Ade gua dulu " kata Jay membuat alasan
Karena letak tukang bakso berada di dekat lapangan jadi jay membuat alasan untuk pergi ke arah lapangan agar tidak dicurigai oleh teman-temannya, sebab jika jay harus berkata bahwa dirinya akan pergi ke rumah Feby, dengan mulut ketiga temannya tersebut dipastikan satu kelas kemudian besok sudah akan mengetahui berita tersebut.
Sehingga dalam hal ini Jay memilih untuk tidak berterus terang kepada temannya, di sisi lain juga dirinya tidak ingin mengambil pusing dengan gosip yang akan diciptakan ketika hal tersebut diketahui oleh teman-temannya
Berjalan sejenak menuju ke arah lapangan, Jay yang tiba beberapa saat kemudian tidak melihat sosok Feby, hal ini tentu saja membuat Jay sedikit kesal karena Feby jelas terlambat, mencari tempat yang menurut dirinya tidak terlalu mencolok pada akhirnya Jay menunggu di bawah pohon rambutan
Sampai 10 menit kemudian, dari arah sekolahnya berasal sosok cantik Feby pun tiba, masih menggunakan rok dan juga seragam sekolah dengan rambutnya yang tergerai lurus dan kulitnya yang putih, Feby bisa dikatakan sangatlah menarik, jika hal ini terjadi di tahun 2020 ke atas para otakku pasti akan berteriak ketika melihat sosok Feby tersebut.
" Lama lu Feby" kata Jay kesal sudah menunggu hampir 15 menit
" Yaelah nunggu bentar aja ngeluh lu Jay, tau sendiri kan cewe pasti lama kalo dandan" kata Feby
Mendengar hal tersebut Jay merasa sangat aneh karena dia tidak mengira bahwa Feby akan berdandan terlebih dahulu sebelum menemui dirinya, " dandan? Ga salah lu" tanya Jay langsung ketika mendengar alasan Feby
" Iya gua dandan dulu biar lu....upssss" feby seketika menutup mulutnya seraya menyadari sesuatu
Dan Jay yang melihat reaksi dari Feby menjadi senang, sambil berkata " heheh...kalo alasannya itu gua bisa terima" Jay tersenyum ambigu
" Siapa....yang dandan....ahhh...udah ga usha dibahas, ayo buru kerumah gua" kata Feby menyela Jay seraya memimpin jalan, disisi lain Feby yang berjalan didepan Jay memiliki wajah yang sangat merah, dia merasa aneh dan juga bingung kenapa dia berperilaku seperti itu, sedangkan Jay yang mengikutinya berjalan dibelakang tersenyum penuh arti
Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Feby keduanya tidak berbicara, di sisi lain Jay dengan jelas juga tidak merasa ada sesuatu yang salah, dikarenakan jika dirinya bertanya ataupun mengajak Feby berbicara jelas hal tersebut hanya akan membuat Feby menjadi semakin malu, sehingga dalam hal ini diam adalah keputusan yang paling bijak
Bersama hal tersebut Jay tidak mengira Feby, akan mengajak dirinya berjalan menuju ke rumahnya, awalnya Dia mengira Feby akan memilih gang berbeda dari gang tempat sekolahnya berada untuk kemudian naik angkot dan pergi menuju ke rumahnya, namun dugaannya tersebut menjadi terbukti salah dikarenakan jay mengenal jalan ini, menyadari bahwa meski mereka menuju ke arah gang mandor namun Medan yang mereka lalui bisa dikatakan sangatlah aneh
Di awal dirinya dan Feby melewati banyak pemukiman warga hingga kemudian setelah melewati pemukiman warga tersebut Feby mengajak dirinya melewati makam, dan di sini makam yang mereka lewati adalah makam dari etnis Tionghoa yang tentu saja jay melihat hal tersebut menjadi terkejut
Namun meski demikian Jay menahan rasa ingin tahunya dan tetap dalam dia mengikuti Feby, hingga pada akhirnya dirinya kemudian melewati lagi pemukiman warga dan sampai hampir setengah jam kemudian dirinya pun tiba di sebuah gang yang cukup besar di mana mobil bisa melewati gang tersebut
Masuk jauh lebih ke dalam gang tersebut, kemudian Feby berhenti di sebuah rumah berpagar putih, melihat rumah yang ada di depannya bisa dikatakan untuk ukuran pada masa tersebut rumah Feby terbilang sangatlah baik, " ayo masuk" kata Feby mengajak Jay
Masuk melewati pagar rumah, kemudian Feby pun memimpin jay untuk masuk ke dalam halaman rumahnya, di mana kemudian pemandangan yang bisa disaksikan Jay adalah taman kecil di sebelah kanan yang terlihat rapi dengan kolam ikan yang juga ada di pojok dari taman tersebut
Di sisi lain ada pohon kamboja yang terlihat sedang berbunga di halaman tersebut, belum lagi kemudian ada sebuah garasi di sebelah kiri dari halaman untuk menampung mobil hanya saja saat ini tidak terlihat mobil di dalam garasi tersebut, mengeluarkan kunci yang ada dalam tasnya kemudian Feby pun mengajak cewek untuk masuk ke dalam rumahnya
" Ok, selamat datang dirumah gua Jay...duduk dulu, biar gua naro tas trus ambilik lu minum" kata Feby mempersilakan Jay duduk diruang tamu
Melihat dekorasi yang ada Jay kemudian dengan pasti, menyadari bahwa Feby tergolong keluarga yang cukup berada meski tidak bisa dibilang sangatlah kaya namun dari apa yang dia lihat saat ini keluarga Feby tidaklah kekurangan uang, duduk di sofa yang ada di ruang tamu tersebut
Kemudian tak berselang lama Jay melihat Feby yang masih menggunakan seragam tetapi kini menggunakan sendal jepit, menguncir rambutnya dan bertanya kepada Jay, " mau minum apa lu?' tanya Feby kepada Jay
" Adannya apa?" Tanya Jay lagi
Feby yang menerima tanggapan Jay, mendengus sambil berkata " ada jus, kopi, teh, sama air" balas Feby, tapi saat Jay akan berbicara kemudian Feby kembali berkata," tapi gua males bikin kopi sama teh, dan buat jus, jusnya abis jadi cuma ada air putih dingin", balas Feby tersenyum
Dan Jay yang mendengar hal tersebut, satu sisi sangat kesal dengan jawaban dari Feby, karena menurutnya kalau tidak ingin menawarkan minuman setidaknya dia tidak perlu terlalu pelit seperti itu, " iyaudah air putih dinginnnnnn" balas Jay dengan kesal
" Bagus, lu tunggu sebentar gua ambilin heheh" Feby tertawa senang
Meski Jay kesal, namun saat melihat senyum senang Feby untuk beberapa alasan Jay merasa tidak keberatan dengan sikap Feby, menghilangkan perasaan itu, kemudian Jay mulai membuka sepatunya juga dan menaruh tasnya, menaikan kakinya diatas sofa, seraya duduk layaknya bos.
Dan Feby yang kembali dengan minuman dingin dan beberapa cemilan, melihat postur santai Jay menjadi kaget dan berkata " Yaman yahh...kayak dirumah sendiri" berkata Feby
" Yoi....kapan lagi kayak gini, belum lagi dituangin minum sama lu" balas Jay kembali sambil terlihat puas
Mendengus kesal Feby memaafkan perilaku Jay tersebut.